Wednesday 28 November 2012

Oleh : Wanty Ekajayanti

Jika dulu kau mencintaiku karena sifatku yang ceria dan menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu
kemudian keceriaan itu kelam dirundung duka.

ternyata kau masih tersenyum mencintaiku
Jika dulu kau mencintaiku karena ramah hatiku Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu

Kemudian saat  keramahan itu tertutup kabut prasangka
ternyata kau masih lembut mencintaiku
Jika dulu kau mencintaiku karena cerdasnya diriku Membuatmu yakin pada putusanku

Kemudian Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
ternyata cintamu masih bijak untukku
Jika dulu kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku

Kemudian saat di tengah itu rasa manjaku tiba2 menyeruak menjadi stadium akhir
ternyata cintamu masih tangguh untukku
Jika dulu kau mencintaiku karena tegarnya sikapku Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu

Kemudian saat ketegaran itu rapuh diterpa badai
ternyata cintamu masih bertahan untukku
Jika dulu kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam

Kemudian saat pengertian itu tertelan oleh ego ku sesaat
ternyata cintamu masih mengerti untukku
Jika dulu kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku yg Menambah dalamnya rasa cintamu saat semakin mengenalku

Kemudian saat kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
ternyata cintamu masih mampu memaafkanku
Jika dulu kau mencintaiku karena keteguhan imanku Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
Kemudian Kala iman itu jatuh menurun

ternyata cintamu tetap sabar membimbingku
Jika dulu kau mencintaiku karenaKu yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat
Kemudian saat ombak menerpa cinta kita
ternyata cintamu tetap setia untukku

meski seisi lautan kujadikan tinta untuk menggoreskan betapa hebat dan indahnya cintamu pun, itu tak kan pernah cukup.

terimakasih sayang
terimakasih untuk kehebatan cintamu
untuk kesetiaan cintamu

dan untuk ketulusan cintamu
tidak satupun wanita sebahagia diriku. dg anugerah cinta yg Allah bentangkan dalam hatimu yg hanya untukku.

smoga Allah membalas cinta untukmu dari diriku. melebihi cintamu padaku

.: jika aku boleh menulis surat ini kepada Allah, aku ingin meminta pada Nya, agar aku dijadikan sebagai bidadarimu kelak di Jannah Nya :.

Oleh Wanty Ekajayanti

Pernah suatu hari seorang teman memberikanku buku tentang "jodoh". tanpa sadar, dan refleks hal itu membuatku mengeluarkan pertanyaan2 dengan nada heran.
"kenapa ini?"
"kenapa ngasi buku seperti ini?'
"kamu ngejekin aku ya?"
"maksudnya apa?"
(meski sebenarnya aku sama sekali tak tersinggung, sekedar heran saja)
sang teman hanya tersenyum dan menjawab "ndak ada maksud apa2, 1ty,,,, ya, siapa tau dan mudah-mudahan bermanfaat". masih tetap dengan raut heran menatap senyum sang teman, akhirnya kuterima buku itu.

Oleh Wanty Ekajayanti
Pontianak, 18 Agustus 2011

Sore itu hari ke 17 dibulan Ramadhan yang bertepatan dengan hari kemerdekaan bangsaku Republik Indonesia yang ke 66 tahun, yaitu tepat 17 Agustus 2011.

sehari sebelumnya, dari pulau seberang, dia (pria terbaik) telah mengamanahkan sesuatu untuk disampaikan kepada  kedua orang tuanya lewat alamat pos ku. dan kuputuskan untuk mengantarkan amanah tersebut pada hari kemerdekaan, bukan karena apa2, tapi karena kebetulan hari libur.

Menjelang buka puasa aku baru tiba dirumah bapak dan emak, masih tetap ada rasa canggung dan malu2 dalam diri ini. tapi semua aku tepis. singkatnya setelah menyampaikan pesan dari nya utk kedua orang tuanya, aq memutuskan untuk menginap. meski dia sedang tidak di rumah alias di pulau seberang.

