*Oleh Muhammad
Fajrin Mustafa
Man jadda wa jada merupakan
kalimat yang populer beberapa waktu ini, sebenarnya kalimat ini sudah dikenal
oleh beberapa kalangan sebelum adanya novel yang berjudul “negeri 5 menara”
yang sekarang difilmkan sehingga
sepenggal kalimat ini menjadi kalimat sakti yang mampu membangkitkan semangat
bagi siapa yang mendengar dan
melafalkannya.
Man jadda wa jada
merupakan sebuah ungkapan yang memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan
semangat dalam kehidupan kita. “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”,
begitulah arti ungkapan Arab ini. Man
jadda wa jada ini bukan hadits, tetapi sangatlah sesuai dan selaras dengan
sunnatullah. Sebuah ketetapan yang mengisyaratkan manusia bahwa Alloh Ta’ala
tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum tersebut tidak berusaha
merubahnya sendiri dan ini diabadikan Alloh Ta’ala dalam QS Ar-ra'd ayat 11 yang
artinya “baginya (setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
secara bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah
Allah. sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat
menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Man jadda wa jada
merupakan bentuk dari kalimat positif yang seharunya melahirkan kegiatan dan
hasil yang positif, tetapi sangatlah disayangkan jika man jadda wa jada digunakan untuk kegiatan yang negatif, jika
seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu menggunakan man jadda wa jada sebagai pembakar semangatnya untuk segera
menyelesaikan studi lalu berbagai cara digunakannya untuk mendapatkan hasil
terbaik, tidak perduli cara yang digunakan benar ataupun salah yang terpenting
baginya adalah selesai studi dengan waktu tercepat dan nilai terbaik.
Begitu
juga dengan pencopet di bus kota yang menggunakan man jadda wa jada ketika hendak mencopet, karena semangat yang
terkumpul sudah besar didalam dadanya sang pencopet ini tidak perduli dengan
keadaan bus yang ramai dan sesak oleh penumpang, rasa takut dihakimi masa bukan
lagi halangan untuknya yang terpenting siapa yang besungguh-sungguh, dia akan
mendapatkannya. Untuk menjaga agar man
jadda waja berada pada ruh yang
sebenarnya sebagai etos kerja seorang muslim maka ada enam prinsip etos kerja man jadda wa jada yang harus
diperhatikan yaitu; Man jadda wa jada
mengisyaratkan kita untuk melakukan sesuatu karena Alloh, man jadda wa jada mengisyaratkan kita untuk disiplin terhadap
setiap usaha, man jadda wa jada
mengisyaratkan kita untuk tidak putus asa, man jadda
wa jada mengisyaratkan kita untuk menjadikan doa sebagi senjata, man jadda wa jada mengisyaratkan kita
untuk yakin bahwa takdir baik dan buruk itu ketetapan Alloh, man jadda wa jada mengisyaratkan kita
untuk yakin bahwa Alloh akan menghargai proses kita dalam berusaha dengan
merubah takdir kita yang buruk menjadi takdir yang baik.
Prinsip pertama yang
harus diperhatikan agar man jadda wa jada
tidak diselewengkan adalah, Man jadda wa jada
mengisyaratkan kita untuk melakukan sesuatu karena Alloh. Diawalinya segala sesuata
amalan dengan membaca basmalah akan membuat keberkahan dari Alloh Ta’ala dan
Alloh Ta’ala akan selalu menyertai kita disetiap proses kegiatan yang kita
lakukan selain itu basmalah juga menunjukkan bahwa kita melakukan suatu
kegiatan karena ingin Alloh Ta’ala meridhoi apa yang ingin kita dapatkan,
Rosulullah Shollallahu’alaihiwasallam juga menjelaskan bahwa sesunguhnya setiap
amal tergantung niat, jika seorang manusia melakukan segala sesuatu karena
Alloh maka dia mendapatkan ridho Alloh ta’ala, dalam keseharian kita yang
tepenting adalah ridho Alloh Ta’ala yang akan membuat kita mendapatkan segala
yang kita inginkan atas dasar kehendak dari Alloh Ta’ala.
