Saturday 17 April 2010


*Oleh Muhammad Fajrin Mustafa
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan anak bangsa yang dilakukan melakui proses pembelajaran yang dilengkapi komponen-komponen pendukung tercapainya tujuan pendidikan. Alat yang digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan adalah dengan kurikulum.
Istilah kurikulum diartikan beragam oleh para ahli, dalam S. Nasution (2008:5) Kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf  pengajarnya. Berdasarkan pengertian itu dapat kita ketahui bahwa kurikulum melibatkan sekolah sebagai lembaga, pengawas sekolah, pengajar, pesertadidik, dan peristiwa-peristiwa dalam pendidikan.
Makalah ini mencoba untuk  memaparkan macam-macam model dan konsep kurikulum dengan permasalahan yang diangkat berkaitan dengan Kurikulum Subjek Akademis (KSA), Kurikulum Berbasis Siswa (KBS), Kurikulum Berbasis Masalah Sosial (KBMS), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kurikulum Berbasis Ilmu (KBI), dan Kurikulum 1994.
Penyususna makalah merupakan respon terhadap perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Perubahan yang terjadi ini diindikasikan sebagai upaya untuk mencari model dan konsep kurikulum yang cocok dengan iklim pendidikan di Indonesia sehingga penulis rasa perlu untuk mengetahui landasar dari terbentuknya konsep kurikulum tersebut, dan aplikasinya.
BAB II
PERMASALAHAN
Beragamnya penafsiran kurikulum yang diutarakan oleh para ahli diindikasikan sebagai gambaran luasnya cakupan dari kurikulum, konsep kurikulum yang dikembangkan berdasarkan teori-teori pendidikan berdasarkan asumsi-asumsi yang dikembangkan pada masing-masing teori pendidikan, dalam Nana Syaodih (2009:7) dijelaskan empat teori pendidikan.
Dengan beragamnya penafsiran tentang kurkulum dan beragamnya teori pendidikan yang berkembang  penulis akan membatasi permasalahan dalam makalah sebagai upaya untuk menyamakan konsep antara pembaca dan penulis. Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalahan sebagai berikut
Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Subjek Akademis, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari KSA, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Isi (KBI)?
 Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Humanistik, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari Kurikulum Humanistik, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Siswa (KBS)?
Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Rekonstrukti Sosial, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari Kurikulum Rekonstrukti Sosial, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Masalah Sosial (KBMS) ?
 Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Teknologis, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari konsep Kurikulum Teknologis, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)?
 Model kurikulum yang mana yang mendasari aplikasi KBK dan KTSP yang dikembangkan di Indonesia?
 Apakah benar kurikulum 1994 berbsis materi?
 Benarkah  pada pendidikan vokasional dan pendidikan profesional lebih besar proporsi KBKnya? Sedangkan pada pendidikan akdemik lebih besar proporsi KBI nya?

BAB III
PEMBAHASAN
A.      Konsep Kurikulum Subjek Akademis
Bagian ini membahas kurikulum subjek akademis yang akan menjawab pertanyaan nomor dua yaitu Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Subjek Akademis, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari KSA, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Isi (KBI)?
Kurikulum Subjek Akademis merupakan kurikulum yang mengutamakan isi pendidikan yang diambil dari setiap disiplin ilmu yang telah dikembangkan secara sistematis, logis dan solid.  Menurut Nana Syaodih (2009: 82-83) kurikulum subjek akademis  sangat mengutamakan pengetahuan sehingga pendidikan lebih menekankan perkembangan intelektual dalam bentuk membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian kerja yang memungkinkan peserta didik mampu menganalisis kehidupan sosial. Nana Syaodih (2009: 83-84) Membagai tahapan perkembangan kurikulum subjek akademis kedalam  tiga pendekatan. Pendekatan pertama, melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan-bagaimana belajar memperoleh dan menguji fakta-fakta dan tidak sekedar mengingat. Pendekatan kedua, studi yang bersifat integrative-mereka mengembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi. Ciri-cirinya (a) Unifying theme (penyatuan tema), (b) Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu, (c) Menyatukan berbagai metode belajar. Pendekatan ketiga, pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
Pembahasan berkaitan dengan landasan filsafat dari konsep kurikulum subjek akademis, Nana Syaodih (2009:81) menjelaskan bahwa kurikulum subjek akademis merupakan model kurikulum yang dikembangkan dari teori pendidikan klasik aliran perenialisme dan esensialisme. Perenialisme berorientesi kemasa lalu dan kurang memperhatikan tuntutan perkembangan yang terjadi, perenialisme lebih memprioritaskan penekanan terhadap humanitas, pembentukan pribadi, sifat-sifat mental. Isi pendidikan dalam aliran ini bersifat pendidikan umum dengan konsep pendidikan bebas nilai dan bebas dari kebudayaan. (Nana Syaodih, 2009:9)
Aliran dalam pendidikan klasik lainnya adalah aliran esensialisme yang lebih mengutaman sains daripada humanitas, aliran ini bertujuan dalam mempersiapkan generasi muda dalam dunia kerja dengan pembentukan keterampilan dan kemampuan vocational. Konsep pendidikan dalam aliran ini menekankan kepada saat ini dan yang akan datang. (Nana Syaodih, 2009:9)
Kurikulum subjek akdemis disebut juga kurikulum berbasis isi karena sesuai dengan namanya, kurikulum model ini sangat mengutamakan isi (subject matter). Sub Direktorat Kurikulum dan Program Studi (KPS) (2008:15)  merincikan kurikulum berbasis isi dengan penekanan terhadap peningkatan keterampilan yang dimiliki pesertadidik dengan proses pembelajaran dalam bentuk transfer knowledge dan ini merupakan gambaran dari kurikulum subjek akademis yang dijelaskan oleh Nana Syaodih. (2008: 82, 83, 84)
 Isi kurikulum merupakan kumpulan dari bahan ajar atau rencana pembelajaran. Tingkat pencapaian atau penguasan peserta didik terhadap materi merupakan ukuran utama dalam menilai keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, penguasaan materi sebanyak-banyaknya merupakan salah satu hal yang diprioritaskan dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru yang menggunakan kurikulum subjek akdemis.