Berbuka bersama, sholat berjamaah, lalu berbincang panjang lebar menjadi aktifitas aku, emak dan bapak nya malam itu. semakin banyak hal yang belum ia ceritakan padaku, aku ketahui dari cerita kedua orng tuanya. tawa dan senyum menjadi bumbu indah dalam percakapan kami bertiga. akupun semakin merasa nyaman berada ditengah-tengah beliau berdua.

pukul 20.30 malam itu handphone milik emak berbunyi. sebuah panggilan. terlihat nama M. Fajrin di layar handphone. oh, ternyata si bungsu tengah menghubungi sang ibu. kutinggalkan bapak dan emak yg berbincang dengan nya melalui telpon. aku pun memutuskan untuk sholat (karena asyik bercengkerama kami sampai lupa bahwa waktu sholat isya telah terlewat).

selesai sholat, giliran aku yang menerima telpon dari si bungsu lewat handphone yg sama. hm, masih sama seperti perasaan saat pertama kali menerima telponnya dulu. masih berdebar debar rasanya. dan itu sempat membuatku bingung. apakah ini karena rasa itu atau memang aku memiliki gejala jantungan. ah, tapi kenapa jantungannya hanya kambuh saat menerima telpon darinya? tentu saja ini bukan sakit jantung (pikirku). 

kupilih sofa di sudut ruang tamu sebagai tempat ku merebahkan badan sambil berbincang2 dengan nya. meski aku tahu di balik dinding ini, semua pembicaraan ku dengannya semua terdengar jelas oleh bapak dan emak. tapi aku tak perduli. mereka pasti sangat mengerti (namanya juga anak muda. hehehe). saat masih asyik dalam pembicaraan, mataku tertuju pada 3 buah baterai hp yang tersusun di pojok dinding. tapi aku tak memperdulikannya. bukan hal aneh (itu pikirku).

tanpa terasa malam sudah larut saat kami menyadari pembicaraan kami yg begitu panjang. dan kamipun memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan itu. saat menuju ke kamar, kulihat emak masih ada di ruang TV.
“emak belom tidur?” tanyaku. “belom, ayoklah tidur sama2”, jawab emak. waaaaah, aku baru sadar ternyata emak menungguku selama 2 jam. “waaah, kenapa ditunggu mak?”, tanyaku rikuh. “ndak apa2”, jawab emak singkat yg kemudian diikuti dengan senyum khas nya yang mengembang. waaah, tanda sayang beliau padaku kah ini?? hanya beliau yg tahu.

setelah di tempat tidur, aku teringat pada baterai yg kulihat tadi. karena penasaran, langsung saja ku coba Tanya pada emak (itung2 cari bahan pembicaraan juga sebelum tidur. dari pada diem-dieman.hehehe). “Mak, dipojok tu ada batre hp 3 buah. punya siapa mak? kok ga dipakai?” Tanya ku. Emak senyum lalu menjawab “oooh, itu lah batre hp yg dipake Rin kalo telponan sama Wanty, waktu Wanty masih di Semarang,,,, jadi kalo telponan lama, ndak perlu ngecas2 lagi, ganti batre nye jak. biasa tiap hari dia ngcas semua batre tu…”


Ach!!!!! entah speechless, entah, terharu, atau terkesima, aku tak tahu apa yg melingkupi perasaanku malam itu sebelum tidur. Ibumu yang telah menunjukkan salah satu bukti cintamu padaku.

Oleh Muhammad Fajrin Mustafa

Maaf.... dulu aku hanya mengenalmu dari luar, aku hanya tahu namamu, aku hanya tahu wajahmu, aku hanya tahu nomor ponselmu. Aku sama sekali tak tahu siapa kamu, bagaimana sifatmu dan bagaimana sikapmu. Aku tak tahu hal baik yang kamu miliki dan hal buruk yang kamu miliki.

Maaf.... kini aku sudah merasa mengenalmu.Aku telah lancang untuk mencari tahu tentang kamu sehingga aku tahu kamu lebih dari namamu; aku tahu arti dari rangkaian doa yang ada dideretan namamu. Aku tahu kamu lebih dari wajahmu; aku tahu setiap lukisan diwajahmu yang tergambar melalui ekspresi wajahmu dan itu mempengaruhi gejolak hatiku. Aku tahu kamu lebih dari nomor penselmu; aku tahu deret angka yang sering menghubungimu, yang sering mengirimmu pesan singkat, yang sering memanggilmu dengan panggilan menyenangkan, aku tahu nama lain yang kamu tulis untukku di ponselmu, dan aku tahu setiap getar suaramu.

Aku tahu lebih dari sifat dan sikapmu; aku tahu ketika kamu menyembunyikan wajah sedihmu dalam kebahagiaan, aku tahu wajah marahmu yang kamu sembunyikan dalam keceriaan, aku tahu saat kamu membalut tangismu dalam tawa, dan aku tahu setiap wajah kebohongan yang berusaha untuk jujur. aku tahu lebih dari baik dan burukmu; aku sadar kapan aku bisa membuatmu marah, aku tahu kapan kamu mulai ngambek, aku tahu kapan kamu ingin dimanja, aku tahu kapan kamu ingin dirayu dan aku tahu sekuat apa kamu menuggu.