Prinsip kedua
yang harus diperhatikan dalam aplikasi man
jadda wa jada adalah man jadda wa
jada mengisyaratkan kita untuk disiplin terhadap setiap usaha. Secara
bahasa disiplin adalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan
dalam konteks bahasa arab istilah yang memiliki makna yang sama dengan disiplin
adalah istiqomah. Rosulullah Shollallahu’alaihiwasallam pernah mengatakan
tentang sitqomah kepada Sufyan bin Abdullah Atsaqafi r.a. Sufyan bin Abdullah
Atsaqafi r.a. berkata, Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku dalam Islam satu
perkataan yang aku tidak akan menanyakannya kepada seorangpun selain padamu.
Rasulullah menjawab, “Katakanlah, saya beriman kemudian istiqamahlah.” (Dari
Abu Amr HR. Muslim)
Prinsip ketiga adalah Man jadda wa jada mengisyaratkan kita untuk tidak putus asa. Segala sesuatu
yang akan kita hadapi pasti mampu untuk dihadapi dan dijalani selama kita mau
untuk mencoba karena Alloh Ta’ala tidak akan membebani seorang hamba diluar
kesanggupannya. Alloh Ta’ala tahu batas kemampuan kita sehingga setiap yang
diperuntukkan, perjalanan hidup pasti mampu kita lewati, sebagai bukti adalah
ketika kita balita kita semua tidak pernah putus asa untuk tetap mecoba untuk bisa
berdiri dan berjalan walaupun jatuh bangun tetapi kita tidak putus asa, alangkah
dramatisnya jika kita putus asa, kita
tidak akan seperti sekarang ini, jika semua balita putus asa untuk belajar
berdiri dan berjalan maka kursi roda akan diproduksi sesuai dengan jumlah angka
kelahiran.
Prinsip Keempat adalah
man jadda wa jada mengisyaratkan kita
untuk menjadikan doa sebagai senjata. Dalam Al-Quran surat Gafir:60 Alloh
Ta’ala memerintahkan kita untuk berdoa “ Dan Tuhamnu berfirman: “ berdo’alah
kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu” Ayat ini berisi janji Alloh ta’ala bagi orang
yang senantiasa berdoa kepada Alloh ta’ala. Dengan doa, apapun yang kita
inginkan akan kita dapatkan dengan ijin Alloh ta’ala. Dalam sebuah hadist yang
diriwiyatkan Tirmizi, dihasankan oleh Al-Albani, Rosulullah
Shollallahu’alaihiwasallam bersabda “ Barang siapa diantara kalian telah
dibukakan baginya pintu doa, pasti dibukakan pula baginya pintu rahmat, dan
tidaklah Allah Ta’ala diminta sesuatu yang Dia berikan lebih Dia senangi dari
pada diminta kekuatan, sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang
terjadi maupun belum terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.”
Prinsip
kelima adalah man jadda wa jada
mengisyaratkan kita untuk yakin bahwa takdir baik dan buruk itu ketetapan Alloh
Ta’ala. Takdir
merupakan perkara yang telah diketahui dan ditentukan oleh Alloh
Ta’ala berkaitan dengan perkara makhluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya yang
terdahulu dan ditentukan oleh hikmah-Nya. Tidak ada sesuatupun yang terjadi
melainkan atas kehendak-Nya dan tidak ada sesuatupun yang keluar dari
kehendak-Nya. Maka, semua yang terjadi dalam kehidupan seorang hamba
Prinsip keenam
dalam man jadda wa jada adalah mengisyaratkan
kita untuk yakin bahwa Alloh Ta’ala akan menghargai proses kita dalam berusaha
dengan merubah takdir kita yang buruk menjadi takdir yang baik. Alloh Ta’ala berfirman
dalam QS Ar-ra'd ayat 11 yang artinya “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka.”
