Saturday 8 January 2011


EKONOMI PEMBANGUNAN

*Oleh Muhammad Fajrin Mustafa

BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukdan disertaidengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikankapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikanpendapatan nasional.
Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomiapabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhanekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannyalebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dantingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebihbersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapatperubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagaisektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Tulisan ini bersumber dari tulisan Subandi (2011), dengan judul buku Ekonomi Pembangunan yang diterbitkan oleh Alfabeta Jakarta. Tujuan penulisan adalah untuk mefasilitasi mahasiswa terhjadap memahami situasi ekonomi yang sekarang menjadi topik hangat dan dilema luar biasa bagi seluruh dunia. Paling tidak mahasiswa dapat menjadikan bacaan yang berhubungandengan rencana pembangunan di negara kita.  Diharapkan pula tulisan ini dapat menjadi acuan belajar dalam mempelajari permasalahan ekonomi.


BAB II
INTISARI BUKU
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total danpendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukdan disertaidengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Dalam buku ini dibahas tentang pentingnya mempelajari Ekonomi Pembangunan yang diikuti dengan pemahaman berkaitan dengan pengertian, makna, dan hakikat pembangunan sehingga dapa dipahami paradigm pembangunan ekonomi.
Buku ini juga menuntun pembaca untuk mengetahui indikator keberhasilan pembangunan. Untuk memperdalam pemahaman pembaca tentang pertumbuhan dan pembangaunan maka dibahaslah teori pertumbuhan dan pembanguan ekonomi. Berbagai masalah dalam ekonomi pembanguan juga dibahas dalam buku ini yaitu distribusi pendapatan dan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, kependudukan dan tenaga kerja.
Setelah mengetahuan konsep-konsep yang ada dalam ekonomi pembangunan maka pembaca diajak untuk melihat pembangunan ekonomi Indonesia, pembanguna ekonomi daerah yang dilihat dari sector pertanian, pembangunan industry.
Pembangunan ekonomi juga dapat dilihat dari pembangunan ekonomi kawasan ASEAN, utangluar negeri dan pembiayaan pembangunan ekonomi, pembanguan ekonomi global dan makna kerjasama ekonomi ASIA PASIFIK bagi Indonesia.

 
BAB III
PEMBAHASAN BUKU
A.      Pentingnya Mempelajari Ekonomi Pembangunan
Pada dasarnya ekonomi pembangunan membahas tentang ekonomi di negara-negara berkembang kan? jadi kenapa kita mempelajari ekonomi pembangunan karena negara kita termasuk negara berkembang yang ekonominya masih belum maju jadi sangat memerlukan ilmu ekonomi pembangunan selain ekonomi mikro, makro, moneter dan ilmu lainnya.
Perbedaan taraf hidup suatu bangsa semakin terasa pada saat bangsa itu mulai membutuhkan aneka rupa barang bagi kehidupannya. Khususnya yang menyangkut pangan, sandang, papan/ tempat tinggal, dan lain-lain. Untuk itulah sejak zaman dahulu umat manusia sudah berusaha memanfaatkan sumber daya alam yang ada di wilayahnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya para ahli ekonomi yang mempelajari pentingnya ilmu ekonomi pembangunan bagi suatu negara, terutama bagi negara-negara berkembang atau terbelakang karena terlalu lama dijajah.
Tujuan dari ilmu ekonomi pembangunan adalah untuk menciptakan upaya perbaikan taraf kehidupan yang lebih luas serta lebih cepat bagi kelompok yang terus tercekam kemiskinan, kelaparan, serta buta huruf. Sedangkan didalam perkuliahan bertujuan untuk membantu para mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai sejumlah pertanyaan kritis yang berkenaan dengan perekonomian dinegara-negara.

B.       Pengertian, Makna, dan Hakikat Pembangunan
Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir sedangkan pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu Negara untuk mengembangkan aktifitas ekonomi utnuk meningkatkan taraf hidup dalam jangka panjang. Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan perubahan dalam: perubahan struktur ekonomi, dari pertanian ke indudstri atau jasa, perubahan kelembagaan, baik lewat regulasi maupun reformasi kelembagaan.
Secara umum hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat (Budiman, 1995). Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan nasional mengejar keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Pembangunan nasional yang berkesinambungan diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, sehingga senantiasa mampu mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan hidup lahir batin.
Pembangunan ekonomi merupakan proses yang terjadi terus menerus sebagi usaha untuk menaikkan pendapatan per-kapita dalam jangka panjang yang disertai perbaikan sistem kelembagaan yang ditinjau dari bidang organisasi dan bidang regulasi, sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk, atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.