B.       Kurikulum Humanistik
Bagian ini membahas tentang kurikulum humanistic yang akan mejawab pertanyaan kedua yaitu, akan mejawab pertanyaan kedua yaitu Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Humanistik, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari Kurikulum Humanistik, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Siswa (KBS)?
Deskripsi berkitan dengan kurikulum humanistik dijelaskan oleh Nana Syaodih. (2008: 90) dengan fungsi sebagai penyedia pengalaman berharga untuk membantu dan melancarkan proses perkembangan pribadi pesetadidik yang bertujuan untuk membantu perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan , integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belajar. Kurikulum humanistik menekankan integritas dalam kesatuan prilaku tidak hanya intelektual tetapi juga emosional dan tindakan. Kurikulum ini menutut hubungan emosional yang baik antara pendidik dan peserta didik.
Aliran filsafat yang mendasari konsep kurikulum ini adalah aliran pendidikan pribadi John Dewey dan J. J. Rousseau, asumsi yang digunakan dalam aliran ini memiliki anggapan bahwa pesrtadidik adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan dengan  peran sebagai subjek dari kegiatan pendidikan yang meyakini bahwa pesertadidik memiliki potensi, peunya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. (Nana Syaodih, 2008: 90) Aliran ini menempatkan pendidik dalam posisi kedua. Pendidikan tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi sebagai orang yang mengerti segala kebutuhan dan permasalahan pesertadidik. (Nana Syaodih, 2008: 90)
Kurikulum humanistic disebut kurikulum berbasis siswa (KBS) karena KBS menekankan pembelajaran yang mengoptimalisasikan keterlibatan potensi intelektual, emosianal, dan fisik dari pesertadidik. Proses pembelajaran dalam kurikulum ini menempatkan peserta didik sebgai pemeran utama dalam pembelajaran sedangkan pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan peran lainnya yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.
C.      Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Bagian ini membahasa Kurikulum Rekonstruksi Sosial dan akan menjawab pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan Kurikulum Rekonstrukti Sosial, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari Kurikulum Rekonstrukti Sosial, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Masalah Sosial (KBMS)?
Kurikulum Rekonstruksi Sosial merupakan konsep kurikulum  yang menekankan perhatian kepada permasalahan yang ada di masyarakat. Kurikulum ini menginginkan peserta didik memiliki pengetahuan dan konsep-konsep baru yang diperolehnya sehingga dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial dengan tujuan terciptnya masyarakat baru yang stabil. (Nana Syaodih, 2008: 91)
Kurikulum ini didasari aliran filsafat Pendidikan interaksional yang menekankan interaksi dua pihak dengan dua arah antar pesertadidik dan pendidik, interaksi ini juga terjadi antara pesertadidik dengan materi ajar yang dikaitkan dengan kondisi lingkungan masyarakat dalam konteks kehidupan sehari-hari. (Nana Syaodih, 2008: 91)
Kurikulum Rekonstrukti Sosial disebut juga Kurikulum Berbasis Masalah Sosial karena kurikulum ini mengahadapkan pesertadidik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia. Kegiatan belajar dalam konsep kurikulum ini dipusatkan pada masalah-masalah sosial yang mendesak. Kegiatan belajar mengajar dalam konsep kurikulum ini akan menyajikan sejumlah topik yang dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-latihan, kunjungan dan lain-lain. Topik-topik dengan berbagai kegiatan kelompok ini merupakan aktifitas yang akan melahirkan konsep baru dalam solusi dari permasalahan sosial.
D.      Kurikulum Teknologis
Bagian ini membahasa kurikulum teknologis dan akan menjawab pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan Kurikulum Teknologis, aliran filsafat apa yang mendasari konsep dari konsep Kurikulum Teknologis, dan mengapa disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)?
