Wednesday 4 April 2012



Oleh Muhammad Fajrin Mustafa
daengmeraja@yahoo.com

Abstrak
Tantangan dan harapan yang muncul dari integrasi ilmu umum dan ilmu agama akan dibahas dalam makalah ini berdasarkan studi literatur dengan metode analisi deskriptif kualitatif. Tantangan dalam integrasi ilmu umum dan ilmu agama adalah kembali kepada Al-Quran menjadi umat terbaik dengan meintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama kedalam pribadi diri yang merupakn langkah awal yang harus dilakukan tentunya dengan semangat untuk selalu belajar dan mengajarkan sehingga masyarakat Islam dan umum dapat menimbulkan rasa butuh terhadap integrasi ilmu umum dan ilmu agama yang dikehendaki Allah Ta’ala. Harapan dalam integrasi ilmu umum dan ilmu agama adalah berupa penerimaan yang dilakukan seluruh umat baik itu muslim maupun non muslim. Penerimaan yang diperoleh melalui informasi dalam berbagai bentuk sehingga ilmu yang dikehendaki Allah Ta’ala diangga sebagai kebutuhan dan kepentingan sehingga memunculkan rasa ingin tahu sehingga terwujudlah integrasi ilmu umum dan ilmu agam yang dikehendaki Allah Ta’ala.
Kata Kunci: Ilmu Umum, Ilmu Agma

PENDAHULUAN
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menjadi hidup semakin mudah bagi beberapa kalangan masyarakat karena dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi segala kegiatan menjadi lebin sederhana tetapi kesederhanaan ini menimbulkan krisis pada abad kemajuan. Krisis ini melahirkan pola hidup yang konsumtif dan individualis sebagai satu diantara dampak yang ada. Krisis-krisi ini dapat diatasi dengan integrasi antara ilmu dan agama seperti yang dikatakan Syahminan Zaini (1989: 57) bahwa “Kalau umat Islam dan orang Barat sudah sama-sama memegangi dan melaksanakan integrasi dan aplikasi ilmu menurut yang kehendak Allah itu barulah krisis-krisis yang melanda kehidupan mereka dapat mereka atasi.” Pendapat ini diperkuat oleh Soedajatmoko (dalam Syahminan Zaini 1989: 57)  yang menyatakan bahwa “…manusia baru akan mencapai kesejahteraan apabila ia sudah mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan ajaran agama didalam segala pemikirannya dan tidankannya.” Integrasi ilmu agama dan ilmu umum merupakan solusi dari pandangan yang ekstrim dari ilmuan tentang tidak dipisahkannya ilmu agama dan ilmu umum yang terjadi beberapa ratus tahun yang lalu tetapi solusi integrasi ini masih meninggalkan masalah berupa harapan dan tantangan. Sebagai respon terhadap integrasi antara ilmu dan agama, penulis akan membahas harapan dan tantangan yang muncul dari adanya integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum sebagai masalah yang dibahas dalam makalah ini karena masih terdapat beberapa golongan yang berlum bisa menerima integrasi ilmu umum dan ilmu agama sebagai sebuah kesatuan yang bersifat aplikasi. Mengetahui harapan dan tantangan yang harus dihadapi dari integrasi ilmu umum dan ilmu agama akan membuat kita sebagai manusia yang berilmu dan beragama dapat mempersipakan diri dalam mewujudkan harapan yan gada dari integrasi ilmu tersebut dan dapat mempersiapkan diri dalam mencari solusi dari tantangan yang muncul dari integrasi tersebut.  Perbedaan cara pandang akan membuat pembahasan dalam setiap permasalahan meluas, sebagai upaya untuk membatasi bahasan masalah maka yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: Apa tantangan yang muncul dari integrasi ilmu dan agama?, Apa yang diharapkan dari integrasi ilmu umum dan agama?.

METODE
Makalah ini akan dibahas secara deskrip kualitatib berdasarkan studi pustaka.