C.      Paradigma Ekonomi Pembangunan
Kata paradigma ( paradigm), mengandung arti model, pola atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah. Paradigma, juga dapat diartikan suatu gugusan sistem pemikiran. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan tersebut.
Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu. Dalam pembangunan nasional, Pancasila adalah suatu paradigma, karena hendak dijadikan sebagai landasan, acuan, metode, nilai dan tujuan yang ingin dicapai di setiap program pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan kata pembangunan (Inggris : development) menunjukkan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan yang harus dibangun agar dicapai kemajuan di masa yang akan datang. Pembangunan tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif (manusia seutuhnya). Di dalamnya terdapat proses perubahan yang terus menerus menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang dicita-citakan.
Dengan demikian,kata pembangunan mengandung pemahaman akan adanya penalaran dan pandanganyang logis, dinamis dan optimistis. Sejak tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah sepakat bulat untuk menerima Pancasila sebagai dasar negara sebagai perwujudan falsafah hidup bangsa (weltanschauung) dan sekaligus ideologi nasional. Sejak negara republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 hingga kapanpun — selama kita masih menjadi warga negara Indonesia — maka kesetiaan (loyalitas) terhadap ideologi Pancasila dituntut dalam bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan yang nyata dan terukur. Inilah sesungguhnya wujud tanggung jawab seorang warga negara sebagai konsekuensi logis yang bangga dan mencintai ideologi negaranya (Pancasila) yang benar-benar telah menghayati, mengamalkan dan mengamankannya dari derasnya sistem-sistem ideologi bangsa/ negara-negara modern dewasa ini.
Pancasila dalam paradigma pembangunan sekarang dan dimasa-masa yang akan datang, bukanlah lamunan kosong (utopis), akan tetapi menjadi suatu kebutuhan sebagai pendorong semangat (drive) pentingnya paradigma arah pembangunan yang baik dan benar di segala bidang kehidupan. Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius, ramah tamah, kekeluargaan dan musyawarah, serta solidertias yang tinggi (kepedulian), akan mewarnai jiwa pembangunan nasional baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan maupun dalam evaluasinya.

