Wednesday 8 February 2012
Dengan 5 Hal Ini, Kau Akan Berbahagia Bersamaku, Istriku.......
Suami Anda mungkin tidak pernah
berkata-kata secara terbuka dan apa adanya kepada Anda. Setiap Anda bertanya
kepadanya ia selalu menjawab dengan mendahulukan perasaannya. Akibatnya, Anda
tidak bisa puas dengan jawabannya yang memang sangat sedikit.Bila ini terjadi
pada suami Anda, maka Anda harus tahu bahwa memang tidak semua laki-laki bisa
begitu saja terbuka, namun benar-benar ada tipe suami yang memang pendiam dan
pemalu.
Berikut tips yang bisa digunakan
oleh istri untuk mengambil hati suaminya yang pendiam dan pemalu yang menurut
hasil penelitan telah terbukti banyak memberi faedah bagi istri untuk bisa
hidup berbahagia bersama suaminya.
1. Jadilah Istri Yang
Menghormati Suami
Bila istri menghormati suaminya,
maka dengan mudahnya suami pun akan menghormatinya. Namun, bila istri tidak
bisa menghormati suaminya maka selamanya ia akan menderita disisi suaminya.
Mengapa? Apakah memang sikap saling menghormati merupakan kebutuhan asasi bagi
suami yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sehingga mereka mewajibkannya atas
istri?
Banyak istri yang bila telah
melahirkan anak suaminya beranggapan bahwa ia akan terus damai disisi suaminya.
Ia menyangka akan senantiasa bahagia disisi suaminya hanya dengan telah
lahirnya anak suaminya. Akibat dari sangkaan dan duga-duga ini akhirnya banyak
istri yang lupa atau tidak lagi memandang perlu sikap hormat kepada suaminya.
Ia banyak merendahkan suaminya dan menyepelekannya.
Ketahuilah, istri yang menghormati
suaminya ialah istri-istri penduduk surga. Tidaklah Anda ingin meneladani mereka?
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda:
“Maukah aku kabarkan kepada
kalian para istri kalian di surga? Wanita yang penyayang, sangat subur, dan
suka kembali berbuat baik yang apabila berbuat aniaya ia akan mengatakan, ‘ Ini
tanganku ada diatas tanganmu, aku tidak bisa sekejap pun memejamkan mata
sehingga engkau ridho kepadaku”1
Bukankah meminta maaf merupakan
bentuk penghormatan yang tinggi? Bukankah mengulurkan tangan mengharapkan maaf
suami merupakan sikap hormat istri kepadanya? Maka, bila Anda ingin
menghormati suami, jadilah istri yang sabar atas kekhilafannya. Jadilah istri
yang tidak pernah menentang suami saat ia marah. Jadilah istri yang menghargai
dan menghormati cemburu suami. Jadilah istri yang bisa menjaga suami. Jadilah
istri yang tidak enggan meminta maaf. Enggan meminta maaf suami adalah bukti
kesombongan istri. Tunjukkan rasa hormat dan perhatian Anda kepada suami
dihadapan orang lain, baik saat ia bersamamu maupun saat ia tidak hadir
disisimu. Dengan begitu, Anda telah menghormatinya dan insya Allah Anda akan senantiasa
bahagia disisinya. Perkataan yang mudah terucap dan mudah menghancurkan rumah
tangga ialah, “ Aku tidak akan menghormatimu lagi”.
2. Jadilah Istri Yang
Bertanggung Jawab
Banyak istri mengeluhkan perihal
suaminya yang tidak bertanggung jawab. Sementara banyak pula suami yang
menganggap istrinya tidak bertanggung jawab. Dalam masalah ini, penting sekali
kita menilik kisah Asma’, putri Abu Bakar ash Shidiq. Ia adalah istri yang ikut
memikul tanggung jawab dirumah suaminya secara sempurna. Bahkan ia tetap
menjaga dan menghormati perasaan serta kecemburuan suaminya. Suaminya ialah Zubair, seorang
sahabat yang fakir. Asma’ pun tahu bahwa suaminya sangat membutuhkan
kesiapannya untuk ikut memikul tanggung jawab keluarga bersamanya. Ia biasa
mengurusi makanan kuda Zubair, menjahit tempat airnya, menumbuk gandum,
mengusung biji-bijian dari kebun dan lain-lainnya. Namun begitu, ia sangat
menyadari bahwa keadaanya tidak boleh mengurangi rasa hormatnya kepada
suaminya. Ia tetap menjaga perasaan suaminya dan kecemburuannya. Ia lebih
memilih mengusung biji-bijian diatas pundaknya dengan berjalan kaki daripada
naik untuk padahal ada kaum laki-laki bersamanya. Hal itu hanya demi menghargai
kecemburuan suaminya. Sehingga dihadapan istri yang sangat menghargai dan bertanggung
jawab inilah sosok seorang suami pun luluh hatinya sehingga ia berkata, “ Demi
Allah, pengorbananmu untuk membawa biji-bijian itu jauh lebih berat bagiku
daripada dudukmu diatas unta Rasulullah shalallahu aalaihi wassalam”.Memang ,
Asma’ lebih mendahulukan kecemburuan suaminya sehingga tidak menerima tawaran
Rasulullah Shalallahualaihi wassalam untuk naik di unta beliau saat mengusung
biji-bijian.