Maaf.... dengan sangat mengenalmu aku justru tak bisa mengkondisikan diriku agar kamu bisa merasa nyaman, aku sering memintamu untuk ini dan itu hanya untuk memenuhi sebuah pengharapan, aku sering membuatmu menangis hanya karena aku anggap itu tak perlu ditangisi, aku sering membuat marah hanya karena aku anggap itu tak perlu dipermasalahkan, aku sering membuatmu ngambek hanya karena idealisme yang ada padaku.

Maaf.... aku tahu menunggu itu bukan hal yang menyenangkan. tapi denganku kamu harus sering melakukan itu, denganku kamu harus sering menunggu. Dengan menunggu kamu telah melakukan pengorbanan yang luar biasa, padahal diluar sana banyak pilihan yang tidak perlu dipilih dengan menuggu, banyak pilihan yang tidak perlu dipilih dengan pengorbanan dan denganku kamu rela mengorbankan dirimu sendiri.

Maaf.... aku telah membawamu kedalam pelanggaran yang menyenangkan, aku telah mengajarimu sebuah kesalahan indah, dan aku telah mengajakmu berdosa dalam jeratan surga, tapi dalam doa aku menyertaimu untuk bisa membuat semuanya menjadi lebih indah.

Maaf.... aku bukan yang diidamkan dalam sebuah kriteria, aku bukan yang sempurna dalam sebuah pesona, dan aku bukan yang ideal dalam sebuah idealisme. Tapi aku tidak ingin menjadi kesalahan terbesarmu.

Maaf.... aku hanya bisa menjadi aku yang sederhana dan berharap bagaiman aku begitulah kamu.
Maaf.... aku sangat berharap sebuah maaf dari semua kesalahan yang ada.
Maaf.... Jika nanti terjadi lagi.
Maaf.... kupinta disetiap hari, bulan, dan tahun hijriyah.
Maaf.... Minal aidin falidzin mohon maaf lahir dan batin.

Maaf.....Duhai Bidadari Surgaku Wanty Ekajayanti.

KEDEWASAAN CINTA
Oleh Muhammad Fajrin Mustafa

Engkau wanita yang memiliki kelembutan
Yang menjadi penyeimbang hati keras sang pria.
Membuat pria lembut ketika tidak mendapatkan kenyamanan dari cinta.
Membuat pria lembut ketika tidak mendapatkan tawa dari cinta,
Membuat pria lembut ketika gelisah oleh cinta.
Membuat pria lembut berubah menjadi kasih ketika cinta begitu indah.

Engkau wanita yang miliki ketulusan,
Yang menjadikan ketulusan sebagai senjata ampuh untuk menundukkan hati pria.
Membuat pria tulus ketika cinta meminta,
Membuat pria tulus ketika cinta tidak memberi,
Membuat pria tulus ketika cinta hanya harapan hampa,
Membuat pria tulus ketika mengungkapkan kenyamanan cinta.

Engkau wanita yang mempunyai daya tarik
Yang menjadika daya tarik sebagi sesuatu yang mengalahkan kecantikan yang dimiliki setiap wanita.
Membuat keperkasaan pria terperangah dengan daya tarikmu,
Membuat angkuh pria luluh dengan daya tarikmu,
Membuat mata pria tak berkedip ketika membayangkanmu,
Membuat pria menjadi pria yang paling bahagia ketika melihatmu.


Engaku wanita yang  diselimuti kesabaran
Yang menjadikan kesabaran penawar setiap rasa,
Menghadapi pria dengan sabar  walau itu derita,
Menghadapi pria dengan sabar walau bercucur air mata,
Menghadapi pria dengan sabar mencoba berbalut tawa,
Menghadapi pria dengan  sabar sehingga menjadikanmu dewasa.

Engkau wanita yang luar biasa.
Yang membuat pria menjadi luar biasa.
Membuat pria  luar biasa karena bisa bersamamu,
Membuat pria  luar biasa ketika kau menghiburnya dengan kebiasaaan,
Membuat pria luar biasa ketika engkau tidak membiarkannya dalam duka.
Membuat pria luar biasa ketika engkau tahu apa yang dirasa,

Engkau wanita yang penyayang
Yang menjadikan sayang senjata memperoleh sayang,
Membuat pria merasakan sayang,
Membuat sayang yang kau dapat tidak sebatas mata yang memandang,
Membuat sayang dapat berwujud ketulusan,
membuat sayang mejadi cerita cinta yang panjang

Engkau anugerah terindah dari Yang Maha Cinta
Yang menjadikan penghebat pria pilihanmu,
Yang mejadikan pria ingin segera bersanding dalam hidupmu,
Yang mendambakan kebahagiaan bersama yang dicintai,
Yang merasakan anugrah dalam kebersamaan hari.