D.      Indikator Keberhasilan Pembangunan
Indikator tingkat ekonomi akan menunjukkan keberhasilan pembangunan suatu masyarakat, menurut Kuncoro (2000) ada dua macam indikator: indikator ekonomi yang meliputi  Gross National Produc (GNP)perkapita denga laju pertumbuhan ekonomi, Gross Domestic Produc (GDB) perkapita dengan Purchasing Power Parity (PPP) dan indikator non-ekonomi yang terdiri Human Development Index (HDI) dan Physichal  Quality Life Index (PQLI).
Produk National Bruto (GNP) atas dasar harga pasar, minus penyusutan yang bertujuan untuk memperbesar kekuasaan dan pengaruh Negara tersebut keluar negeri dab kecenderungan ini dapat berakhir dengan penaklukan atas negara-negara lain, menciptakan suatu “welfare state”, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada penduduknya denga cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan yang progresif. Dalam sistem perpajakan seperti ini, maka makin tinggi pendapatan seseorang semakin besar jumlah pajak yang harus dibayar.
Ada beberapa alasan mengapa GNP dan GDP perkapita digunakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan; pertama. GNP merupakan indikator dari sleuruh kegiatan perekonomia karena peningkatannya merupakan sasaran yang harus dicapai dalam pembangunan. Kedua. Cara penghitungannya meskipun kompleks tetapi telah berkembang dan  secara luas sudah dikenal dan dipahami. Ketiga. Hampir semua negara anggota PBB, talah mengahasilkan perhitungan GNP yang sudah tercantum dalam statistik PBB.
Suatu perkembangan baru mengenai indikator kesejahteraan yang dikemukakan oleh Wiliam Nhordaus dan James Tobin (1972) adalah Net Economic Walfare (Arsyad, 1992;32). Pada dasarnya konsep NEW atau kesejahteraan ekonomi bersih menunjukkan tolok ukur ekonomi yang lebih baik dengan cara menunjukkan tolok ukur ekonomi  yang ebih baik dengan cara mengoreksi komponen-komponen yang ada dalam konsep GNP.
Indikator non ekonomi keberhasilan pembangunan adalah Physical Quality Of Life Index (PQLI) atau indek mutu hidup adalah suatu indek komposit yang terdiri atas indikator, kesehatan, gizi, dan pendidikan yang dapat dilihat dari tingkat kematian bayi dan harapan hidup pada umur satu tahun serta tingkat melek huruf orang dewasa. Human Development Index (HDI)mencoba me-rangking semua negara dalam skala 0 (sebagai tingkatan pembangunan manusia yang terendah) hingga 1 (tingkat pembangunan manusia yang tertinggi) berdasarkan tiga tujuan; Usia panjang yang idukur dengan tingkat harapan hidup, Pengetahuan yang diukur dengan rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca dan rata-rata ntahun sekolah serta penghasilan yang diukur dengan pendapatan perkapita riil yang telah disesuaikan, yaitu disesuaikan menurut daya beli mata uang masing-masing negara dan asumsi menurunnya utilitas marginal dengan cepat.
Basic Minimum Needs merupakan kebutuhan dasar minimum dengan klasifikasi sebagai berikut: ubtuk pedesaan miskin bila pengeluaran rumah tangga sama dengan 320kg nilai tukar beras/orang/tahun; pengeluaran paling miskin dengan pengeluaran dibawah 280kg nilai tukar perorangan pertahun. Untuk perkotaan, dianggap miskin apabila <480 kg nilai tukar perorangan pertahun, miskin sekali <380 kg nilai tukar perorangan pertahun, dan paling miskin jika dibawah 270 kg nilai tukar perorangan pertahun. Pengeluaran 360-480kg dikota berada dalam ambang kecukupan pangan.
Bank Dunia (The Law 40%) mengukur tingkat ketimpangan dalam pembaginan pendapatan suatu masyarakat berdasarkan kelompok berikut; penduduk denga pendapatan tinggi merupakan 20% dari jumlah penduduk, kelompok penduduk dengan pendapatan menengah merupakan 40% dari jumlah penduduk, kelompok penduduk  dengan pendapatan rendah merupakan 40% dari jumlah penduduk.

E.       Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan  ekonomi menjadi lima  tahapan yang berurutan yang dimulai dari masa berburuh, masa berternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan, dan yang terakhir adalah masa perindustrian. Karl Marx dalam bukunya das kapital membagi evolusi perkembangan masyarakat menjadi tiga tahapan yang dimulai dari feodalisme, kapitalisme dan kemudian yang terakhir adalah sosialisme. Perkembangan masyarakat ini akan sejalan dengan proses pembangunan yang dilaksanakan. Teori yang dikemukakan Karl Marx mendasarkan argumennya pada asumsi bahwa masyarakat pada dasarnya terbagi menjadi dua golongan, yaitu: masyarakat pemilik tanah dan masyarakat yang bukan pemilik tanah, masyarakat pemilik modal dan masyarakat bukan pemilik modal.
Rostow menjelaskan teori tahapan pertumbuhan dimulai dari masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahapan gerak menuju kematangan, tahap konsumsi masa tinggi. Profesor W.W. Rostow mengajukan teoriya pertama kali dalam Economic Journal dan kemudian dikembangkn dalam bukuya The Stages of Economic Growth. Menurut Rostow, proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedkan dalam lima tahap dan semua negara didunia ini akan melalui salah satu dari tahap tersebut. kelima tahap pertumbuhan itu adalah. Masyrakat tradisional merupakan masyarakat yang dalam kehidupannya masih menggunakan cara-cara yang sangat sederhana dan telah berlaku secara turun-temurun, baik dalam berproduksi maupun dalam tata cara/adat istiadat. Tingkat produktivitas mereka masih sangat terbatas karena sebagian besar sumber daya masyarakat hanya digunakan untuk kegitan dalam sektor pertanian. Struktur sosial bersifr hierarkis, maksutnya kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan ayahnya, kakeknya, dan kakek moyangnya. Dalam masyarakat ini kecil sekali kemungkinan misalnya, bagi anak seorang petani biasa untuk menjadi tuan tanah atau kelas masyarakat lainya yang lebih tinggi dari petani. Prasyarat Lepas Landas

