Thursday 1 August 2013


Ada beberapa hal yang mempengaruhi kehidupan kita sebagai manusia, agar kita mengerti bahwa yang terjadi hari ini bukanlah hal instan terjadi. Tidak ada ynag instan di dunia ini, semua pasti melalui proses yang panjang. Ibarat kecelakaan dijalan raya, bukan karena pengendara tidak hati – hati . mungkin didahului dengan proses motor ynag sudah mulai tua, jarang di service, lalu remnya dalem banget sehingga susah untuk melakukan pengeraman.

Atau semalam ronda dan ketika berkendaraan soprinya sedang mengantuk. Atau mungkin juga ada bus tua yang olinya bocor trus tumopah di jalanan jadi licin dan bikin roda kepleset. Semua pakai proses. Ini hal –hal yang bisa mempengaruhi proses suatu kejadian, begitu juga dalam hidup kita. Tidak ada hal yang langsung terjadi instan.

Berikut hal yang mempengaruhi hidup kita. pertama, keturunan atau keluarga, ada ynag lahir dari Rahim seorang ustadazah, sehingga standar kesuksesan akan dinilai dari kerajinan dalam ibadah. Ada yang alhir dari seorang bisnisman maka ukuran kesuksessan akan diukru dari keuntungan yang diperolehnya.

Tentu berbeda antara anak presiden, ilmuwan, seniman atau bahkan anak seorang petani. Selain jenis pekerjaan yang mempengaruhi tingkat ekonomi keluarga, ia berpengaruh juga pada pemilihan sekolah si anak yang mengikuti kemampuan ekonomi keluarga dan pola pikir orang tua dalam mendidik anaknya. 

Semua berbeda, tidak ada yang sama, dan tetap berbeda. Yang pelu kita perhatikan adalah kata – kata berbeda. Berbeda bukan menentukan siapa yang lebih mulia dan siapa yang lebih rendah.

Kedua, nilai – nilai budaya. Kita lahir dikampung mana maka kita akan mengikuti budaya yang ada dikampung tempat kita lahir. Jika kita lahir dijawa maka kita akan menggunakan bahasa dan budaya jawa dalam kehidupan sehari – hari begitu juga jika kita hidup di Kalimantan atau di papua, maka bahasa dan buadaya tersebut yang akan kita pakai. Tapi kalau dalam urusan selera makan, orang padang adalah yang hebat . karena setiap kota di Indonesia pasti akan ditemui rumah makan masakan padang.

Ketiga, semangat pencapaian. Kalau kita lahir di keluarga yang semuanya selesai kuliah  sampai sarjana, maka kita akan terdorong untuk selesai minimal sama dengan mereka. Kalau kita berada dikeluarga pebisnis, maka kita kelak pengen punya bisnis sendiri juga, ya walaupun tidak selalu begitu.

Dari 3 faktor yang kita maka faktor semangatt pencapaian inilah yang semestinya mendominasi. Janagan sampai kamu sepenuhnya mengikuti pepatah orang jawa dan terjebak dalam kata, narimo ing pandum, rela , menerima pemberian tuhan. Dalam kacamata bersyukur itu oke – oke aja. Tapi salah satu cara bersyukur bukan hanya narimo, tapi juga bekerja lebih keras dan kreatif lagi untuk mendapatkan pandum yang lebih baik.

Berikut kalimat bijak dari Umar bin khatab yang semoga bisa kita ambil hikmah dan motivasi dalam hidup kita “ Takdir memang sudah dituliskan oleh Allah. Lalu untuk apa kita masih perlu beriukhtiar? Kita berikhtiar karena ikhtiar itu adalah alas an yang akan membawa  kita dari takdir Allah yang satu pada takdir Allah lain yang lebih baik”.

Setiap orang memiliki peluang yang sama dalam hal keberhasilan. Orang yang gagal adalah orang yang menyesali masa lalu, mengeluhkan masa kini, dan mencemaskan masa depan. Orang yang berhasil adalah orang yang belajar dari masa lalu, mengejar prestasi masa kini, dan merancang harapan masa depan.