Engkau wanita yang terindah,
Engkau wanita yang memiliki ketulusan,
Engkau wanita yang memiliki kelembutan,
Selamat menjadi pribadi yang semakin dewasa,
Semoga ini diikuti kedewasaan cinta,
Kedewasaan yang selalu menghiasi rasa.

Selamat Ulang Tahun Cinta.
To Wanty Ekajayanti Fajrin

Saturday 24 November 2012




Oleh : Muhammad Fajrin Mustafa

Kota Bandung terkenal sebagai Kota Pendidikan, kota pusat intelektual, dan khazanah keilmuan yang konon sudah tumbuh pesat semenjak pemerintahan Hindia Belanda. Dari sinilah tumbuh pesat tempat-tempat pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Tinggi.

Logika umum yang sederhana menyatakan sekolah adalah tempat dimana dilangsungkannya kegiatan belajar dan mengajar siswa oleh para guru. Penelaahan yang sedikit filosofis, sekolah merupakan wahana yang membentuk daya kreasi dan imajinasai siswa sehingga mereka mampu menggali dan memunculkan potensinya untuk mengukir prestasi yang lebih baik tidak hanya dalam konteks penalaran bahan ajar yang diberikan.

Peranan pendidikan dalam meningkatkan kulalitas SDM menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia tentunya bukanlah hal baru lagi bagi masyarakat di negara ini. Banyaknya kekayaan alam yang tersimpan di kota kembang, dan tingginya kreativitas sumber daya manusia yang berada di kota tersebut, menjadikan Kota Bandung sebagai barometer pertumbuhan industri kreatif di tingkat nasional. Paper ini berjudul “Bandung dan Social Entrepreneurship” yang bertujuan menganlisis tentang peran Bandung sebagai kota pendidikan dan kreatif dalam membentuk social entrepreneur mahasiswa dari luar Kota Bandung. Analisis ini berdasarkan analisis deskriptif.

Social Entrepreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata, social yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Santosa dalam Nurrahman, 2009).

Konsep secara umum dari Social Entrepreneurship, sebenarnya bukan merupakan sebuah lembaga atau organisasi bentukan atau turunan dari perusahaan dan lembaga pemerintahan yang bersifat komersial. Akan tetapi murni merupakan sebuah usaha entrepreneurship yang bergerak di bidang sosial. Pada awalnya, Social Entrepreneurship mempunyai inti pemberdayaan dalam bidang kemasyarakatan yang bersifat voluntary atau charity (kedermawanan dan sukarela). Dalam hal ini membentuk sebuah lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan, anak asuh atau donasi untuk beasiswa di bidang pendidikan.

Konsep awal mula Social Entrepreneurship tidak menekankan pada usaha untuk menghasilkan profit. Jika ada profit, bukan menjadi tujuan utama dan nilainya bisa dibilang kecil. Karena inti utama dalah pemberdayaan untuk kemaslahatan bersama.

Model yang dikembangkan oleh Misra dan Kumar (2000) berkaitan dengan faktor-faktor yang memunculkan entrepreneurial behavior diawali pada faktor demografis dan faktor psikologi. Mengenai faktor demografi, Misra dan Kumar (2000) menyimpulkan tiga hal dari beberapa penelitian yang ada. Dinataranya sebagai berikut:

 (a) the assumption that certain demographic characteristics lead to similar experiences in life has been disproved; (b) many researchers use demographic characteristic as surrogates for personality characteristics, which is again an extension of the assumption just stated; and (c) this line of research has been woefully inadequate in predicting who will or will not be an entrepreneur, Dimensi yang dikembangkan untuk faktor psikologi dari penelitian Misra dan Kumar (2000) terdiri dari sikap yang terdiri dari achievement motive, locus of control, risk taking and values, lalu situation dan intention. Hasil dari penelitian Misra dan Kumar (2000) menyatakan bahwa faktor demografis dan psikologi mempengaruhi sikap berwirausaha. Zulganef, Farida Nursjanti (2009) juga menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara budaya individualism dengan karakteristik kewirausahaan.