Masa selanjutnya adalah masa ketika masyarakat telah mulai sadar terhadap pentingnya pembangunan ekonomi. Ide-ide baru telah mulai diterima untuk mencapai kemajuan hidup mereka. Masa ini disebut sebagai masa peralihan atau prasyarat untuk lepas landas. Menurut Rostow, ciri-ciri penting dalam masyarakat ini adalah adanya perubahan sistem politik, struktur sosial, nilai-nilai masyarakat, dan struktur kegiatan ekonominya. bila perubahan-perubahan seperti itu timbul, yang menyebabkan pertumbuhan selalu terjadi, maka proses pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah mulai berlangsung. Jika pertumbuhan ekonomi sudah lebih sering terjadi, suatu negara sudah dapat dianggap berada pada tahap prasyarat untuk tinggal landas.Lepas Landas. Dalam tahap ini pertumbuhan ekonomi merupakan peristiwa yang selalu berlangsung. Pada permulaannya terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, dan terbukanya pasar-pasar baru. Akibat dari perubahan ini akan tercipta pembaruan-pembaruan secara teratur dan terjadi peningkatan penanaman modal. Penanaman modal yang tinggi akan meningkatkan pendapatan nasional yang melebihi tingkat pertambahan penduduk. Dengan demikian, pendapatan per kapita semakin lama akan semakin bertambah besar. Terdapat tiga ciri untuk mengetahui apakah suatu negara sudah mencapai tahap lepas landas atau belum, yakni :Kenaikan penanaman modal yang produktif meningkat dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Neto. Terjadi perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi. Segera tercipta suatu kerangka dasar politik, sosial, dan institusional yang akan mewujudkan segala kegiatan yang merupakan perluasan dari sektor modern dan potensi ekonomi ekstern yang ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga menyebabkan pertubuhan akan terus berlanjut. Tahap Gerakan Menuju Kedewasaan. Dalam tahap ini, Masyarakat telah secara efektif Menggunakan teknologi modern untuk memanfaatkan faktor-faktor preoduksi dan kekayaan alamnya. Sektor-sektor ekonomi berkembang lebih lanjut dan sektor-sektor andalan baru akan muncul untuk menggantikan sektor andalan lama, yang mengalami kemunduran. Ciri-ciri nonekonomi dari masyarakat yang telah mencapai tahap ini dan yang hampir memasuki tahap berikutnya adalah sebagai berikut. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan dimana peranan sektor industri semakin penting, sementara sektor pertanian semakin menurun. Kemahiran dan kepandaian para pekerja bertambah tinggi. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan, dimana majajer profesional lebih berpern daripada pengusaha yang merangkap jadi pemilik. Masyarakat merasa bosan dengan dampak negatif yang diciptakan oleh industrialisasi sehingga mulai memunculkan kritik-kritik terhadapnya. Tahap Konsumsi Tinggi. Pada tahap ini perhatian masyarakat lebih tertuju kepada masalah-masalah yang berkaitan dengn konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan lagi pada masalah produksi. Ada tiga tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan sokongan politik, yaitu : Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke negara-negara lain yang berakhir pada penaklukan atas negara-negara tersebut. Menciptakan kemakmuran yang lebih merata dengan mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan progresif, yakni semakin tinggi pendapatan semakin besar pula tarif pajak. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat diatas konsumsi kebutuhan utama yang sederhana atas makanan, pakaian, dan perumahan. Peningkatan konsumsi itu meliputi barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah.

