Monday 2 April 2012
Kiat Jitu Mahasiswa Sukses
Oleh
*Muhammad
Fajrin Musthafa
Pengangguran
dengan gelar sarjana merupakan satu di antara keunikan yang ada di Indonesia
dan bukan suatu hal yang bisa dijadikan kebanggaan. Kenyataan ini tidak lagi
menjadi hal yang luar biasa akan tetapi ini hanya hal yang biasa karena jumlah sarjana
yang gagal semakin meningkat seiring bertambahnya waktu. Bukan hal yang
mengherankan apabila mahasiswa dicemaskan dengan keadaan masa depan yang belum
bisa dipastikan, hampir setiap mahasiswa bingung saat ditanya tentang rencana
masa depannya saat selesai kuliah. Fenomena ini akan menjadi bom waktu yang
dapat mengahancurkan bangsa ini apabila terus terjadi tanpa sebuah solusi,
permasalahan yang timbul dari mahasiswa karena kurang matangnya perencanaan dan
persiapan.
Perencanaan
merupakan pola kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu sekarang dan
akan datang untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan menjadi penting karena hal
ini merupakan langkah-langkah dan pedoman yang dapat dilaksanakan untuk menuju
keadaan yang diinginkan. Perencanaan terbagi menjadi dua bagian yaitu rencana jangka pendek dan rencana
jangka panjang. Pada masa awal perkuliahan seorang mahasiswa yang siap dengan
aktifitas kemahasiswaan yang padat, harus memiliki rencana jangka pendek dan
jangka panjang mengenai kehidupan yang akan datang karena setiap keberhasilan
dan kesuksesan perlu diiringi sebuah proses.
Rencana
jangka pendek yang mungkin menjadi pilihan misalnya; pertama, menyusun rencana untuk mata kuliah yang akan diambil dalam
setiap semester (rencana studi), hal ini penting sebagai rencana awal dalam
perkuliahan. Rencana studi yang dipilih akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari,
untuk mahasiswa yang waktu-waktu sibuknya diisi dengan kuliah dapat mengambil
semua mata kuliah yang ditawarkan dalam satu semester sedangkan mahasiswa yang
waktu-waktu sibuknya diisi dengan kegiatan selain kuliah, misalnya bekerja dan
kegiatan lainnya maka mata kuliah yang dipilih untuk diambil dalam waktu satu
semester harus disesuaikan dengan waktu-waktu untuk bekerja agar waktu kuliah
dan bekerja tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Kedua, rencanakan target maksimal untuk nilai keseluruhan yang akan
diperoleh dalam waktu satu semester (Indeks Prestasi Semester). Rencana IPS
(Indeks Prestasi Semester) ini dapat dijadikan motivasi dalam perkuliahan.
Dengan target yang tinggi untuk IPS dapat membuat mahasiswa menjalankan
perkuliahan dengan keseriusan. Kebiasaan untuk serius dalam menjalani kuliah
akan membuat mahasiswa terbiasa dan setiap tingkatan dalam perkuliahan akan
membuat tingkat kesulitan yang didapat akan lebih tinggi. Selain memperoleh
motivasi, perolehan IPS yang tinggi pada periode awal akan mempengaruhi nilai
yang diperoleh pada periode selanjutnya
karena apabila IPS yang diperoleh itu rendah maka dalam waktu
selanjutnya kesulitan untuk meningkatkan IPS akan terasa. Ketiga, rencanakan untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri
seperti; mengikuti pelatihan, mengikuti kegiatan organisasi kampus, dan
kegiatan lainnya yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan membuat
kepribadian kita menjadi lebih baik.
Rencana ini dimasukan ke dalam rencana jangka pendek karena kegiatan ini tidak
akan diperoleh dalam perkuliahan umum dan ini akan tergantung kepada minat yang
ada pada diri mahasiswa. Tiga rencana tersebut merupakan sebagian kecil dari
berbagai rencana yang ada.
Rencana
jangka pendek saja tidak cukup untuk mencapai keberhasilan diperlukan rencana
jangka panjang untuk melengkapinya. Dalam menyusun rencana jangka panjang kita
dapat menggunakan periode waktu tertentu misalnya, Repelita (rencana
perkuliahan lima tahun) dan dapat dilanjutkan dengan Repelita jilid ke-2, ke-3,
dan seterusnya.