Wednesday 31 July 2013


Kita tahu bahwa kita didunia ini diciptakan berbeda dari satu dengan yang lainnya, baik perbedaan dari segi fisik sampai segi yang lainnya. Ada yang manis, ada yang asam, ada yang tinggi dan ada yang pendek. Begitulah gambaran kita dari segi fisik perbedaan kita belum lagi perbedaan pada  karakter. Walaupun terkadang kita satu keluarga kita tetap berbeda satu dengan yang lainnya.

Dan setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyikapi perbedaan.  Terkadang kita menjadi pesimis jika melihat ada orang yang memiliki kelibahan dari kita. Padahal kita memiliki cita rasa sendiri. Memiliki rona tersendiri.  Dan saya yakin semua orang melihat kita sebagai cita dan rona kita sendiri, karena kita memang kita diciptakan seperti ini dan kita tidak nyaman saat menjadi orang lain. Kita tidak bisa  membohongi diri sendiri.

Seperi pohon, manusia memilikikarakter masing – masing.  Ibaratnya kita sebagai pisang jaganlah mengubah diri kita menjadi jambu, karena keolokan dan nilai kita terletak ketika kita menjadi pisang. Perbedaan warna kulit, bahasa , kecerdasaan , dan kemampuan kita merupakan salah satu ayat “ tanda kekuasaa “ sang pencipta.

Dan salah satu pintu masuk menuju kebahagiaan adalah ketika menjadi diri sendiri. Keyakinnan kita dengan potensi, bakat , dan karakteristik yang ada pada diri kita , membuat kita merasakan keistimewaan dan keunikan yang kita miliki sebagai anugera dari sang pencipta.
Kanapa ragu, bila kita sudah menemukan bakat kita, sekalipun menurut orang lain adalah suatu hal yang remeh. Ketika kita menjadi diri sendiri, kita akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Jika kita berkumpul dengan orang – orang yang pintar dalam satu bidang, yang mana bidang itu bukan keahlian kita, janga kita menjadi pesimis dan berfikir negative mengenai diri kita.

Jika kita mengabaikan keunikan yang ada pada diri kita dan mencoba memenuhi semua keinginan orang lain ( padahal, kita tidak memiliki kemampuan untuk memuaskan mereka), maka ini berarti kita melemahkan langsung apa yang membuat kita unik.

Saya teringat dalam buku Robert T.kiyosaki, yang berjudul Rich Dad, Poor Dad. Bahwa di masa sekolah Robert dia tidak pintar dalam pelajaran tetapi memiliki kelebihan dalam olahraga. Maka dia fokus dibakatnya dan menemukan cara belajar yang cocok untuk dirinya sehingga menjadi orang yang sukses. 

Maka kita fokuskan bagaimana keunikkan kita dapat dikenal orang lain dan kita dapat menemukan cara belajar kita agar tidak hanya ikut – ikutan dan pada akhirnya kita yang lelah dengan pekerjaan kita sendiri.

Dan perbedaan anatara satu orang dengan orang lain adalah sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita. Coba bayangkan jika semua didunia ini orang diciptkan sama, maka kebosanan yang akan melanda kita. Jika semua orang ingin menjadi bos maka tidak ada pekerjaan yang selesai karena tidak ada orang yang mengerjakan, semuanya hanya ingin memerintah.

Dengan banyak perbedaan kita saling melengkapi. Ada pengusaha ada pekerja, ada yang menjadi PNS ada yang swasta. Begitu juga dengan sifat kita. Ada yang yang pendiam ada juga periang. Jika kita melihat dari sudut pandang posifif maka akan menjadi sebuah kekuat besar dalam membangun hubungan pertemanan, hingga membangun bangsa yang besar yang akan ditakuti oleh bangsa – bangsa lain.