Pelajaran yang bisa kita dapatkan dari ayat ini, bahwa Alloh Ta’ala membiarkan
manusia itu berusaha untuk memperbaiki keadaanya, Alloh Ta’ala akan melihat
proses demi proses yang dilewati hambanya dan setiap prilaku dalam proses
tersebut akan dinilai Alloh Ta’ala dalam bentuk yang Dia inginkan, apakah itu
dalam bentuk dikabulkannya apa yang diminta hamba-Nya, perhargaan terhadap
hamba berupa pahala, bahkan karena proses yang dilakukannya, seorang hamba
dijanjikan surga oleh Alloh Ta’ala, seperti cerita dalam sebuah hadist tentang
pembunuh 99 nyawa yang masuk syurga. “Pada zaman sebelum kalian, ada seorang
laki-laki yang telah membunuh 99 orang. Kemudian dia bertanya, siapa penduduk
negeri ini yang paling berilmu, maka ditunjukkanlah kepada seorang rahib
(pendeta), sehingga orang tadi pun mendatanginya dan menceritakan bahwa dirinya
telah membunuh 99 orang, apakah ada pintu taubat baginya? Ternyata si rahib
tadi menjawab, “Tidak.” Maka rahib itu pun dibunuh juga sehingga genaplah 100
orang yang telah dia bunuh. Kemudian dia bertanya lagi, siapa penduduk negeri
ini yang paling berilmu, maka ditunjukkanlah padanya seorang alim. Setelah
bertemu dengan alim tersebut, laki-laki tadi menceritakan bahwa dirinya telah
membunuh 100 orang, apakah ada pintu taubat baginya? Orang alim itu menjawab,
“Ya, siapa yang bisa menghalangi antara seseorang dengan taubat? Pergilah
engkau ke negeri itu, karena di sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, beribadahlah engkau kepada Alloh bersama mereka, dan
janganlah sekali-kali engkau kembali ke negerimu karena negerimu itu adalah
negeri yang buruk.” Kemudian laki-laki itu berangkat menuju negeri yang
dimaksud, namun di tengah perjalanan, ajal menjemputnya. Maka malaikat rahmat
dan malaikat adzab berselisih (siapa yang berhak membawa ruh orang tersebut).
Malaikat rahmat berkata, “Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dan menghadapkan
hatinya kepada Alloh Ta’ala.” Malaikat adzab berkata, “Dia belum beramal
kebaikan sedikit pun.” Kemudian datanglah malaikat yang menjelma menjadi
manusia, maka mereka menjadikan malaikat tadi sebagai penengah untuk memutuskan
permasalahan yang mereka perselisihkan. Malaikat itu berkata, “Ukurlah jarak
antara tempat meninggalnya dengan negeri asalnya, dan jarak antara tempat
meninggalnya dengan negeri tujuannya, mana yang lebih dekat maka itulah
bagiannya.” Mereka mengukurnya, ternyata mereka dapati bahwa tempat
meninggalnya itu lebih dekat ke negeri tujuannya -dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa selisihnya hanya satu jengkal saja, maka Alloh pun
mengampuninya-, sehingga malaikat rahmat lah yang membawa ruh orang tersebut.” (HR.
Bukhari Muslim).
Sungguh
keberuntungan yang besar jika Alloh Ta’ala meridhoi kita mendapatkan apa yang
kita inginkan, dengan perolehan yang kita tentunya akan menyenangkan hati,
tetapi alangkah lebih baik jika Alloh Ta’ala meridhoi apa yang kita inginkan
didunia dan meridhoi apa yang kita inginkan di akhiran yaitu ampunan dan
surganya Alloh Ta’ala. Dengan enam prinsip dasar dari man jadda wa jada ini diharapkan sebuah usaha yang selalu
menyertakan Alloh Ta’ala didalamnya.
0 comments:
Post a Comment