Saturday 8 January 2011
EKONOMI PEMBANGUNAN
*Oleh Muhammad Fajrin Mustafa
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
pendudukdan disertaidengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu
negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikankapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikanpendapatan nasional.
Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomiapabila
terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhanekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.Perbedaan antara keduanya
adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannyalebih bersifat kuantitatif, yaitu
adanya kenaikan dalam standar pendapatan dantingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebihbersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapatperubahan-perubahan dalam struktur
produksi dan alokasi input pada berbagaisektor perekonomian seperti dalam
lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Tulisan ini bersumber dari tulisan
Subandi (2011), dengan judul buku Ekonomi Pembangunan yang diterbitkan oleh
Alfabeta Jakarta. Tujuan penulisan adalah untuk mefasilitasi mahasiswa terhjadap memahami
situasi ekonomi yang sekarang menjadi topik hangat dan dilema luar biasa bagi
seluruh dunia. Paling tidak mahasiswa dapat menjadikan bacaan yang
berhubungandengan rencana pembangunan di negara kita. Diharapkan pula tulisan ini dapat menjadi
acuan belajar dalam mempelajari permasalahan ekonomi.
BAB II
INTISARI BUKU
Pembangunan ekonomi adalah suatu
proses kenaikan pendapatan total danpendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan pendudukdan disertaidengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara. Dalam buku ini dibahas tentang pentingnya
mempelajari Ekonomi Pembangunan yang diikuti dengan pemahaman berkaitan dengan
pengertian, makna, dan hakikat pembangunan sehingga dapa dipahami paradigm
pembangunan ekonomi.
Buku ini juga menuntun pembaca untuk
mengetahui indikator keberhasilan pembangunan. Untuk memperdalam pemahaman
pembaca tentang pertumbuhan dan pembangaunan maka dibahaslah teori pertumbuhan
dan pembanguan ekonomi. Berbagai masalah dalam ekonomi pembanguan juga dibahas
dalam buku ini yaitu distribusi pendapatan dan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan pembangunan, kependudukan dan tenaga kerja.
Setelah mengetahuan konsep-konsep
yang ada dalam ekonomi pembangunan maka pembaca diajak untuk melihat
pembangunan ekonomi Indonesia, pembanguna ekonomi daerah yang dilihat dari
sector pertanian, pembangunan industry.
Pembangunan ekonomi juga dapat
dilihat dari pembangunan ekonomi kawasan ASEAN, utangluar negeri dan pembiayaan
pembangunan ekonomi, pembanguan ekonomi global dan makna kerjasama ekonomi ASIA
PASIFIK bagi Indonesia.
BAB
III
PEMBAHASAN
BUKU
A.
Pentingnya
Mempelajari Ekonomi Pembangunan
Pada
dasarnya ekonomi pembangunan membahas tentang ekonomi di negara-negara berkembang
kan? jadi kenapa kita mempelajari ekonomi pembangunan karena negara kita
termasuk negara berkembang yang ekonominya masih belum maju jadi sangat
memerlukan ilmu ekonomi pembangunan selain ekonomi mikro, makro, moneter dan
ilmu lainnya.
Perbedaan
taraf hidup suatu bangsa semakin terasa pada saat bangsa itu mulai membutuhkan
aneka rupa barang bagi kehidupannya. Khususnya yang menyangkut pangan, sandang,
papan/ tempat tinggal, dan lain-lain. Untuk itulah sejak zaman dahulu umat
manusia sudah berusaha memanfaatkan sumber daya alam yang ada di wilayahnya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya para
ahli ekonomi yang mempelajari pentingnya ilmu ekonomi pembangunan bagi suatu
negara, terutama bagi negara-negara berkembang atau terbelakang karena terlalu
lama dijajah.
Tujuan
dari ilmu ekonomi pembangunan adalah untuk menciptakan upaya perbaikan taraf
kehidupan yang lebih luas serta lebih cepat bagi kelompok yang terus tercekam
kemiskinan, kelaparan, serta buta huruf. Sedangkan didalam perkuliahan
bertujuan untuk membantu para mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai sejumlah pertanyaan kritis yang berkenaan dengan perekonomian
dinegara-negara.
B.
Pengertian,
Makna, dan Hakikat Pembangunan
Pembangunan
adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir sedangkan
pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian proses kegiatan
yang dilakukan oleh suatu Negara untuk mengembangkan aktifitas ekonomi utnuk
meningkatkan taraf hidup dalam jangka panjang. Proses pembangunan menghendaki
adanya pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan perubahan dalam: perubahan
struktur ekonomi, dari pertanian ke indudstri atau jasa, perubahan kelembagaan,
baik lewat regulasi maupun reformasi kelembagaan.
Secara
umum hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat (Budiman, 1995). Hakikat pembangunan ini
mengandung makna bahwa pembangunan nasional mengejar keseimbangan, keserasian
dan keselarasan antara kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Pembangunan
nasional yang berkesinambungan diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup
bangsa, sehingga senantiasa mampu mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan
hidup lahir batin.