3. Jadilah Istri Yang
Terbuka dan Menghargai Perasaan
Ketenteraman perasaan dipengaruhi
oleh terungkapnya isi hati pasutri. Ungkapan isi hati tentang rasa cinta kasih
istri terhadap suami merupakan factor utama untuk mewujudkan kebahagiaan rumah
tangga. Para suami sangat membutuhkan hal itu, sebagaimana istripun
membutuhkannya. Bahkan Rasulullah Shalallahu aalaihi wassalam membolehkan istri
berdusta dalam pengungkapan rasa cinta dan kasihnya terhadap suaminya demi
terwujudnya kehangatan hubungan berumah tangga dan demi terpeliharanya ikatan
pernikahan.2 Lalu,mengapa pasutri tidak
melakukannya? Mengapa para istri tidak mengutarakan isi hatinya kepada suaminya
tentang sesuatu yang bisa membahagiakan kehidupan rumah tangganya?
4. Percayalah Kepada Suamimu
Rasa cemburu merupakan bukti yang
sangat kuat akan besarnya cinta dan kasih istri kepada suaminya. Sehingga rasa
cemburu terkadang dibutuhkan untuk mengungkapkan isi hati istri kepada suaminya
bahwa ia mencintai dan mengasihinya. Bahkan, sifat pencemburu merupakan hal
yang lazim bagi wanita. Namun cemburu ada dua, sebagaimana yang disebutkan oleh
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam:
“ Ada diantara sifat cemburu ada
yang dicintai dan ada pula yang dibenci oleh Allah. Adapun cemburu yang
dicintai Allah adalah cemburu dalam keragu-raguan, sedangkan cemburu yang
dibenci oleh Allah ialah cemburu tidak dalam keragu-raguan”3
Cemburu tidak boleh menghilangkan
kepercayaan istri kepada suaminya dengan memastikan bahwa suaminya telah salah
dan menyeleweng, misalnya si istri mengatakan: “ Mengapa kamu telat pulang?”
atau “ Darimana saja tadi kamu pergi?” atau “ Berapa banyak wanita yang bekerja
ditempat kerjamu?” Semua perkataan ini dan yang senada ialah cemburu yang tidak
baik sebab didasari penetapan bahwa suaminya telah salah dan menyeleweng, bukan
dibangun diatas kepercayaan atau sekadar duga-duga dan rasa ragu yang akan
hilang dengan penjelasan dari suami.
5. Jadilah Istri Yang
Berakhlak Terpuji
Seorang suami yang shahih akan
merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan asasinya bila beristrikan seorang wanita
yang baik akhlaknya. Wanita yang buruk ialah wanita yang perkataannya selalu
bermakna ancaman, ucapan dan suaranya kasar, tidak mau tahu kebaikan orang lain
atasnya, dan suka mencari-cari keburukan orang lain. Selain itu, ia juga tidak
mengasihi suami, sedikit rasa malunya, suka mencela, pemarah, rumahnya kotor,
suka menunjuk dengan tangan dan jarinya, biasa berdusta, dan selalu meneteskan
air mata buaya. Istri yang berakhlak terpuji tidak memiliki sifat-sifat
tersebut. Bahkan, disaat ia sedang cemburu sekalipun, ia hanya akan menyebut
kebaikan suami yang tidak bisa tidak harus membuatnya cemburu.Semoga dengan 5
hal in Anda, para istri , akan berbahagia bersama suami Anda. Wallahul
Muwaffiq.
Catatan kaki:
- Hadits Hasan, lihat Shahihul Jami’ 2604 oleh Syaikh al-Albani [↩]
- lihat dalam Shahih Muslim, Bab Dusta yang di Perbolehkan hadits no.1810 dan Bukhari no.2692 bunyi haditsnya adalah : “Saya tidak pernah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam 3 hal: [1] Orang yang berbicara dengan maksud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga [↩]
- Hadits Hasan, riwayat Abu Dawud 2661 dan Nasai 2570, lihat Shahihul Jami’ 2221 oleh Syaikh al-Albani [↩]
(sumber: majalah al-mawwaddah,
Edisi I Tahun ke-3,Sya’ban 1430H/2009,Rubrik: Taman Pasutri, oleh: Ustadz Abu
Amar al-Ghoyami hal:29-30 dalam http://muslimahzone.com)
Subscribe to:
Posts (Atom)