Rencana
jangka panjang merupakan bagian dari diri kita, yaitu cita-cita, angan-angan,
mimpi, obsesi, dan harapan yang akan kita wujudkan menjadi kenyataan. Berkaitan
dengan masa perkuliahan dan setelah perkuliahan kita dapat memasukkan dua hal
ke dalam rencana jangka panjang kita yaitu; Pertama menentukan target tahun kelulusan. Sebuah
kalimat bijak yang memotivasi menjelaskan tentang lima filosofi hidup yaitu,
memanfaatkan waktu luang sebelum datang waktu sibuk, memanfaatkan kaya sebelum
datang kemiskinan, memanfaatkan waktu sehat sebelum datang waktu sakit, masa
muda sebelum datang masa tua, memanfaatkan waktu kita sebelum datangnya akhir
hidup. Dalam kalimat bijak tersebut tersimpan pesan untuk memanfaatkan secara
maksimal apa yang ada pada diri kita tetapi untuk membuat perencanaan jangka
panjang kita harus menentukan target minimal. Kita harus menentukan berapa lama
kita harus menyelesaikan perkuliahan sehingga perkuliahan dapat kita jalani
dengan serius. Kedua merencanakan
usaha masa depan. Usaha masa depan yang direncanakan harus ditetapkan dan mulai
dilaksanakan pada masa awal perkuliahan sehingga pada saat lulus dari perguruan
tinggi kita tidak menjadi orang yang mencari pekerjaan tapi kita mampu menajadi
orang yang menciptakan lapangan pekerjaan dan sebaik-baik manusia adalah
manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Setelah
menetapakan perencanaan dalam perkuliahan kita juga harus membuat persiapan
dalam perkuliahan. Persiapan ini akan mempengaruhi proses perkuliahan diwaktu
yang akan datang karena kesiapan yang dimaksud akan membentuk kepribadian dan
kebiasaan yang baik. Persiapan yang pertama adalah persiapan dalam menjalin
hubungan. Sebuah hubungan yang intim tidak akan terjadi begitu saja, diperlukan
pengenelan, pendekatan, pertemanan, dan pada akhirnya tercipta hubungan baik. Hubungan
yang baik seseorang dengan orang yang lain akan membawa banyak manfaat dalam
keseharian karena dalam hubungan baik akan tercipta kesetiaan, kepedulian, dan
kebersamaan. Dalam lingkungan kampus ada empat hubungan baik yang harus kita
ciptakan yaitu; hubungan baik dengan teman baru, hubungan baik dengan senior,
hubungan baik dengan karyawan kampus, dan hubungan baik dengan dosen. Kita
dapat memulai hubungan baik ini dengan menampilkan pribadi menyenangkan kepada
setiap orang yang dilakukan dengan memulai tegur, sapa, dan salam terlebih dahulu
karena sikap orang terhadap kita ibarat cermin yang memantulkan objek yang ada
didepannya, bagaimana sikap kita terhadap orang lain, begitu juga yang akan
kita dapatkan terhadap diri kita.
Persiapan
yang kedua adalah perisapan dalam belajar mandiri. Belajar merupakan kegiatan
yang tidak ada akhirnya karena setiap manusia harus memenuhi kebutuhan
intelektualnya secara terus menerus yang dimulai dari sejak lahir hingga akhir
hidup. Untuk menunjang proses belajar diperlukan kebiasaan belajar yang terdiri
dari pengaturan waktu belajar, cara belajar, dan kedisiplinan belajar.
Pengaturan waktu belajar mandiri berisikan rangkaian kegiatan belajar kita
sehari-hari yang disesuaikan dengan berbagai aktifitas di luar belajar.
Pengaturan waktu belajar mandiri dapat kita lakukan dengan menentukan waktu
tertentu yang kita gunakan untuk belajar, misalnya; belajar pada waktu sore
hari, malam hari, atau pagi hari. Mengenai lama waktu belajar tergantung kepada
daya tahan kita, belajar terlalu lama menimbulkan kebosanan pada diri kita
namun dapat kita siasati dengan satu waktu belajar itu dengan beberapa periode
waktu tertentu, misalnya ketetapan waktu belajar yang kita buat dalam satu hari
adalah 90 menit, untuk menghindari kebosanan kita dapat membagi waktu 90 menit
itu ke dalam tiga periode, jadi setelah 30 menit kegiatan belajar kita harus
selingi sekitar 15 menit dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menjauhkan kita
dari rasa bosan kemudian kita lanjutkan kembali dengan periode belajar
berikutnya dan seterusnya dan hindari belajar dengan SKS (sistem kebut semalam).
Cara
belajar merupakan bagian yang mempengaruhi kegiatan belajar, rasa bosan yang
datang disaat kita belajar dapat juga diatasi dengan membuat perubahan yang baik pada cara belajar
kita. Kita dapat melakukannya sambil mendengarkan musik yang kita senangi,
sambil makan, dan disuasana yang terhidar dari volusi suara. Selain itu kita
juga dapat belajar secara mandiri atau berkelompok, hanya yang perlu dilakukan
adalah tetap fokus. Pada dasarnya cara belajar yang dimiliki seseorang
tergantung pada karaktersitik individunya.
Bagian
mendasar dalam membentuk kebiasaan belajar adalah kedisiplinan, sebaik apapun
pengaturan waktu belajar kita dan senyaman apapun cara belajar kita hal itu
tidak akan dapat terlaksana apabila tidak diiringi dengan kedisiplinan dalam
belajar. Kita wajib membuat perencanaan dan pengaturan waktu belajar, tetapi
kita tidak boleh membuat perencanaan untuk melanggar apa yang telah kita buat.
Predikat
sebagai kaum intelektual yang diberikan kepada mahasiswa harus ditunjukkan oleh
mahasiswa dengan membentuk kepribadian yang positif terhadap diri sendiri
maupun terhadap orang lain. Mahasiswa harus bisa meraih kesuksesan dengan
mengawali perjuangannya dengan perencanaan dan persiapan yang matang, sehingga
terjadi control di dalama keseharian. Kesuksesan merupakan mimpi sekarang yang
akan diwujudkan dalam waktu yang akan datang dan usaha yang terpenting adalah
sanggup merubah berbagai mimpi, angan-angan, harapan, perencanaan, dan
persiapan menjadi sebuah langkah pasti yang dimulai dari sekarang tanpa ada
penundaan.
Subscribe to:
Posts (Atom)