F.       Distribusi Pendapatan Dan Kemiskinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat meliputi akumulasi modal, pertumbuhan penduduk, kemajuan teknologi dengan karakterisitik pertumbuhan ekonomi modern adalah kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan dari pertumbuhan ekonmi dan kemampuan untuk menyediakan berbagi macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan ekonomi; kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, namun belum merupakan syarat yang cukup. Maka untuk  merealisasikan potensi pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi baru., perlu melakukan penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideology. Maka inovasi  teknologi harus disertai inovasi sosial, sebab bila tidak akan seperti lampu tanpa aliran, artinya untuk terwujudnya potensi harus ada input-nya.
Sebuah buku yang berjudul The limits to Growth (1972) menjelaskan kenyataan bahwa sumber daya alam  yang terbatas dibumi tidak akan dapat menopang tingkat pertumbuhan yang tinggi secara terus menerus tanpa terjadinya bencana ekonomi dan social yang besar. Di Negara Sedang Berkembang (NSB) yang menjadi perhatian utama adalah mesalah pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Ketidak merataan distribusi pendapatan kemiskinan dideteksi dengan kerangka kemungkinan produksi yang digambarkan dengan. Pertama, barang kebutuhan pokok (necessity goods) dan kedua adalah barang-barang mewah.
Ukuran distribusi pendapatan yang sering digunakan adalah distribusi fungsional (factor share distribution). Ukuran distribusi ini menjelaskan pangsas (share) pendaptan nasional yang diterima oleh masing-masing faktor produksi. Ukuran distribusi pendapatan  (personalia distribusi) merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk menunjukkan hubungan antara individu-individu dengan pendaptan total yang mereka terima. Kemiskinan dapat dilihat sebagai keadaan masyarakat dengan tingkat ekonominya masih lemah, dan ditambah dengan kebijakan pemerintah yang umumnya diarahkan untuk memecahkan permasalahan jangka pendek. Tiga penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi (Shrap, et.al dalam Kuncoro, 2003:131), secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya seingga menimbulkan distribusi sumebr daya yang timpang; perbedaan sumber daya manusia; dan perbedaan akses dalam modal sedangka kemiskinan dapat diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingakat pendaptan yan gdibutuhkan  untuk memperoleh kebutuhan dasarnya (kemiskinan absolut) sedangkan kemiskinan relatif adalah orang yang sudah memiliki tingkat pendapatan yang dapat memnuhi kebuthan dasarnya. Kemiskinan dapat dilihat melalui tingakat konsumsi beras perkapita pertahun, tingakt pendapatan, tingakt kecukupan gizi, kebutuhan fisik minimum, dan tingakt kesejahteraan.

G.      Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh akumulasi modal, ttermasuk semua investasi yang berwujud tanah (lahan), pertanian fiscal, dan sumber daya manusia (human resources), disamping pertumbuhan pendudukan dan kemajaun teknologi. Berlangsungnya tingakt pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka kelompok negara-negara HPAEs mampu menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan dan kemiskinan.
Menurut para ahli yang diantaranya Andre Bayo Ala (1981), dikatakan bahwa kemiskinan bersifat multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan asset, organissasi social politik, pengetahuan serta keterampilan; sedangkan aspek sekunder berupa miskin akan jaringan social, sumber-sumber keuangan dan informasi.
Investasi merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi . pada perekonmi tertutup, sumber dana investasi adalah dari tabungan domestik, sedangkan untuk perekonmi terbuka sumber dana dapat diperoleh melalui penijaman. Tingkat investasi  dan tabungan di HPAEs dalam kurun waktu 1965 samapi 1990 meningkat lebih cepat dibandingkan  negara-negara berkembang lainnya.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dinegara HPAEs, maka peretumbuhan dan tranformasi dalam bidang pendidikan juga berlangsung sangat cepat. Transformasi pendidikan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan baiksegi kualitas dan segi kuantitas, bahkan pada saat ini kemampuan kognitif dari lulusan sekolah menengah di HPAEs sudah sebanding dengan lulsan sekolah menengah dinegara maju.