KAJIAN PUSTAKAN
Integrasi merupakan usaha untuk  menjadikan dua atau lebih hal menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu dalam bahasa indonesia merupakan terjemahan dari bahasa Inggris science yang berarti mengetahui dan belajar, maka ilmu dapat berarti usaha untuk mengetahui atau mempelajari sesuatu yang bersifat empiris dan melalui suatu cara tertentu. Menurut J.J. Davies (A. F. Chalmers, 1983:1) “Ilmu adalah suatu struktur yang dibangun di atas fakta-fakta.” Mulyadi Kartanegara (2005:44-50) memberikan gambaran bahwa ilmu umum berkaitan dengan ilmu sekuler yang berorientasi pada rasionalitas. Ibnu Khaldun (Mulyadi Kartanegara, 2005:44-50) menjelaskan bahwa ilmu umum adalah ilmu yang berisi pengetahuan teoritis tentang sesuatu seperti filsafat (metafisika), matematika, fisika beserta pembagiannya. Agama memiliki banyak sekali definisi, hal ini dikarenakan sifatnya yang subjektif sehingga definisinya pun beragam sesuai dengan pemikiran orang yang mendefinisikan tersebut (Endang Saefudin Anshari dalam Mohamad Solikin, 2008:7). Pada makalah ini, agama yang dimaksud adalah agama Islam, yakni agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berlandaskan kitab suci al-Qur‘an. Jadi yang dimaksud dengan integrasi ilmu umum dan ilmu agama  pada penelitian ini adalah upaya untuk menyatukan antara ilmu umum dan ilmu agama Islam agar tidak terpisahkan satu sama lainnya. Berkaitan dengan tantangan dan harapan dari adanya integritas antara ilmu umum dan ilmu agama Syahminan Zaini (1989: 55) memaparkan kewajiban yang harus dilakukan umat islam adalah mewajibkan diri mereka berilmu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah dan hal ini akan menyebabkan mereka harus merombak sistematika ajaran islam yang sedang mereka pegangi dan sistem pendidikan yang mereka laksanakan sekarang ini. Sebab keduanya itu saling berkaitan dan apa yang mereka pegangi serta laksanakan tentang keduanya itu sekarang ini belum lagi sesuai dengan kehendak Allah. Setelah kedua hal tersebut mereka laksanakan, mereka juda harus menginformasikan dan mempengaruhi orang barat dengan integrasi dan aplikasi ilmu yang menurut kehendak Allah itu, sehingga orang barat mau pula merombak sistematika ilmu dan sistem pendidikan mereka sesuai dengan integrasi dan aplikasi ilmu yang dikehendaki Allah tersebut. Pembahasan yang berkaitan dengan tantangan dalam makalah ini berkaitan dengan pemaparan Syahminan Zaini (1989: 55) pada urutan pertama dan pembahasan yang berkaitan dengan harapan dalam makalah ini didasarkan pada pemaparan Syahminan Zaini (1989: 55) pada urutan kedua.