Pembangunan
ekonomi merupakan proses yang terjadi terus menerus sebagi usaha untuk
menaikkan pendapatan per-kapita dalam jangka panjang yang disertai perbaikan
sistem kelembagaan yang ditinjau dari bidang organisasi dan bidang regulasi,
sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan
penduduk, atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.
C.
Paradigma
Ekonomi Pembangunan
Kata
paradigma ( paradigm), mengandung arti model, pola atau contoh.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat
unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian
berubah-ubah. Paradigma, juga dapat diartikan suatu gugusan sistem
pemikiran. Menurut Thomas S. Kuhn,
paradigma adalah asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber
nilai), yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu
pengetahuan tersebut.
Paradigma
juga dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip
dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa
tertentu. Dalam pembangunan nasional, Pancasila adalah suatu paradigma, karena
hendak dijadikan sebagai landasan, acuan, metode, nilai dan tujuan yang ingin
dicapai di setiap program pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan
kata pembangunan (Inggris : development)
menunjukkan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi yang
bertalian dengan keadaan yang harus digali dan yang harus dibangun agar dicapai
kemajuan di masa yang akan datang. Pembangunan tidak hanya bersifat kuantitatif
tetapi juga kualitatif (manusia seutuhnya). Di dalamnya terdapat proses
perubahan yang terus menerus menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang
dicita-citakan.
Dengan
demikian,kata pembangunan mengandung
pemahaman akan adanya penalaran dan pandanganyang logis, dinamis dan
optimistis. Sejak tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah sepakat
bulat untuk menerima Pancasila sebagai dasar negara sebagai perwujudan falsafah
hidup bangsa (weltanschauung) dan sekaligus ideologi nasional. Sejak
negara republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 hingga
kapanpun — selama kita masih menjadi warga negara Indonesia —
maka kesetiaan (loyalitas) terhadap ideologi Pancasila dituntut dalam
bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan yang nyata dan terukur. Inilah
sesungguhnya wujud tanggung jawab seorang warga negara sebagai konsekuensi
logis yang bangga dan mencintai ideologi negaranya (Pancasila) yang benar-benar
telah menghayati, mengamalkan dan mengamankannya dari derasnya sistem-sistem
ideologi bangsa/ negara-negara modern dewasa ini.
Pancasila
dalam paradigma pembangunan sekarang dan dimasa-masa yang akan datang, bukanlah
lamunan kosong (utopis), akan tetapi menjadi suatu kebutuhan sebagai
pendorong semangat (drive) pentingnya paradigma arah pembangunan yang
baik dan benar di segala bidang kehidupan. Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius,
ramah tamah, kekeluargaan dan musyawarah, serta solidertias yang tinggi
(kepedulian), akan mewarnai jiwa pembangunan nasional baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan maupun dalam
evaluasinya.
D.
Indikator
Keberhasilan Pembangunan
Indikator
tingkat ekonomi akan menunjukkan keberhasilan pembangunan suatu masyarakat,
menurut Kuncoro (2000) ada dua macam indikator: indikator ekonomi yang
meliputi Gross National Produc (GNP)perkapita denga laju pertumbuhan
ekonomi, Gross Domestic Produc (GDB) perkapita
dengan Purchasing Power Parity (PPP) dan
indikator non-ekonomi yang terdiri Human
Development Index (HDI) dan Physichal Quality Life Index (PQLI).
Produk
National Bruto (GNP) atas dasar harga
pasar, minus penyusutan yang bertujuan untuk memperbesar kekuasaan dan pengaruh
Negara tersebut keluar negeri dab kecenderungan ini dapat berakhir dengan
penaklukan atas negara-negara lain, menciptakan suatu “welfare state”, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada
penduduknya denga cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih
merata melalui sistem perpajakan yang progresif. Dalam sistem perpajakan
seperti ini, maka makin tinggi pendapatan seseorang semakin besar jumlah pajak
yang harus dibayar.
Ada
beberapa alasan mengapa GNP dan GDP perkapita digunakan sebagai indikator
keberhasilan pembangunan; pertama.
GNP merupakan indikator dari sleuruh kegiatan perekonomia karena peningkatannya
merupakan sasaran yang harus dicapai dalam pembangunan. Kedua. Cara penghitungannya meskipun kompleks tetapi telah
berkembang dan secara luas sudah dikenal
dan dipahami. Ketiga. Hampir semua
negara anggota PBB, talah mengahasilkan perhitungan GNP yang sudah tercantum
dalam statistik PBB.
Suatu
perkembangan baru mengenai indikator kesejahteraan yang dikemukakan oleh Wiliam
Nhordaus dan James Tobin (1972) adalah Net
Economic Walfare (Arsyad, 1992;32). Pada dasarnya konsep NEW atau kesejahteraan ekonomi bersih
menunjukkan tolok ukur ekonomi yang lebih baik dengan cara menunjukkan tolok
ukur ekonomi yang ebih baik dengan cara
mengoreksi komponen-komponen yang ada dalam konsep GNP.