H.      Kependudukan dan Tenaga Kerja
Irawan dan Suparmoko (1992) mengatakan bahwapenduduk memiliki dua perana dalam pembangunan ekonomi yaitu dari segi permintaan dan dari segi penawaran, dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari penawaran penduduk bertindak sebagai produsen.
Struktur penduduk di negara sedang berkembang menghadapi permasalahan yang lebih rumit dibandingkan dengan sebelum perang dunia kedua. Tingakt pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja, telah menimbulkan permaslaahan bagi negara sedang berkembang dalam upaya meningkatakan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan yang semakin pesat di negara-negara berkembang menyebabkan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Kondisi ini dipandang sebagai  hal yang menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, terjadinya migrasi internal dianggap sebagai suatu proses yang alamiah ketika surplus tenaga kerja secara perlahan ditarik dari sektor pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan industry di perkotaan.
Teori lewis ini membagi perekonomian dalam dua sector, yaitu sector tradisional yang subsistem, yang ditandai oleh produktivitas tenaga kerja yang sangat rendah atau bahkan nol, dan sektor modern dengan tenaga kerja dari sector subsistem berpindah secara perlahan kearah industry modern.
Karalteristik migrant dibedakan menjadi tiga; karaktersitk demografi. Para miogran di NSB pada umumnya berusia 15-24 tahun. Karakteristik pendidikan, tampaknya ada korelasi positif antara kesempatan memperoleh pendidikan dengan migrasi. Karaktersitik ekonomi, pada umunya presentase migrasi yang terbanyak adalah eklompok penduduk miskin, karena tidak memiliki tanah dan juga tidak mempunyai keterampilan.
Lima bentuk pengangguran menurut Edwards (1974) yaitu pengangguran terbuka, setengah menganggur, tampak bekerja tetapi tidak bekerja penuh, tenaga kerja lemah, dan tenaga kerja yang tidak produktif.

I.         Pembangunan Ekonomi Di Indonesia
Bangsa Indoensia dalam melaksanakan pembangunan dari sejak zaman kemerdekaan samapi saat sekarang ini mendapat hambatan social politik, akibat dari pemerintahan yan gbelum stabil. Disamping itu pada tahun 1952-1959 sistem pemerintahan kita menganut sistem pemerintahan parlementer karena kondisi politik belum stabil maka pemerintah sering dijatuhkan oleh parlemen, shingga program-program pembangunan tidak dapat dilaksanakn secara berkesinambungan. Masalah lain yang dihadapi adalah naiknya biaya hidup masyarakat, tidak terkendalinya kegiatan ekspor-impor, terjadi defisit APBN, disusul ketidakstabilan moneter dan sebagainya.
Setelah tahun 1967 dan seterusnya kondisi mulai berubah, dimana berbagai permasalahan mulai diusahakan untuk diselesaikan dengan program rehabilitas dengan skala prioritas, samapi dengan dilaksanakan Repelita I samapi Repelita VI, serta konsep menuju tinggal landas. Namun lagi-lagi bangsa Indonesia menghadapi persoalan dalam melasksanakn pembangunan ekonominya dengan terjainya krisis moneter, menjadi krisis ekonomi , kemudian menjadi krisis politik dan krisis social yang sampai sekarang belum dapat dilaksanakan. Mislanya pada periode 1945-1950 perekonomian Indonesia menghadapai permasalahan ekonomi pascakolonial dan sebagai akibat perang yang diperburuk oleh msalah social politik yang timbul sebagai akibat permerintahan yang belum stabil.
Teori rostow sangat berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan di Indonesia, hal ini tercermin dari rumusan titik berat pembangunan dalam Repelita I sampai dengan Repelita VI, Repelita I, Meletakkan titik berat pembangunan pada sector pertanian dan industry yang mendukung sector pertanian. Repelita II, meletakkan titik berat pada sector pertanian dengan meningkatkan industry yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Repelita III, meletakkan titik berat pada sector pertanian menuju swasembada pangan meningkatkan industri mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Repelita IV, meletakkan titik berat pada sector pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industry yang dapat menghasilkan mesin-mesin industry sendiri, abik indutri berat maupun industry ringan yang akan dikembagkan dalam repelita-repelita yang akan dating. Repelita V, titkk berat pada sector pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian dengna meningkatkan sector industry yang menghasilkan barang ekspor, industry padat karya,indutri pengolahan hasil pertanian, indutri penghasil mesin-mesin. Repelita VI, titik berat pada bidang ekonomi dengan keterkaitan antara industry dan pertanian,serta bidang pembangunan lainnya yang merupakan penggerak utama pembangunan jangka panjang kedua, seiring dengan peningkatan kualitas SDM.