PEMBAHASAN
Umat Islam harus sadar posisi Islam sebagai umat terbaik mempunyai tanggung jawab agar semua bidang merasakan kebaikan dengan keberadaannya seperti Firman Allah Ta’ala dalam surah Ali-Imraan ayat 110 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Dalam surah ini ada tiga tugas yang harus dilakukan oleh umat Islam, pertama, perintah untuk menyuruh kepada yang ma’ruf. Kedua, perintah untuk mencegah kemungkaran. Ketiga, perintah beriman kepada Allah Ta’ala. Berkaitan dengan integrasi ilmu umum dan ilmu agama, sudah seharusnyalah kita sebagai umat islam mengajak kepada yang ma’ruf dalam bentuk integrasi ilmu umum dan ilmu agama, berikut ini tantangan dan harapan dari adanya integrasi berdasarkan Syahminan Zaini (1989: 55) :
Tantangan Dari Integrasi Ilmu Umum dan Ilmu Agama
Tantangan yang harus dihadapi umat Islam yang pertama berkaitan dengan ilmu. Agama Islam menempatkan ilmu dan ilmuwan dalam kedudukan yang tinggi dan sejajar dengan orang-orang beriman dan ini diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam surah Al-mujaadilah: 11 “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”
Integrasi Ilmu umum dan Ilmu Agama menantang umat Islam sebagai media terwujudnya integrasi dan itu dapat terwujud jika umat Islam memiliki ilmu sehingga segala sesuatu yang dilakukan tidak hanya berdasarkan emosi. Allah Ta’ala telah memberikan contoh bagaiman tahapan ketika Nabi Muhammad Shollallahua’alaihiwasallam ditugaskan sebagai utusan Allah Ta’ala. Hal pertama yang dilakukan Alloh Ta’ala adalah mengajarkan ilmu kepada Nabi Muhammad Shollallahua’alaihiwasallam melalui perantara malaikat Jibril As yang dengan ayat Al-quran pertama yang diturunkan yaitu Qs Al-‘alaq, 1-5 “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Rasullullah Shollallahua’alaihiwasallam diperintahkan untuk Iqra secara berulang oleh malaikat Jibril As dan para mufassir manfsirkan Iqra sebagai perintah untuk menuntut ilmu dan harus dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Perintah menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad saw :  "Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan".(HR. Abdulbari dalam Moh.Rifai, 2010)
Rasullullah Shollallahua’alaihiwasallam adalah agen perubahan dan Allah Ta’ala mentakdirkan beliau Shollallahua’alaihiwasallam untuk memiliki ilmu sebagai panduan dari tugas beliau sebagai utusan Allah Ta’ala dan beliau pun mewajibka kita sebagai umat islam untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu merupakah bentuk ibadah yang bernilai seperti yang dikatakan   Rasullullah Shollallahua’alaihiwasallam (Moh.Rifai, 2010) "Sungguh sekiranya engkau melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun petang), kemudian mempelajari satu ayat dari Kitab Allah (Al-Quran), maka pahalanya lebih baik daripada ibadah satu tahun". Dalam hadist lain dinyatakan : "Barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia sampai pulang kembali". Ilmu menjadi penting dalam ibadah karena amal ibadah yang tidak dilandasi dengan ilmu yang berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Syaikh Ibnu Ruslan (Moh.Rifai, 2010) dalam hal ini menyatakan : "Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima".  Ketika seseorang telah berilmu maka dia mendapatkan satu tugas yang berkaitan dengan ilmu yaitu mengajarkan apa yang diilmuinya seperti hadits Rasullullah Shollallahua’alaihiwasallam "Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau memberikan jawabannya), maka Allah akan mengekangkan (mulutnya), kelak dihari kiamat dengan kekangan ( kendali) dari api neraka".(HR Ahmad dalam Moh.Rifai, 2010). Penjelasan tentang tugas seorang yang berilmu adalah tidak menyembunyikan dan harus mengajarkan, yaitu mengajarkan diri sendiri, mengajarkan keluarga, mengajarkan masyarakat, mengajarkan umat terutama tentang pentingnya agama dalam keseharian.  Tidak semua orang yang berilmu bisa menjawab tantangan integrasi ilmu umum dan ilmu agama karena pada saat sekarang ini banyak sekali orang yang berilmu tetapi tidak yakin dengan ilmu yang dimiliki dan dia hanya sekedar tahu, ada juga orang berilmu yang hanya yakin dan membagikan keyakinanya yakni ilmu yang dimiliki tanpa diamalkan. Untuk bisa menjawab tantangan integrasi ilmu umum dan ilmu agama maka mulailah dari yang kecil dengan amalan dari ilmu yang dipahami dan penuh keikhlasan beribadah kepada Allah Ta’ala yang dapat dimulai dari sendiri, keluarga, dan masyarakat. Tantangan kedua yang harus dihadapi umat Islam berkaitan dengan pendidikan yaitu lembaga pendidikan formal. Dewasa ini terlihat perbedaan dari prioritas keilmuan yang dikembangkan dalam sistem pendidikan Indonesia, perbedaan ini terlihat pada lembaga pendidikan yang berbasis ilmu keagamaan dan lembaga pendidikan berbasis ilmu umum. Tantangan yang harus diatasi berkaitan dengan integrasi ilmu umum dan ilmu agama adalah  dengan merombak sistematika ajaran Islam dan sistem pendidikan  yang dilaksanakan sekarang dengan pengembangan ilmu keislaman yang multidisipliner-integrative (Nur Syam :2012) dan pengembangan ilmu umum yang berbasis Pendidikan karakter (KEMENDIKNAS, 2010). Pengembangan ilmu keislaman yang multidisipliner-integrative dan pengembangan ilmu umum yang berbasis Pendidikan karakter bisa mengatasi tantangan integrasi ilmu umum dan ilmu agama dengan berkaitan dengan sistem pendidikan. Dengan sistem pendidikan seperti ini maka akan menghasilkan output pendidikan yang sesuai dengan tujuan  dari Pendidikan nasional. “Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. (Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3)