Indikator
non ekonomi keberhasilan pembangunan adalah Physical
Quality Of Life Index (PQLI) atau indek mutu hidup adalah suatu indek
komposit yang terdiri atas indikator, kesehatan, gizi, dan pendidikan yang dapat
dilihat dari tingkat kematian bayi dan harapan hidup pada umur satu tahun serta
tingkat melek huruf orang dewasa. Human
Development Index (HDI)mencoba me-rangking semua negara dalam skala 0
(sebagai tingkatan pembangunan manusia yang terendah) hingga 1 (tingkat
pembangunan manusia yang tertinggi) berdasarkan tiga tujuan; Usia panjang yang
idukur dengan tingkat harapan hidup, Pengetahuan yang diukur dengan rata
tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca dan rata-rata ntahun
sekolah serta penghasilan yang diukur dengan pendapatan perkapita riil yang
telah disesuaikan, yaitu disesuaikan menurut daya beli mata uang masing-masing
negara dan asumsi menurunnya utilitas marginal dengan cepat.
Basic Minimum Needs
merupakan kebutuhan dasar minimum dengan klasifikasi sebagai berikut: ubtuk
pedesaan miskin bila pengeluaran rumah tangga sama dengan 320kg nilai tukar
beras/orang/tahun; pengeluaran paling miskin dengan pengeluaran dibawah 280kg
nilai tukar perorangan pertahun. Untuk perkotaan, dianggap miskin apabila
<480 kg nilai tukar perorangan pertahun, miskin sekali <380 kg nilai
tukar perorangan pertahun, dan paling miskin jika dibawah 270 kg nilai tukar
perorangan pertahun. Pengeluaran 360-480kg dikota berada dalam ambang kecukupan
pangan.
Bank
Dunia (The Law 40%) mengukur tingkat
ketimpangan dalam pembaginan pendapatan suatu masyarakat berdasarkan kelompok
berikut; penduduk denga pendapatan tinggi merupakan 20% dari jumlah penduduk, kelompok
penduduk dengan pendapatan menengah merupakan 40% dari jumlah penduduk,
kelompok penduduk dengan pendapatan
rendah merupakan 40% dari jumlah penduduk.
E.
Pertumbuhan
dan Pembangunan Ekonomi
Adam
Smith membagi tahapan pertumbuhan
ekonomi menjadi lima tahapan yang
berurutan yang dimulai dari masa berburuh, masa berternak, masa bercocok tanam,
masa perdagangan, dan yang terakhir adalah masa perindustrian. Karl Marx dalam
bukunya das kapital membagi evolusi perkembangan masyarakat menjadi tiga
tahapan yang dimulai dari feodalisme,
kapitalisme dan kemudian yang terakhir adalah sosialisme. Perkembangan masyarakat ini akan sejalan dengan proses
pembangunan yang dilaksanakan. Teori yang dikemukakan Karl Marx mendasarkan
argumennya pada asumsi bahwa masyarakat pada dasarnya terbagi menjadi dua
golongan, yaitu: masyarakat pemilik tanah dan masyarakat yang bukan pemilik
tanah, masyarakat pemilik modal dan masyarakat bukan pemilik modal.
Rostow
menjelaskan teori tahapan pertumbuhan dimulai dari masyarakat tradisional,
prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahapan gerak menuju kematangan,
tahap konsumsi masa tinggi. Profesor
W.W. Rostow mengajukan teoriya pertama kali dalam Economic Journal dan
kemudian dikembangkn dalam bukuya The Stages of Economic Growth. Menurut
Rostow, proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedkan dalam lima tahap dan semua
negara didunia ini akan melalui salah satu dari tahap tersebut. kelima tahap
pertumbuhan itu adalah. Masyrakat tradisional merupakan masyarakat yang dalam
kehidupannya masih menggunakan cara-cara yang sangat sederhana dan telah
berlaku secara turun-temurun, baik dalam berproduksi maupun dalam tata
cara/adat istiadat. Tingkat produktivitas mereka masih sangat terbatas karena
sebagian besar sumber daya masyarakat hanya digunakan untuk kegitan dalam
sektor pertanian. Struktur sosial bersifr hierarkis, maksutnya kedudukan
seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan ayahnya, kakeknya, dan
kakek moyangnya. Dalam masyarakat ini kecil sekali kemungkinan misalnya, bagi
anak seorang petani biasa untuk menjadi tuan tanah atau kelas masyarakat lainya
yang lebih tinggi dari petani. Prasyarat Lepas Landas
Masa selanjutnya adalah masa ketika masyarakat telah mulai sadar terhadap pentingnya pembangunan ekonomi. Ide-ide baru telah mulai diterima untuk mencapai kemajuan hidup mereka. Masa ini disebut sebagai masa peralihan atau prasyarat untuk lepas landas. Menurut Rostow, ciri-ciri penting dalam masyarakat ini adalah adanya perubahan sistem politik, struktur sosial, nilai-nilai masyarakat, dan struktur kegiatan ekonominya. bila perubahan-perubahan seperti itu timbul, yang menyebabkan pertumbuhan selalu terjadi, maka proses pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah mulai berlangsung. Jika pertumbuhan ekonomi sudah lebih sering terjadi, suatu negara sudah dapat dianggap berada pada tahap prasyarat untuk tinggal landas.Lepas Landas. Dalam tahap ini pertumbuhan ekonomi merupakan peristiwa yang selalu berlangsung. Pada permulaannya terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, dan terbukanya pasar-pasar baru. Akibat dari perubahan ini akan tercipta pembaruan-pembaruan secara teratur dan terjadi peningkatan penanaman modal. Penanaman modal yang tinggi akan meningkatkan pendapatan nasional yang melebihi tingkat pertambahan penduduk. Dengan demikian, pendapatan per kapita semakin lama akan semakin bertambah besar. Terdapat tiga ciri untuk mengetahui apakah suatu negara sudah mencapai tahap lepas landas atau belum, yakni :Kenaikan penanaman modal yang produktif meningkat dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Neto. Terjadi perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi. Segera tercipta suatu kerangka dasar politik, sosial, dan institusional yang akan mewujudkan segala kegiatan yang merupakan perluasan dari sektor modern dan potensi ekonomi ekstern yang ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga menyebabkan pertubuhan akan terus berlanjut. Tahap Gerakan Menuju Kedewasaan. Dalam tahap ini, Masyarakat telah secara efektif Menggunakan teknologi modern untuk memanfaatkan faktor-faktor preoduksi dan kekayaan alamnya. Sektor-sektor ekonomi berkembang lebih lanjut dan sektor-sektor andalan baru akan muncul untuk menggantikan sektor andalan lama, yang mengalami kemunduran. Ciri-ciri nonekonomi dari masyarakat yang telah mencapai tahap ini dan yang hampir memasuki tahap berikutnya adalah sebagai berikut. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan dimana peranan sektor industri semakin penting, sementara sektor pertanian semakin menurun. Kemahiran dan kepandaian para pekerja bertambah tinggi. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan, dimana majajer profesional lebih berpern daripada pengusaha yang merangkap jadi pemilik. Masyarakat merasa bosan dengan dampak negatif yang diciptakan oleh industrialisasi sehingga mulai memunculkan kritik-kritik terhadapnya. Tahap Konsumsi Tinggi. Pada tahap ini perhatian masyarakat lebih tertuju kepada masalah-masalah yang berkaitan dengn konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan lagi pada masalah produksi. Ada tiga tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan sokongan politik, yaitu : Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke negara-negara lain yang berakhir pada penaklukan atas negara-negara tersebut. Menciptakan kemakmuran yang lebih merata dengan mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan progresif, yakni semakin tinggi pendapatan semakin besar pula tarif pajak. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat diatas konsumsi kebutuhan utama yang sederhana atas makanan, pakaian, dan perumahan. Peningkatan konsumsi itu meliputi barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah.
Masa selanjutnya adalah masa ketika masyarakat telah mulai sadar terhadap pentingnya pembangunan ekonomi. Ide-ide baru telah mulai diterima untuk mencapai kemajuan hidup mereka. Masa ini disebut sebagai masa peralihan atau prasyarat untuk lepas landas. Menurut Rostow, ciri-ciri penting dalam masyarakat ini adalah adanya perubahan sistem politik, struktur sosial, nilai-nilai masyarakat, dan struktur kegiatan ekonominya. bila perubahan-perubahan seperti itu timbul, yang menyebabkan pertumbuhan selalu terjadi, maka proses pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah mulai berlangsung. Jika pertumbuhan ekonomi sudah lebih sering terjadi, suatu negara sudah dapat dianggap berada pada tahap prasyarat untuk tinggal landas.Lepas Landas. Dalam tahap ini pertumbuhan ekonomi merupakan peristiwa yang selalu berlangsung. Pada permulaannya terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, dan terbukanya pasar-pasar baru. Akibat dari perubahan ini akan tercipta pembaruan-pembaruan secara teratur dan terjadi peningkatan penanaman modal. Penanaman modal yang tinggi akan meningkatkan pendapatan nasional yang melebihi tingkat pertambahan penduduk. Dengan demikian, pendapatan per kapita semakin lama akan semakin bertambah besar. Terdapat tiga ciri untuk mengetahui apakah suatu negara sudah mencapai tahap lepas landas atau belum, yakni :Kenaikan penanaman modal yang produktif meningkat dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Neto. Terjadi perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi. Segera tercipta suatu kerangka dasar politik, sosial, dan institusional yang akan mewujudkan segala kegiatan yang merupakan perluasan dari sektor modern dan potensi ekonomi ekstern yang ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga menyebabkan pertubuhan akan terus berlanjut. Tahap Gerakan Menuju Kedewasaan. Dalam tahap ini, Masyarakat telah secara efektif Menggunakan teknologi modern untuk memanfaatkan faktor-faktor preoduksi dan kekayaan alamnya. Sektor-sektor ekonomi berkembang lebih lanjut dan sektor-sektor andalan baru akan muncul untuk menggantikan sektor andalan lama, yang mengalami kemunduran. Ciri-ciri nonekonomi dari masyarakat yang telah mencapai tahap ini dan yang hampir memasuki tahap berikutnya adalah sebagai berikut. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan dimana peranan sektor industri semakin penting, sementara sektor pertanian semakin menurun. Kemahiran dan kepandaian para pekerja bertambah tinggi. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan, dimana majajer profesional lebih berpern daripada pengusaha yang merangkap jadi pemilik. Masyarakat merasa bosan dengan dampak negatif yang diciptakan oleh industrialisasi sehingga mulai memunculkan kritik-kritik terhadapnya. Tahap Konsumsi Tinggi. Pada tahap ini perhatian masyarakat lebih tertuju kepada masalah-masalah yang berkaitan dengn konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan lagi pada masalah produksi. Ada tiga tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan sokongan politik, yaitu : Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke negara-negara lain yang berakhir pada penaklukan atas negara-negara tersebut. Menciptakan kemakmuran yang lebih merata dengan mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan progresif, yakni semakin tinggi pendapatan semakin besar pula tarif pajak. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat diatas konsumsi kebutuhan utama yang sederhana atas makanan, pakaian, dan perumahan. Peningkatan konsumsi itu meliputi barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah.