Dalam penelitian lain, yaitu penelitian Tur Nastiti dkk (2010) dikembangkan beberapa faktor yang mempengaruhi minat wirausaha diantaranya adalah faktor kepribadian  yang terdiri dari kebutuhsn akan pencapaian, lokus kendali, dan efikasi pribadi.

Tur Nastiti dkk (2010) menjelaskan bahwa kebutuhan akan pencapaian sebagai salah satu keinginan yang memotivasi orang dalam berprilaku disamping keinginan untuk berkuasa dan keinginan untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Sedangkan untuk lokus kendali Tur Nastiti dkk (2010) menjelaskan bahwa ia didefinisikan sebagai keyakinan yang muncul sebagai akibat dari adanya kemampuan, kemauan, dan keahlian. Mengutip dari Bandura (Tur Nastiti dkk, 2010) yang dijelaskan oleh Tur Nastiti dkk berkaitan dengan efikasi pribadi yang merupakan wujud sikap kepercayaan akan diri sendiri untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Bandura (Tur Nastiti dkk, 2010) menjelaskan empat cara untuk meningkatkan efikasi pribadi yaitu dengan keberhasilan yang berulang, pembelajaran secara langsung, dukungan sosial, dan evaluasi status psikologi untuk mengurangi tekanan. Secara umum penelitian Tur Nastiti dkk (2010) menyatakan bahwa kebutuhan akan pencapaian, lokus kendali, dan efikasi pribadi dapat mempengaruhi minat wirausaha.

Tumbuh kembangnya minat wirausaha juga tak lepas dari pendidikan dalam penelitian Tur Nastiti dkk (2010) menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh negatif terhadap minat berwirausaha di Indonesia karena orientasi  pendidikan kurikulum ekonomi dan bisnis tidak diarahkan untuk berwirausaha. Sebagai respon terhadap hal ini Asep Surayan (2009) dalam hasil penelitiannya merekomendasikan agar Perguruan TInggi (PT) (1) menjadikan kewirausahaan  sebagai dasar reorientasi manajemen PT, (2) Memasukkan semangat kewirausahaan untuk mewarnai muatan lokal dalam kuriulum dikti sebagai perwujudan PT dalam merespon perkembangan eksternal, (3) Menjadikan semangat kewirausahaan sebagai strategi pencapaian tujuan PT, (4) Memasukkan semangat kewirausahaan kedalam program-program pengabdian masyarakat.

Sebagai mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Barat (anak rantau). tentunya bukan hal yang mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan ketika berada ditanah rantau (Kota Bandung). Keberhasilan sektor pendidikan dalam mendidik SDM agar berkualitas dibuktikan dengan dijadikannya Bandung sebagai icon dari pertumbuhan ekonomi kreatif. Hal ini tidak terlepas dari kreatifitas yang dimiliki SDM yang ada dibandung sehingga Bandung menjadi satu diantara tujuan wisata yang diminati wisatawan asing dan lokal.

Pertumbuhan ini akan membangun kompetisi yang tinggi dengan tujuan untuk bisa lebih baik. Kompetisi yang muncul berada pada bidang commercial entrepreneur dan social enterpreneur. Ketatnya kompetisi ini karena faktor demografis dan psikologi sehingga memunculkan entrepreneur behaviors. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Misra dan Kumar (2000) serta hasil penelitian Zulganef dan Farida Nursjanti. (2009).

Faktor demografis dan psikologi kota Bandung dirasa membawa efek positif untuk anak rantau, walaupun waktu tinggal di Bandung belumlah lama. Hal pertama yang dirasa adalah munculnya sikap mau berkorban dan segera bertindak. Tuntutan sebagai mahasiswa bukanlah konsekwensi yang bisa disepelekan karena hal ini berhubungan dengan masa depan. Berkorban uang, waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan menyita keinginan anak rantau untuk tetap berada dizona nyaman. Ketika teman yang lain bisa dengan leluasa untuk hidup dengan royal, memanfaatkan waktu dengan bersantai, dan memperoleh sesuatu tanpa harus bekerja dengan maksimal dan totalitas. Anak rantau harus membuang jauh-jauh pikiran untuk tetap berada dizona nyaman.

Hal kedua dan ketiga akan terkait dengan hasil penelitian Tur Nastiti dkk (2010). Kedua, kesediaan untuk segera action. Kota Bandung merupakan kota pendidikan dan kota kreatif. Satu diantara bentuk kreatifitas yang ada adalah terbentuknya komunitas dibidang jasa pendidikan dan pelatihan dengan orientasi non-profit. Hal ini telah menginspirasi anak rantau sehingga mampu membentuk RUHANI Learning Center (RLC) dikampung  halaman. RLC merupakan lembaga yang bergerak dalam pendidikan dan pelatihan dibidang peningkatan kulitas SDM khususnya diklat untuk anak pantiasuhan dan masyarakat ekonomi lemah yang berada di Pontianak Kalimantan Barat. Selain itu RLC juga memfokuskan kegiatan untuk memberi beasiswa pendidikan dalam program talangaek yaitu penggalangan dana untuk membantu biaya pendidikan anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.

