Wednesday 31 July 2013
Kita tahu bahwa kita didunia ini diciptakan berbeda dari satu dengan
yang lainnya, baik perbedaan dari segi fisik sampai segi yang lainnya. Ada yang
manis, ada yang asam, ada yang tinggi dan ada yang pendek. Begitulah gambaran
kita dari segi fisik perbedaan kita belum lagi perbedaan pada karakter. Walaupun terkadang kita satu
keluarga kita tetap berbeda satu dengan yang lainnya.
Dan setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyikapi perbedaan. Terkadang kita menjadi pesimis jika melihat
ada orang yang memiliki kelibahan dari kita. Padahal kita memiliki cita rasa
sendiri. Memiliki rona tersendiri. Dan
saya yakin semua orang melihat kita sebagai cita dan rona kita sendiri, karena
kita memang kita diciptakan seperti ini dan kita tidak nyaman saat menjadi
orang lain. Kita tidak bisa membohongi
diri sendiri.
Seperi pohon, manusia memilikikarakter masing – masing. Ibaratnya kita sebagai pisang jaganlah
mengubah diri kita menjadi jambu, karena keolokan dan nilai kita terletak
ketika kita menjadi pisang. Perbedaan warna kulit, bahasa , kecerdasaan , dan
kemampuan kita merupakan salah satu ayat “ tanda kekuasaa “ sang pencipta.
Dan salah satu pintu masuk menuju kebahagiaan adalah ketika menjadi diri
sendiri. Keyakinnan kita dengan potensi, bakat , dan karakteristik yang ada
pada diri kita , membuat kita merasakan keistimewaan dan keunikan yang kita
miliki sebagai anugera dari sang pencipta.
Kanapa ragu, bila kita sudah menemukan bakat kita, sekalipun menurut
orang lain adalah suatu hal yang remeh. Ketika kita menjadi diri sendiri, kita
akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Jika kita berkumpul dengan
orang – orang yang pintar dalam satu bidang, yang mana bidang itu bukan
keahlian kita, janga kita menjadi pesimis dan berfikir negative mengenai diri
kita.
Jika kita mengabaikan keunikan yang ada pada diri kita dan mencoba
memenuhi semua keinginan orang lain ( padahal, kita tidak memiliki kemampuan
untuk memuaskan mereka), maka ini berarti kita melemahkan langsung apa yang
membuat kita unik.
Saya teringat dalam buku Robert T.kiyosaki, yang berjudul Rich Dad, Poor
Dad. Bahwa di masa sekolah Robert dia tidak pintar dalam pelajaran tetapi
memiliki kelebihan dalam olahraga. Maka dia fokus dibakatnya dan menemukan cara
belajar yang cocok untuk dirinya sehingga menjadi orang yang sukses.
Maka kita fokuskan bagaimana keunikkan kita dapat dikenal orang lain dan
kita dapat menemukan cara belajar kita agar tidak hanya ikut – ikutan dan pada
akhirnya kita yang lelah dengan pekerjaan kita sendiri.
Dan perbedaan anatara satu orang dengan orang lain adalah sebuah
anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita. Coba bayangkan jika semua
didunia ini orang diciptkan sama, maka kebosanan yang akan melanda kita. Jika
semua orang ingin menjadi bos maka tidak ada pekerjaan yang selesai karena
tidak ada orang yang mengerjakan, semuanya hanya ingin memerintah.
Dengan banyak perbedaan kita saling melengkapi. Ada pengusaha ada
pekerja, ada yang menjadi PNS ada yang swasta. Begitu juga dengan sifat kita.
Ada yang yang pendiam ada juga periang. Jika kita melihat dari sudut pandang
posifif maka akan menjadi sebuah kekuat besar dalam membangun hubungan
pertemanan, hingga membangun bangsa yang besar yang akan ditakuti oleh bangsa –
bangsa lain.
Tuesday 30 July 2013
Setiap manusia yang hidup didunia ini diberikan waktu yang sama dalam
sehari yaitu 24 jam, tidak kurang tidak
lebih. Tetapi dengan waktu yang sama setiap orang memiliki cara yang berbeda
dalam menggunakan waktunya. Ada yang digunakan untuk brsenang – senang dan ada
yang digunakan untuk bekerja serta belajar.