F.
Distribusi Pendapatan Dan Kemiskinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu masyarakat meliputi akumulasi modal, pertumbuhan penduduk,
kemajuan teknologi dengan karakterisitik pertumbuhan ekonomi modern adalah
kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan dari
pertumbuhan ekonmi dan kemampuan untuk menyediakan berbagi macam barang ekonomi
merupakan tanda kematangan ekonomi; kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, namun belum merupakan syarat yang
cukup. Maka untuk merealisasikan potensi
pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi baru., perlu melakukan penyesuaian
kelembagaan, sikap, dan ideology. Maka inovasi
teknologi harus disertai inovasi sosial, sebab bila tidak akan seperti
lampu tanpa aliran, artinya untuk terwujudnya potensi harus ada input-nya.
Sebuah buku yang berjudul The limits to Growth (1972) menjelaskan
kenyataan bahwa sumber daya alam yang
terbatas dibumi tidak akan dapat menopang tingkat pertumbuhan yang tinggi
secara terus menerus tanpa terjadinya bencana ekonomi dan social yang besar. Di
Negara Sedang Berkembang (NSB) yang menjadi perhatian utama adalah mesalah
pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Ketidak merataan distribusi
pendapatan kemiskinan dideteksi dengan kerangka kemungkinan produksi yang
digambarkan dengan. Pertama, barang
kebutuhan pokok (necessity goods) dan
kedua adalah barang-barang mewah.
Ukuran distribusi pendapatan yang
sering digunakan adalah distribusi fungsional (factor share distribution). Ukuran distribusi ini menjelaskan
pangsas (share) pendaptan nasional
yang diterima oleh masing-masing faktor produksi. Ukuran distribusi
pendapatan (personalia distribusi) merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk menunjukkan hubungan antara individu-individu dengan pendaptan total yang
mereka terima. Kemiskinan dapat dilihat sebagai keadaan masyarakat dengan
tingkat ekonominya masih lemah, dan ditambah dengan kebijakan pemerintah yang
umumnya diarahkan untuk memecahkan permasalahan jangka pendek. Tiga penyebab
kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi (Shrap, et.al dalam Kuncoro, 2003:131),
secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan
sumber daya seingga menimbulkan distribusi sumebr daya yang timpang; perbedaan
sumber daya manusia; dan perbedaan akses dalam modal sedangka kemiskinan dapat
diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingakat pendaptan
yan gdibutuhkan untuk memperoleh
kebutuhan dasarnya (kemiskinan absolut) sedangkan kemiskinan relatif adalah
orang yang sudah memiliki tingkat pendapatan yang dapat memnuhi kebuthan
dasarnya. Kemiskinan dapat dilihat melalui tingakat konsumsi beras perkapita
pertahun, tingakt pendapatan, tingakt kecukupan gizi, kebutuhan fisik minimum,
dan tingakt kesejahteraan.
G.
Pertumbuhan
Ekonomi dan Pemerataan
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh akumulasi modal, ttermasuk semua
investasi yang berwujud tanah (lahan), pertanian fiscal, dan sumber daya
manusia (human resources), disamping
pertumbuhan pendudukan dan kemajaun teknologi. Berlangsungnya tingakt
pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka kelompok negara-negara HPAEs mampu
menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan dan kemiskinan.
Menurut
para ahli yang diantaranya Andre Bayo Ala (1981), dikatakan bahwa kemiskinan
bersifat multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam,
maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan asset,
organissasi social politik, pengetahuan serta keterampilan; sedangkan aspek
sekunder berupa miskin akan jaringan social, sumber-sumber keuangan dan
informasi.