Tuesday 30 July 2013


Setiap manusia yang hidup didunia ini diberikan waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam, tidak  kurang tidak lebih. Tetapi dengan waktu yang sama setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menggunakan waktunya. Ada yang digunakan untuk brsenang – senang dan ada yang digunakan untuk bekerja serta belajar.

Sehingga ada orang yang sukses da nada orang yang biasa saja dalm hidupnya. Salah satu imam besar islam yaitu imam syafi’I pernah berkata jika hanya surat al-ashr yang turun maka cukup untuk manusia dalam berlomba – lomba berbuat kebaikkan.

Maka dari itu penting bagi kita untuk memanajemen waktu agar kita tidak menyesal diakhir hidup kita dengan menyia-yiakan waktu yang telah diberikan kepada kita.

 “ time is Money”, kata orang inggris. Waktu adalah uang, kalau waktu hilang, maka uangpun akan lenyap. Itu sebabnya bagi para sopir angkot atau bus kota yang menerapkan falsafah ini, mereka akan sibuk mengejar setoran. Tidak peduli siang, malam, hujan, panas, dan macet. Pokonya, kalau terlambat sedikit saj, mereka akan menyesal sampai rumah. Begitu juga denga para pajabat public, mereka berfikir waktu  adalah uang. Tiap waktu ia tidak pernah lupa untuk mengumpulkan uang sampai uang rakyat pun dikumpulkan ke sakunya.

Lain orang inggris lain pula orang arab dalam befilsasah, “ waktu adalah pedang “. Mungkin karena saat itu dalam kondisi perang. Telat sedikit pedang akan memenggal leher dan nyawa melayang. Falsasah ini boleh – boleh saja kita gunakan, untuk melecut kesadaran kita.

Bahaya yang kita terima saat kita menyia- yiakan waktu adalah kekosongan akal, hati dan jiwa. Orang yang tidak merasa bahwa diri mereka begitu berharga dan bernilai, biasanaya mereka malas untuk memupuk prestasi dalam hidupnya. Kalau sudah malas belajar, alamat akal kita kekurangan pasokan ilmu. Ujungnya kita tidak dapat memfungsikan akal kita dengan optimal.

Padahal Sejarah telah mencatat bahwa orang – orang besar adalah mereka yang mampu menjawab tantangan zamanya dengan tepat. Bukan manusai yang hanya banyak makan, minum, dan tidur. Bukankah selain diperlukan the right man the right place- orang yang tepat dalam tempat yang tepat- kita juga dihajatkan juga the right man the right time .

Jadi bagaimana cara kita untuk menaklukan waktu?agar waktu yang kita lalui tidak dalam kesia –siaan dan berakhir dengan penyesalan.

Pertama, melakukan aktivitas terarah. Kita harus memprogramkan dan memperjelas tujuan aktivitas kita agra hidup kita tidak seperti laying – laying putus.

Kedua,  bergaul dengan masyarakat. Ini juga penting, sebab wkatu kita akan jauh lebih bermanfaat. Selain itu, menambah banyak wawasan dan kesempatan untuk berinteraksi positif serta mendpatkan pengalaman baru.

Ketiga, suka membantu orang lain. Keberadaan orang lain disekitar kita jangan sampai dianggap sebagai bilangan saja, namun juga harus kita perhitungkan. Kalau mereka membutuhkan uluran tangan kita, ya seharusnya kita mesti peduli.

Keempat, membaca. Kata imam ahmad “ kebutuhan manusia terhadap ilmu pengethauan itu psorsinya lebih besar daripada kebutuhan terhadap makan dan minum. Kebutuhan makan dan minum dalam sehari bisa dihitung, tapi mencari ilmu adalah sebanyak tarikan nafas. Ilmu akan menerangi jalan kehidupan kita.  


Dengan melakukan hal tersebut dengan secar terus menerus maka mudahan – mudahan kita terhindar darai kata “ orang yang bodoh adalah jika diberikan modal, modalnya dihamburkan dengan sia – sia”. begitu juga kita, jika diberi modal waktu, jangan sampai waktu yang diberikan kepada kita kita hambur-hamburkan dengan sia –sia.