J.        Pembangunan Ekonomi Daerah
Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto suatu provinsi, kabupaten, atau kota.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999).
Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Kesempatan kerja bagi penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Todaro, 2000).
Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk mencipatakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses, yaitu proses yang mencakup pembentukan institusi - institusi baru, pembangunan indistri - industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah berserta pertisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Pembangunan ekonomi nasional sejak PELITA I memang telah memberi hasil positif bila dilihat pada tingkat makro. Tingkat pendapatan riil masyarakat rata-rata per kapita mengalami peningkatan dari hanya sekitar US$50 pada pertengahan dekade 1960-an menjadi lebih dari US$1.000 pada pertengahan dekade 1990-an. Namun dilihat pada tingkat meso dan mikro, pembangunan selama masa pemerintahan orde baru telah menciptakan suatu kesenjangan yang besar, baik dalam bentuk personal income, distribution,  maupun dalam bentuk kesenjangan ekonomi atau pendapatan antar daerah atau provinsi.

K.      Pembanguna Pertanian
Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan   sosial.  Implementasinya   tidak   hanya   ditujukan   untuk   meningkatkan   status  dan   kesejahteraan   petani   semata,   tetapi   sekaligus   juga   dimaksudkan   untuk   mengembangkan potensi   sumberdaya manusia   baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya,     lingkungan,    maupun     melalui   perbaikan    (improvement),      pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008).
Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher yang berjudul “Getting Agriculture Moving” dijelaskan secara sederhana dan gamblang tentang syarat pokok dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi: (1) adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, (2) teknologi yang senantiasa berkembang, (3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, (3) adanya perangsang produksi bagi petani, dan (5) tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
Adapun syarat pelancar pembangunan   pertanian   meliputi:   (1)   pendidikan   pembangunan,   (2)   kredit   produksi, (3) kegiatan gotong royong petani, (4) perbaikan dan perluasan tanah per- tanian, dan (5) perencanaan nasional pembangunan pertanian. Beberapa Negara berkembang,   termasuk   Indonesia,   mengikuti   saran   dan   langkah   kebijakan   yang disarankan oleh Mosher.
Pentingnya      peran   sektor   pertanian    dalam   pembangunan        ekonomi      suatu negara   juga   dikemukakan   oleh   Meier   (1995)   sebagai   berikut:   (1)   dengan   mensuplai   makanan   pokok   dan   bahan   baku   bagi   sektor   lain   dalam   ekonomi   yang berkembang,       (2)  dengan     menyediakan      surplus    yang   dapat   diinvestasikan     dari tabungan      dan   pajak   untuk    mendukung       investasi   pada    sektor   lain  yang    berkembang,   (3)   dengan   membeli   barang   konsumsi   dari   sektor   lain,   sehingga  akan meningkatkan permintaan dari penduduk perdesaan untuk produk dari sektor yang berkembang,   dan   (4)   dengan   menghapuskan   kendala   devisa   melalui   penerimaan devisa dengan ekspor atau dengan menabung devisa melalui substitusi impor.

L.       Pembangunan Industri
Peran sector industry dalam pembangunan adalah untuk memberikan nilai tambah factor-faktor produksi. Pada dasernya peranan sector industry dalam pembangunan ini dikembangkan menjadi strategi indutrialisasi yan gmeliputi strategi industry (SISI) ata u import substitution dan strategi industry promosi ekspor (SIPE) export promotion.
SISI dikenal pula dengan istilah strategi orientasi kedalam (inward looking strategi), yaitu strategi industrialisasi yang mengutamakan berbagai jenis pengembangan industry yang menghasilkan barang-barna guntuk menggantikan kebutuhan  akan barang impro produk sejenis. Sedangkan SIPE sering disebut strategi orientasi keluar (outward looking strategi) yang megnutamakn pengembangan berbagi jenis industry yang mengahsilkan produk-produk untuk diekspor.
Sector industry merupakan sector utama dalam perekonomian Indonesia setelah sector pertanian. Sector ini sebagi penymbang dalan pembetukan PDB Indonesia daru waktu-kewaktu mengalami peningkatan samapi pada tahun 1999. Bahkan sejak tahuhn 1991 sektor ini mampu menjadi sector utama dengan mengalahkan peran sector pertanian dalam menyumbang  penbentukan PDB.
Sebagai gambaran pada 1999 peran sektro industry pengolahan mencapai lebih dari seperempat komponen dalam pembentukan PDB.sementara sector pertanian hanya mampu menyumbang 19,4%. Untuk pertanian angak inipun lebih rendah dari sumbangan dari industry non migas. Di Indonesia, industry dibagi menjadi empat kelompok , yaiut indutri besar, industry sedang, industry kecil, dan industry rumah tangga.