Ketiga, mampu mempengaruhi orang lain. Tentunya RLC akan lebih baik jika banyak tenaga yang berkecimpung didalamnya. Si anak rantau berhasil mengajak orang-orang terdekat untuk bersedia ikut serta dalam melaksanakan visi dan misi yang ada. Orang-orang tersebut adalah istri, saudara, dan teman. Bahkan berkat proses komunikasi dan usaha keras, RLC berhasil membuat program talangaek menjadi sebuah program kegiatan yang akan dilaksanakan disebuah perguruan tinggi swasta di Pontianak. Kegiatan ini dikelola langsung oleh badan eksekutif mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.

Berkaitan dengan pembahasan yang ada, maka social entrepreneur memiliki kesamaan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah model yang dikembangkan oleh Misra dan Kumar (2000) yang menyatakan bahwa faktor demografis dan psikologi mempengaruhi sikap berwirausaha. Serta penelitian Zulganef, Farida Nursjanti (2009) tentang hubungan individualism dengan karakteristik kewirausahaan. Faktor-faktor ini dapat juga diadopsi untuk meneliti social entrepreneur dan realisasi ini telah digambarkan pada bagian pembahasan.

Sejalan dengan model yang dikembangkan Misra dan Kumar (2000), Tur Nastiti dkk (2010) mengembangkan model yang lebih spesifik pada kebutuhan akan pencapaian, lokus kendali, dan efikasi pribadi.  Tur Nastiti dkk (2010)menyatakan bahwa kebutuhan akan pencapaian, lokus kendali, dan efikasi pribadi dapat mempengaruhi minat wirausaha. Faktor-faktor ini dapat juga diadopsi untuk meneliti social entrepreneur dan realisasi ini telah digambarkan pada bagian pembahasan.

Pengembangkan kewirausahaan sebaiknya berorinetasi commercial entrepreneur dan social entrepreneur dengan mengadaptasi hasil penelitian Asep Surayan (2009) menjadikan social entrepreneur  reorientasi manajemen PT, social entrepreneur sebagai muatan dalam kuriulum dikti, (3) menjadikan social entrepreneur sebagai strategi pencapaian tujuan PT, (4) Memasukkan social entrepreneur kedalam program-program pengabdian masyarakat.

Asep Suryana N. (2009). Pengembangan Pendidikan Tinggi Berorientasi Kewirausahaan. Jurnal Manajemen Indonesia. 9, 1: 1-13.
Nurrahman. (2009). Social Enterpreneurship. [online] Tersedia dalam http://nurrahmanarif.wordpress.com/2009/02/24/social-entrepreneurship/
Sasi Misra, E. Sendi Kumar. (2000). Resourcfulness: A Proximal Conceptualisation of Enterpreneurial Behavior. Journal of Enterpreneurship, 9, 2: 135-154.
Tur Nastiti, Nurul Indarti, Rokhima Rostiani. (2010). Minat Berwirausahan Mahasiswa Indonesia dan China. Jurnal Manajemen dan Bisnis. 9, 2:188-200.

Zulganef, Farida Nursjanti. (2009). Asosiasi Individualisme dan Power Distance Dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa Bandung. Jurnal Manajemen Indonesia. 9, 1:  108-122

Oleh,
Muahmmad Fajrin Mustafa

Pertanyaan yang sering muncul dalam difusi inovasi adalah bagaimana mengusahakan agar suat ide baru bisa diterima oleh orang banyak karena kebermanfaatannya. Banyak faktor yang akan mempengaruhi penyebaram ide tersebut karena itu masalah umum yang menjadi persoalan penting dalam difusi inovasi adalah bagaimana mempercepat laju penyebaran inovasi.