Harapan Dari Integrasi Ilmu Umum dan Ilmu Agama
Keberadaan integrasi ilmu umum dan ilmu agama menjanjika sebuah harapan berupa integrasi ilmu dan aplikasi ilmu menurut kehendak Allah Ta’ala oleh seluruh manusia. Ilmu yang terintegrasi dan sistem pendidikan yang terintegrasi akan melahirkan manusia yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Keadaan umat yang seperti ini akan mempermudah penerimaan integrasi ilmu umum dan ilmu agama menurut kehendak Allah Ta’ala melalui informasi yang nanti akan mempengaruhi pola pikir dan sikap dari orang-orang yang belum dan tidak tahu bagaimana seharusnya integrasi ilmu umum dan ilmu agama. Sikap yang ditunjukkan umat islam yang terdidik dan berilmu dengan benar akan memberikan informasi kepada orang lain mengenai ilmu yang dikehendaki Allah Ta’ala sehingga tertarik untuk tahu dan memahami integrasi ilmu umum dan ilmu agama yang  dikehendaki Allah Ta’ala. Pengetahuan kompleks yang dimiliki ini juga akan menimbulkan berbagai penemuan yang menunjukkan kebenaran Islam sebagai agama.

KESIMPULAN
Tantangan dan harapan yang muncul dari integrasi ilmu umum dan ilmu agama yang dikehendaki Allah Ta’ala diserahkan kepada umat Islam sebagai umat terbaik yang mengajak kepada yang ma’ruf dan mengajak menghindari berbagai kemungkaran. Pribadi muslim yang terbentuk dengan pendidikan yang baik dan sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala merupakan peran yang harus dimainkan oleh umat islam dalam mewujudkan integrasi ilmu umum dan ilmu agama yang dikehendaki Allah Ta’ala. Tantangan dalam integrasi ilmu umum dan ilmu agama adalah kembali kepada Al-Quran menjadi umat terbaik dengan meintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama kedalam pribadi diri yang merupakn langkah awal yang harus dilakukan tentunya dengan semangat untuk selalu belajar dan mengajarkan sehingga masyarakat Islam dan umum dapat menimbulkan rasa butuh terhadap integrasi ilmu umum dan ilmu agama yang dikehendaki Allah Ta’ala. Harapan dalam integrasi ilmu umum dan ilmu agama adalah berupa penerimaan yang dilakukan seluruh umat baik itu muslim maupun non muslim. Penerimaan yang diperoleh melalui informasi dalam berbagai bentuk sehingga ilmu yang dikehendaki Allah Ta’ala diangga sebagai kebutuhan dan kepentingan sehingga memunculkan rasa ingin tahu sehingga terwujudlah integrasi ilmu umum dan ilmu agam yang dikehendaki Allah Ta’ala.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an

A.F. Chalmers. (1983). Apa Itu Yang Dinamakan Ilmu (penterjemah Joesouf Isak). Jakarta. Hasta Mitra

Kemendiknas. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta. Kemendiknas

Moh. Rifai. (2010). Menuntu Ilmu Dalam Islam [online]. Tersedia http://kitakanfren.blogspot.com/2010/04/menuntut-ilmu-dalam-pandangan-islam.html [31 Desember 2011]

Mohamad Solikin. (2008). Integrasi Ilmu Dan Agama Menurut Isma’il Raji al-Faruqi Dan Kuntowijoyo (Studi Perbandingan) [skripsi]. Fakultas Agama Islam UMS

Mulyadhi Kartanegara. (2005). Integrasi Ilmu Sebuah Rekontruksi Holistik. Jakarta. Arasy Mizan

Nur Syam, (2011). Menegaskan Integrasi Ilmu Agama Dan Umum [online]. Tersedia. http://nursyam.sunan-ampel.ac.id/?p=2638 [31 Desember 2011]

Sayyid Qutb. (2011). Tafsir Zhilal Qur’an [online]. Tersedia. http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-zhilal/kriteria-umat-terbaik-2.htm. [31 Desember 2011]

Syahminan Zaini. (1989). Integrasi Ilmu dan Aplikasinya Menurut Al-Qur’an. Jakarta. Kalam Mulia