BAB IV
PENUTUP
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang, Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun


DAFTAR PUSTAKA

Subandi. (2011). Ekonomi Pembangunan. Alfabeta. Bandung
Mengoptimalkan Potensi Diri

Setiap orang pasti memiliki bakat dalam dirinya masing-masing, dan bakat setiap orang itu berbeda-beda. Untuk mengetahui bakat yang dimiliki oleh individu maka perlu diadakannya proses penelusuran bakat, dengan cara assessment bakat.
Proses assessment bakat dilakukan dengan mengisi lembaran soal test bakat yang terdiri dari 170 soal, dengan mengisi formulir ini makan akan diketahui sebagian besar bakat bakat dominant yang dimiliki oleh individu.
Setiap potensi yang dimiliki maka harus dikembangkan menjadi kekuatan melalui peningkatan ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang berkaitan dengan bakat dominan yang dimiliki. Dengan menempati peran yang sesuai dengan bakat-bakat dominan anda, maka dapat dipastikan bahwa anda akan menghasilkan kinerja maksimum, sedang disisi lainnya usahakan untuk tidak menempati peran dimana anda tidak memiliki potensi untuk itu agar tidak menjadi kelemahan. Oleh karena itu geser paradigma dari usaha memperbaiki kelemahan menuju berfokus kepada kekuatan dan menyiasati kelemahan.
 
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu peserta dalam membuka wawasan tentang tallent/bakat yang dimiliki oleh setiap individu juga untuk memberikan arahan dan gambaran mengenai bakat/potensi dan kelebihan yang dimiliki peserta. Menggali potensi/bakat yang dimiliki setiap individu. Meningkatkan potensi bakat yang dimiliki.

Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan in adalah tumbuhnya  pemahaman mengenai talent/bakat setiap individu. Peserta akan memperoleh arahan dan gambaran mengenai bakat/potensi setiap peserta. Pserta akan mengetahui talent/bakat yang dimiliki oleh setiap peserta. Potensi setiap peserta akan meningkat.

MATERI
1. Pengantar Pelatihan
2. Tallent Treatment
3. Unlocking Potential Power
4. Maximizer Potential Tallent

Wednesday 5 January 2011

SUKSES DENGAN 5K

Keterampilan bekerja sangat berkaitan erat dengan sebuah kinerja, lahirnya etos kerja yang tinggi adalah dari kondisi hati yang mendalam, artinya bahwa bekerja bukan hanya fisiknya saja yang bekerja, ada sebuah software manusia yang harus lebih intensif lagi untuk digali potensinya, yaitu hati dan spritualitasnya. Hati merupakan kekuatan yang mampu meningkatkan potensi diri dan etos kerja.
Etos kerja yang tinggi akan sangat menguntungkan perusahaan, dalam hal ini bukan hanya keuntungan financial yang didapat tetapi lingkungan kerja pun akan menjadi kondusif. Bayangkan ketika kita bekerja pada lingkungan yang etos kerjanya sangat rendah, seandainya kita memiliki etos kerja yang tinggi tanpa didukung rekan kerja kita, tidak mungkin kita bisa bekerja maksimal. Etos kerja perlu dibangun dari setiap individu dan kelompok kerja. Etos kerja tidak akan terbangun tanpa adanya kesadaran hati masing-masing individu untuk meningkatkannya.

Monday 3 January 2011







metode menyentuh hati: 
  1. Dijelaskan dengan logika dan analogi sehingga mudah dimengerti
  2. Disertai dengan cerita-cerita yang menginspirasi dan memperdalam pemahaman
  3. Penyampaian dinamis, diseligni game, dan diskusi interaktif
  4. Menghancurkan belnggu diri
  5. Membungkam alasan