DIFFERENCES AND SIMILARITIES IN ISLAMIC AND CONVENTIONAL BANKING

Analisis Jurnal oleh 
Muhammad Fajrin Mustafa

Bank syariah di Indonesia terhitung masih sangat muda, perkembangannya di Indonesia diawali pada tahun 1991 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pada saat sekarang ini banyak bank konvensional yang melakukan perkembangan dengan membukan unit usaha syariah, hal ini terjadi karena bank syariah (BMI) berhasil lolos dalam uji kelayakan oleh Bank Indonesia setelah krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998.
Pada awalnya perkembangan bank di Indonesia masih bersifat konvensional dalam artian, belum memiliki standar dari bank syariah sendiri, karena bank syariah berbasisi ideologi Islam oleh karena itu Bnak Syariah adalah bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dengan landasan nilai-nilai keislaman. Sedangkan Bank Konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran berdasarkan ideologi kapitalis, sosialis, dan nasionalis.
Respon terhadap perkembangan Bank Syariah di Indonesia berbeda-beda yang sifatnya pro dan kontra. Perbedaan ini dikarena ketidak pahaman sebagian masyarakat tentang perbedaan dan persamaan antara Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional.  Review paper ini akan membahas tentang perbedaan dan persamaan antara Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional sehingga dapat diperoleh informasi yang memantapkan pemahaman yang ada.
Review ini dilakukan terhadap paper yang berjudul “Differences and Similarities in Islamic and Conventional Banking.” yang ditulis oleh Muhammad Hanif yang dapat dihubungi melalui e-mail muhammad.hanif@nu.edu.pk. Penulis adalah Assistant Professor, National University of Computer & Emerging Sciences, Islamabad. Penulis memperoleh gelar PhD-Finance Scholar at International Islamic University, Islamabad, Pakistan. Penelitian ini diterbitkan pada Februari 2011 oleh International Journal of Business and Social Science dalam edisi kedua, volume dua dihalaman 166-175.
Paper ini dikembangkan dengan paradigma interpretif yang dilakukan dengan melihat fenomena pesatnya perkembangan perbankan syariah yang terjadi di Pakistan. Paper ini berupaya untuk mencari penjelasan tentang perbedaan dan persamaan antara perbankan syariah dan perbankan konvensiaonal. Penjelasan untuk perbedaan dan persamaan tersebut diteliti berdasarkan jenis riset grounded theory dengan menggunakan metode analisis kualitatif.Penelitian ini merupakan upaya untuk memahami mekanisme sistem Keuangan Syariah dan mendokumentasikan persamaan dan perbedaan antara system Keuangan Syariah dengan sistem keuangan konvensional. Penelitian ini telah mendokumentasikan model yang digunakan oleh Islamic Financial Institutions (IFI) dalam kegiatan mereka, termasuk deposit collection, servicing and provision of financing facilities, investment dan lain-lain. Semua ini akan diterapkan sebagai pembanding terhadap model keuangan dan deposit collection dari system keuangan konvensional. Penelitian juga menemukan berbagai kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh sistem keuangan syariah yang bersifat operasional karena lingkungan keuangan dan pembiayaan dengan system bunga.