Investasi
merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi . pada perekonmi tertutup, sumber dana
investasi adalah dari tabungan domestik, sedangkan untuk perekonmi terbuka
sumber dana dapat diperoleh melalui penijaman. Tingkat investasi dan tabungan di HPAEs dalam kurun waktu 1965
samapi 1990 meningkat lebih cepat dibandingkan
negara-negara berkembang lainnya.
Dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat dinegara HPAEs, maka peretumbuhan dan
tranformasi dalam bidang pendidikan juga berlangsung sangat cepat. Transformasi
pendidikan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan baiksegi kualitas dan segi
kuantitas, bahkan pada saat ini kemampuan kognitif dari lulusan sekolah
menengah di HPAEs sudah sebanding dengan lulsan sekolah menengah dinegara maju.
H.
Kependudukan
dan Tenaga Kerja
Irawan
dan Suparmoko (1992) mengatakan bahwapenduduk memiliki dua perana dalam
pembangunan ekonomi yaitu dari segi permintaan dan dari segi penawaran, dari
segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari penawaran penduduk
bertindak sebagai produsen.
Struktur
penduduk di negara sedang berkembang menghadapi permasalahan yang lebih rumit
dibandingkan dengan sebelum perang dunia kedua. Tingakt pertumbuhan penduduk
yang tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja, telah menimbulkan permaslaahan
bagi negara sedang berkembang dalam upaya meningkatakan kesejahteraan
masyarakat.
Pembangunan
yang semakin pesat di negara-negara berkembang menyebabkan perpindahan penduduk
dari desa ke kota. Kondisi ini dipandang sebagai hal yang menguntungkan bagi pembangunan
ekonomi, terjadinya migrasi internal dianggap sebagai suatu proses yang alamiah
ketika surplus tenaga kerja secara perlahan ditarik dari sektor pedesaan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan industry di perkotaan.
Teori lewis ini membagi perekonomian
dalam dua sector, yaitu sector tradisional yang subsistem, yang ditandai oleh
produktivitas tenaga kerja yang sangat rendah atau bahkan nol, dan sektor
modern dengan tenaga kerja dari sector subsistem berpindah secara perlahan
kearah industry modern.
Karalteristik migrant dibedakan menjadi
tiga; karaktersitk demografi. Para
miogran di NSB pada umumnya berusia 15-24 tahun. Karakteristik pendidikan, tampaknya ada korelasi positif antara
kesempatan memperoleh pendidikan dengan migrasi. Karaktersitik ekonomi, pada umunya presentase migrasi yang
terbanyak adalah eklompok penduduk miskin, karena tidak memiliki tanah dan juga
tidak mempunyai keterampilan.
Lima bentuk pengangguran menurut Edwards
(1974) yaitu pengangguran terbuka, setengah menganggur, tampak bekerja tetapi
tidak bekerja penuh, tenaga kerja lemah, dan tenaga kerja yang tidak produktif.
I.
Pembangunan
Ekonomi Di Indonesia
Bangsa Indoensia dalam melaksanakan
pembangunan dari sejak zaman kemerdekaan samapi saat sekarang ini mendapat
hambatan social politik, akibat dari pemerintahan yan gbelum stabil. Disamping
itu pada tahun 1952-1959 sistem pemerintahan kita menganut sistem pemerintahan
parlementer karena kondisi politik belum stabil maka pemerintah sering
dijatuhkan oleh parlemen, shingga program-program pembangunan tidak dapat
dilaksanakn secara berkesinambungan. Masalah lain yang dihadapi adalah naiknya
biaya hidup masyarakat, tidak terkendalinya kegiatan ekspor-impor, terjadi
defisit APBN, disusul ketidakstabilan moneter dan sebagainya.
Setelah tahun 1967 dan seterusnya
kondisi mulai berubah, dimana berbagai permasalahan mulai diusahakan untuk
diselesaikan dengan program rehabilitas dengan skala prioritas, samapi dengan
dilaksanakan Repelita I samapi Repelita VI, serta konsep menuju tinggal landas.
Namun lagi-lagi bangsa Indonesia menghadapi persoalan dalam melasksanakn
pembangunan ekonominya dengan terjainya krisis moneter, menjadi krisis ekonomi
, kemudian menjadi krisis politik dan krisis social yang sampai sekarang belum
dapat dilaksanakan. Mislanya pada periode 1945-1950 perekonomian Indonesia
menghadapai permasalahan ekonomi pascakolonial dan sebagai akibat perang yang
diperburuk oleh msalah social politik yang timbul sebagai akibat permerintahan
yang belum stabil.