Sehingga ada orang yang sukses da nada orang yang biasa saja dalm
hidupnya. Salah satu imam besar islam yaitu imam syafi’I pernah berkata jika
hanya surat al-ashr yang turun maka cukup untuk manusia dalam berlomba – lomba berbuat
kebaikkan.
Maka dari itu penting bagi kita untuk memanajemen waktu agar kita tidak
menyesal diakhir hidup kita dengan menyia-yiakan waktu yang telah diberikan
kepada kita.
“ time is Money”, kata orang
inggris. Waktu adalah uang, kalau waktu hilang, maka uangpun akan lenyap. Itu
sebabnya bagi para sopir angkot atau bus kota yang menerapkan falsafah ini,
mereka akan sibuk mengejar setoran. Tidak peduli siang, malam, hujan, panas,
dan macet. Pokonya, kalau terlambat sedikit saj, mereka akan menyesal sampai
rumah. Begitu juga denga para pajabat public, mereka berfikir waktu adalah uang. Tiap waktu ia tidak pernah lupa
untuk mengumpulkan uang sampai uang rakyat pun dikumpulkan ke sakunya.
Lain orang inggris lain pula orang arab dalam befilsasah, “ waktu adalah
pedang “. Mungkin karena saat itu dalam kondisi perang. Telat sedikit pedang
akan memenggal leher dan nyawa melayang. Falsasah ini boleh – boleh saja kita
gunakan, untuk melecut kesadaran kita.
Bahaya yang kita terima saat kita menyia- yiakan waktu adalah kekosongan
akal, hati dan jiwa. Orang yang tidak merasa bahwa diri mereka begitu berharga
dan bernilai, biasanaya mereka malas untuk memupuk prestasi dalam hidupnya.
Kalau sudah malas belajar, alamat akal kita kekurangan pasokan ilmu. Ujungnya
kita tidak dapat memfungsikan akal kita dengan optimal.
Padahal Sejarah telah mencatat bahwa orang – orang besar adalah mereka
yang mampu menjawab tantangan zamanya dengan tepat. Bukan manusai yang hanya
banyak makan, minum, dan tidur. Bukankah selain diperlukan the right man the
right place- orang yang tepat dalam tempat yang tepat- kita juga dihajatkan
juga the right man the right time .
Jadi bagaimana cara kita untuk menaklukan waktu?agar waktu yang kita
lalui tidak dalam kesia –siaan dan berakhir dengan penyesalan.
Pertama, melakukan aktivitas terarah. Kita harus memprogramkan dan
memperjelas tujuan aktivitas kita agra hidup kita tidak seperti laying – laying
putus.
Kedua, bergaul dengan masyarakat.
Ini juga penting, sebab wkatu kita akan jauh lebih bermanfaat. Selain itu,
menambah banyak wawasan dan kesempatan untuk berinteraksi positif serta
mendpatkan pengalaman baru.
Ketiga, suka membantu orang lain. Keberadaan orang lain disekitar kita
jangan sampai dianggap sebagai bilangan saja, namun juga harus kita
perhitungkan. Kalau mereka membutuhkan uluran tangan kita, ya seharusnya kita
mesti peduli.
Keempat, membaca. Kata imam ahmad “ kebutuhan manusia terhadap ilmu
pengethauan itu psorsinya lebih besar daripada kebutuhan terhadap makan dan
minum. Kebutuhan makan dan minum dalam sehari bisa dihitung, tapi mencari ilmu
adalah sebanyak tarikan nafas. Ilmu akan menerangi jalan kehidupan kita.
Dengan melakukan hal tersebut dengan secar terus menerus maka mudahan –
mudahan kita terhindar darai kata “ orang yang bodoh adalah jika diberikan
modal, modalnya dihamburkan dengan sia – sia”. begitu juga kita, jika diberi
modal waktu, jangan sampai waktu yang diberikan kepada kita kita
hambur-hamburkan dengan sia –sia.
Subscribe to:
Posts (Atom)