Hasil temuan dari penelitian terhadap perbedaan dan persamaan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang ditinjau dari deposits, financing and investments, credit cards, short them loans, medium to long term loans, leasing, agricultural loans, house financing, dan investmens. Berdasarkan semua aspek tersebut peneliti menyimpulkan; Pertama, IFI tidak dapat menyediakan pembiayaan untuk kegiatan yang dilarang dalam hukum Islam yang terlepas dari profitabilitas dan kelayakan ekonomi misalnya bisnis minuman keras, babi dan pornografi dan ini tidak dilakukan dalam system keuangan konvensional. Kedua, IFI tidak bisa memberikan pinjaman dengan sistem bunga tetapi semua itu dapat dilakukan dengan bagi hasil, untuk perbankan konvensional masih diberlakukan bunga atas pinjaman. Ketiga, Sistem keuangan syariah dalam menyediakan pembagian keuntungan dengan bagi hasil walaupun keuntungan dapat dibagi berdasarkan kesepakatan antara pihak yang terlibat namun kerugian harus dibagi sesuai dengan kontribusi modal ataupun kepemilikan dan hal ini tidak sepenuhnya ada dalam sistem perbankan konvensional.
Perbankan syariah ini tidak asing bagi dunia bisnis, tidak seperti yang dirasakan oleh kalangan tertentu. Jumlah kegiatan bisnis yang melibatkan perbankan syariah direspon sama seperti perbankan konvesional, tetapi perbankan syariah didasarkan pada hukum-hukum islam dalam bentuk Murabahah, Ijarah, Bai Muajjal, Bai Salam, Istasna, Musyarakah dan Mudharabah.
IFI tidak bisa memperpanjang fasilitas kredit tanpa dukungan dari sektor riil. Pembiayaan baik dilakukan melalui pembagian risiko dan imbalan atau harus didukung aset. Kedua hal ini dapat dijumpai di sistem keuangan Islam dalam bentuk Mudharabah yang bisa memainkan peran sebagai katalisator untuk mengubah masyarakat menjadi lebih makmur dengan memperluas fasilitas modal kepada orang-orang terampil yang kurang modal. Model Mudharabah atas pendanaan kemitraan antara modal dan keterampilan yang terbentuk dapat digunakan untuk menyediakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran. Perbankan syariah sangatlah berbeda dari bank konvensional seperti yang dirasakan oleh umat Islam tertentu. Ia memiliki cara sendiri melakukan bisnis dan semua operasi dirumuskan oleh para ahli Syariah mulai dari dewan penasehat syariah dan akhirnya Islamic Fiqh Academy (IFA). Portofolio IFI didominasi oleh model penyesuaian pembiayaan syariah dan investasi yang dirumuskan dalam bentuk Musyarakah dan Mudharabah.
Model pembiayaan berbasis syariah yang memberikan gambaran perbedaan nyata kepada masyarakat berdasarkan konsep IFI. Hanif dan Iqbal, (2010) telah mengidentifikasi hambatan misalnya manipulasi keuntungan, pembagian resiko kerugian, kurangnya kesadaran, luasnya perbankan konvensional, kurangnya sumber daya manusia yang terampil, dan lain-lain menghalangi popularitas pembiayaan berbasis Syariah dan menyimpulkan bahwa perhitungan yang ada dan kerja sama dalam bingakai bisnis tidak kondusif untuk penerapan musyarakah dan mudharabah.
Perbank syariah melakukan bisnis di lingkungan yang tidak kondusif sehingga semua ini menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan syariah. IFI tidak bisa menuntut bunga atas saldo dari bank konvensional karena cadangan kas wajib ditangani oleh Bank Sentral sehingga perbankan syariah tidak dapat berinvestasi dalam obligasi pemerintah, obligasi berbasis bunga, tidak bisa mengklaim nilai waktu dari uang dari penunggakan, menanggung risiko dalam penjualan dan transaksi sewa guna usaha, perbankan syariah hanya dapat berinvestasi pada efek Syariah yang memenuhi persyaratan dan tidak tersedia di semua pasar saham dan akhirnya harus bersaing dengan bank konvensional dalam melayani deposito dan  pembiayaan.
Terlepas dari kesulitan yang dihadapai dalam perkembangan sistem keuangan syariah. Pertumbuhannya yang luar biasa menunjukkan masa depan yang cerah dan menjanjikan untuk sistem pembiayaan syariah. Berbagai masalah yang dihadapi menuntut perhatian para pembuat kebijakan termasuk Undang-Undang khusus tentang perbankan syariah untuk mengatur aktivitas dibidang industri dan penerapan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Auditing & Accounting Organization of Islamic Financial Institutions (AAOIFI) untuk persiapan laporan tahunan IFI.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perbedaan dan persamaan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional sehingga hasil penelelitian yang ada hanya menggambarkan perbedaan operasional antara perbanakan syariah dan perbankan konvensional dari sisi produk yang dikembangkankan oleh masing-masing bentuk perbankan ke masyarakat.
Untuk meningkatkan kebermanfaat dari penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perbankan syariah dan perbankan konvensional diperlukan penelitian yang lebih mendalam berkaitan dengan perbedaan dan persamaan akad ataupun perjanjian dari perbankan syariah dan perbankan konvensional, perbedaan dan persamaan dalam perhitungan produk-produk dari perbankan syariah dan perbankan konvensional, serta penelitian tentang perbedaan dan persamaan teori pertukaran dan percampuran dari perbankan syariah dan perbankan konvensional.
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa perbedaan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional didasarkan pada praktik bagi hasil untuk perbankan syariah dan praktik riba untuk perbankan konvensional sedangkan untuk persamaan dari keduanya terdapat pada jenis produk perbankan dengan istilah dan tata cara yang sesuai prinsip-prinsip dalam perbankan tersebut.
Praktik perbakan syariah di Indonesia sebaiknya diperkuat dengan penjelasan-penjelasan operasional terhadap Undang-undang Perbankan Syariah yang dirumuskan dan dievaluasi oleh pihak-pihak yang kompeten dalam hukum-hukum islam sehingga perkembangan perbankan syariah yang juga dilakukan oleh bank konvensional dalam bentuk unit usaha syariah dapat ditinjau berdasarkan Undang-undang Perbankan Syariah yang diberlakukan.