Teori rostow sangat berpengaruh terhadap
kebijakan pembangunan di Indonesia, hal ini tercermin dari rumusan titik berat
pembangunan dalam Repelita I sampai dengan Repelita VI, Repelita I, Meletakkan titik berat pembangunan pada sector
pertanian dan industry yang mendukung sector pertanian. Repelita II, meletakkan titik berat pada sector pertanian dengan
meningkatkan industry yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Repelita III, meletakkan titik berat
pada sector pertanian menuju swasembada pangan meningkatkan industri mengolah
bahan baku menjadi bahan jadi. Repelita
IV, meletakkan titik berat pada sector pertanian untuk melanjutkan
usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industry yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industry sendiri, abik indutri berat maupun industry
ringan yang akan dikembagkan dalam repelita-repelita yang akan dating. Repelita V, titkk berat pada sector
pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi
pertanian dengna meningkatkan sector industry yang menghasilkan barang ekspor,
industry padat karya,indutri pengolahan hasil pertanian, indutri penghasil
mesin-mesin. Repelita VI, titik berat
pada bidang ekonomi dengan keterkaitan antara industry dan pertanian,serta
bidang pembangunan lainnya yang merupakan penggerak utama pembangunan jangka
panjang kedua, seiring dengan peningkatan kualitas SDM.
J.
Pembangunan
Ekonomi Daerah
Secara
tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross
Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna
pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik
Regional Bruto suatu provinsi, kabupaten, atau kota.
Pembangunan
ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat
mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999).
Tujuan
utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang
setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan,
ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Kesempatan kerja bagi penduduk
atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
(Todaro, 2000).
Masalah
pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang
bersangkutan dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan
sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada
pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses
pembangunan untuk mencipatakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan
kegiatan ekonomi.
Pembangunan
ekonomi daerah adalah suatu proses, yaitu proses yang mencakup pembentukan
institusi - institusi baru, pembangunan indistri - industri alternatif,
perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa
yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan
pengembangan perusahaan-perusahaan baru.
Setiap
upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk
mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara
bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah
daerah berserta pertisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber
daya-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang
diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Pembangunan
ekonomi nasional sejak PELITA I memang telah memberi hasil positif bila dilihat
pada tingkat makro. Tingkat pendapatan riil masyarakat rata-rata per kapita
mengalami peningkatan dari hanya sekitar US$50 pada pertengahan dekade 1960-an
menjadi lebih dari US$1.000 pada pertengahan dekade 1990-an. Namun dilihat pada
tingkat meso dan mikro, pembangunan selama masa pemerintahan orde baru telah
menciptakan suatu kesenjangan yang besar, baik dalam bentuk personal income,
distribution, maupun dalam bentuk kesenjangan ekonomi atau pendapatan
antar daerah atau provinsi.
K.
Pembanguna
Pertanian
Pembangunan pertanian dapat
didefinisikan sebagai suatu proses perubahan
sosial. Implementasinya tidak
hanya ditujukan untuk
meningkatkan status dan
kesejahteraan petani semata,
tetapi sekaligus juga
dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik,
budaya, lingkungan, maupun
melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change)
(Iqbal dan Sudaryanto, 2008).
Dalam literatur klasik pembangunan
pertanian karya Arthur Mosher yang berjudul “Getting Agriculture Moving”
dijelaskan secara sederhana dan gamblang tentang syarat pokok dan syarat
pelancar dalam pembangunan pertanian. Syarat pokok pembangunan pertanian
meliputi: (1) adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, (2) teknologi yang
senantiasa berkembang, (3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi
secara lokal, (3) adanya perangsang produksi bagi petani, dan (5) tersedianya
pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian
meliputi: (1) pendidikan
pembangunan, (2) kredit
produksi, (3) kegiatan gotong royong petani, (4) perbaikan dan perluasan
tanah per- tanian, dan (5) perencanaan nasional pembangunan pertanian. Beberapa
Negara berkembang, termasuk Indonesia,
mengikuti saran dan
langkah kebijakan yang disarankan oleh Mosher.
Pentingnya peran
sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi suatu negara juga
dikemukakan oleh Meier
(1995) sebagai berikut:
(1) dengan mensuplai
makanan pokok dan
bahan baku bagi
sektor lain dalam
ekonomi yang berkembang, (2)
dengan menyediakan surplus
yang dapat diinvestasikan dari tabungan dan
pajak untuk mendukung investasi pada
sektor lain yang
berkembang, (3) dengan
membeli barang konsumsi
dari sektor lain,
sehingga akan meningkatkan
permintaan dari penduduk perdesaan untuk produk dari sektor yang berkembang, dan
(4) dengan menghapuskan kendala
devisa melalui penerimaan devisa dengan ekspor atau dengan
menabung devisa melalui substitusi impor.
L.
Pembangunan
Industri
Peran sector industry dalam pembangunan
adalah untuk memberikan nilai tambah factor-faktor produksi. Pada dasernya
peranan sector industry dalam pembangunan ini dikembangkan menjadi strategi
indutrialisasi yan gmeliputi strategi industry (SISI) ata u import substitution dan strategi
industry promosi ekspor (SIPE) export promotion.
SISI dikenal pula dengan istilah
strategi orientasi kedalam (inward
looking strategi), yaitu strategi industrialisasi yang mengutamakan
berbagai jenis pengembangan industry yang menghasilkan barang-barna guntuk
menggantikan kebutuhan akan barang impro
produk sejenis. Sedangkan SIPE sering disebut strategi orientasi keluar (outward looking strategi) yang
megnutamakn pengembangan berbagi jenis industry yang mengahsilkan produk-produk
untuk diekspor.
Sector industry merupakan sector utama
dalam perekonomian Indonesia setelah sector pertanian. Sector ini sebagi
penymbang dalan pembetukan PDB Indonesia daru waktu-kewaktu mengalami
peningkatan samapi pada tahun 1999. Bahkan sejak tahuhn 1991 sektor ini mampu
menjadi sector utama dengan mengalahkan peran sector pertanian dalam
menyumbang penbentukan PDB.
Sebagai gambaran pada 1999 peran sektro
industry pengolahan mencapai lebih dari seperempat komponen dalam pembentukan
PDB.sementara sector pertanian hanya mampu menyumbang 19,4%. Untuk pertanian
angak inipun lebih rendah dari sumbangan dari industry non migas. Di Indonesia,
industry dibagi menjadi empat kelompok , yaiut indutri besar, industry sedang,
industry kecil, dan industry rumah tangga.
BAB IV
PENUTUP
Pembangunan ekonomi adalah suatu
proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan
ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan
antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output
produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Selanjutnya
pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen
penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
Pembangunan sebagai
suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan
suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai
contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk
menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap
bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil,
makmur, dan sejahtera.
Pembangunan sebagai
suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan
oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan
demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua
elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses
pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita
mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan pendapatan
perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang,
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan
perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa
pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu
negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka
mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi
tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut
kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun
DAFTAR PUSTAKA
Subandi. (2011). Ekonomi
Pembangunan. Alfabeta. Bandung
Mengoptimalkan Potensi Diri
Setiap orang pasti memiliki bakat dalam dirinya masing-masing, dan bakat setiap orang itu berbeda-beda. Untuk mengetahui bakat yang dimiliki oleh individu maka perlu diadakannya proses penelusuran bakat, dengan cara assessment bakat.
Proses assessment bakat dilakukan dengan mengisi lembaran soal test bakat yang terdiri dari 170 soal, dengan mengisi formulir ini makan akan diketahui sebagian besar bakat bakat dominant yang dimiliki oleh individu.
Setiap potensi yang dimiliki maka harus dikembangkan menjadi kekuatan melalui peningkatan ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang berkaitan dengan bakat dominan yang dimiliki. Dengan menempati peran yang sesuai dengan bakat-bakat dominan anda, maka dapat dipastikan bahwa anda akan menghasilkan kinerja maksimum, sedang disisi lainnya usahakan untuk tidak menempati peran dimana anda tidak memiliki potensi untuk itu agar tidak menjadi kelemahan. Oleh karena itu geser paradigma dari usaha memperbaiki kelemahan menuju berfokus kepada kekuatan dan menyiasati kelemahan.
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu peserta dalam membuka wawasan tentang tallent/bakat yang dimiliki oleh setiap individu juga untuk memberikan arahan dan gambaran mengenai bakat/potensi dan kelebihan yang dimiliki peserta. Menggali potensi/bakat yang dimiliki setiap individu. Meningkatkan potensi bakat yang dimiliki.
Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan in adalah tumbuhnya pemahaman mengenai talent/bakat setiap individu. Peserta akan memperoleh arahan dan gambaran mengenai bakat/potensi setiap peserta. Pserta akan mengetahui talent/bakat yang dimiliki oleh setiap peserta. Potensi setiap peserta akan meningkat.
MATERI
1. Pengantar Pelatihan
2. Tallent Treatment
3. Unlocking Potential Power
4. Maximizer Potential Tallent
1. Pengantar Pelatihan
2. Tallent Treatment
3. Unlocking Potential Power
4. Maximizer Potential Tallent
Wednesday 5 January 2011
Keterampilan bekerja sangat berkaitan erat dengan sebuah kinerja, lahirnya etos kerja yang tinggi adalah dari kondisi hati yang mendalam, artinya bahwa bekerja bukan hanya fisiknya saja yang bekerja, ada sebuah software manusia yang harus lebih intensif lagi untuk digali potensinya, yaitu hati dan spritualitasnya. Hati merupakan kekuatan yang mampu meningkatkan potensi diri dan etos kerja.
Etos kerja yang tinggi akan sangat menguntungkan perusahaan, dalam hal ini bukan hanya keuntungan financial yang didapat tetapi lingkungan kerja pun akan menjadi kondusif. Bayangkan ketika kita bekerja pada lingkungan yang etos kerjanya sangat rendah, seandainya kita memiliki etos kerja yang tinggi tanpa didukung rekan kerja kita, tidak mungkin kita bisa bekerja maksimal. Etos kerja perlu dibangun dari setiap individu dan kelompok kerja. Etos kerja tidak akan terbangun tanpa adanya kesadaran hati masing-masing individu untuk meningkatkannya.
Subscribe to:
Posts (Atom)