Kurikulum teknologis menekankan penggunaan alat-alat teknologi dalam bidang pendidikan, penerapan teknologi tersebut terealisis dalam bentuk perangkat lunak berupa teknologi sistem dan dalam bentuk perangkat keras berupa teknologi alat. (Nana Syaodih, 2008: 96)
Kurikulum teknologi didasarkan pada aliran filsafat teknologi pendidikan yang memiliki persamaan dengan pendidikan klasik berkaitan dengan peranan pendidikan dalam menyampaikna informasi. Berbeda dengan pendidikan klasik, teknologi pendidikan mengutamakan pembentukan dan penguasaan kompetensi pelestarian budaya lama dengan orientasi waktu sekarang dan masa depan. (Nana Syaodih, 2008: 11)
Kurikulum Teknologis  disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), karena kurikulum ini para pesertadidik dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTEK tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Berbasis_Kompetensi)
Konsep KBK ini yang menggunakan metode yang  bersifat individual, kemudian pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut; Penegasan tujuan kepada siswa, pelaksanaan pengajaran, pengetahuan tentang hasil, organisasi bahan ajar, dan evaluasi. (Nana Syaodih, 2008: 97)
E.       Aplikasi KBK dan KTSP
Bagian ini membahas aplikasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang akan menjawab pertanyaan tentang model kurikulum yang mana yang mendasari aplikasi KBK dan KTSP yang dikembangkan di Indonesia?
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), karena kurikulum ini para pesertadidik dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTEK tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.(http://id.wikipedia.org/wiki/ Kurikulum_Berbasis_ Kompetensi)
Konsep KBK ini yang menggunakan metode yang  bersifat individual, kemudian pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut; Penegasan tujuan kepada siswa, pelaksanaan pengajaran, pengetahuan tentang hasil, organisasi bahan ajar, dan evaluasi. (Nana Syaodih, 2008: 97) Jadi model kurikulum yang mendasari KBK adalah kurikulum teknologis.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, yang merupakan penyempurnaan dari KBK. KTSP didasari oleh KSA, Kurikulum Humanistik, Kurikulum Rekontruksi Sosial, dan Kurikulum Teknologi. Gambaran dari konsep KSA dalam KTSP dapat dianalisa berdsarkan struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh pesertadidik dan kriteria dalam keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari penguasaan pesertadidik terhadap materi pelajaran.
Kurikulum humanistik pada KTSP dapat dianalisa berdasarkan orientasi KTSP terhadap pengembangan pesertadidik dengan menekankan pada aktivitas pesertadidik untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan strategi pembelajaran selain itu KTSP  juga menekankan aspek pengembangan minat dan bakat pesertadidik.
Kurikulum Rekontrusksi Sosial tergambar melalui kurikulum KTSP yang mengaksess kepentingan daerah berupa potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan pesertadidik serta lingkungan sekitarnya, hal ini juga tercermin dalam program muatan lokal yang didasarkan pada kondisi daerah masing-masing.
KTSP merupakan kurikulum teknologis yang dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator dengan sejumlah prilaku yang terukur untuk penelitian. (Wina Sanjaya, 2008;130-131)  
F.       Kurikulum 1994
Bagian ini membahas kurikulum 1994 yang akan menjawab pertanyaan tentang apakah kurikulum 1994 berbasis materi? Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Wawan Junaidi, 2009 dalam http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/11/kurikulum-1994.html)
Berdasarkan  landasan filosofis, tujuan, materi, proses pembelajaran, dan evaluasi dalam kurikulum 1994 tergambar bahwa kurikulum ini berbasis materi, hal ini berdasarkan analisis di globotech88.wordpress.com. (diakses 24 Maret 2012)
Berdasarkan landasan filosofis, kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat perenialisme, karena pada kurikulum 1994 lebih fokus kepada aspek kognitif dan mengabaikan aspek-aspek lainnya. Jika dianalisis berdasarkan tujuan dalam kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan belajar cenderung di dalam kelas, mengejar target berupa materi yang harus dikuasai, berorientasi kognitif. Bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru harus berdasarkan pada TIU dan TIK (tujuan pembelajaran). Selain itu, kurikulum 1994 bertujuan untuk membekali siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Analisis yang sama juga diperoleh berdasarkan materi dalam kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia dalam artian materi pembelajaran ditentukan oleh pemerintah. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial supaya tercapai target. Dalam proses pembelajaran pada kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan belajar cenderung didalam kelas. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran. fokuskan pada aspek kognitif, pemahaman siswa tentang materi. Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan perkelas dan persemester. Pada kurikulum ini, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan sisa lain. Evaluasi pelajaran dilaksanakan dengan teknik paper dan pecil test
G.         Proporsi KBI dan KBK Pada Pendidikan Vokasional, Profesional, dan Akademik
Bagian ini akan menjawab pertanyaan tentang benarkah  pada pendidikan vokasional dan pendidikan profesional lebih besar proporsi KBKnya? Sedangkan pada pendidikan akdemik lebih besar proporsi KBI nya?
Pendidikan vokasional merupakan penggabungan antara teori dan praktik secara seimbang dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya.  Kurikulum dalam pendidikan vokasional, terkonsentrasi  pada  sistem  pembelajaran  keahlian  (apprenticeship  of  learning)  pada kejuruan-kejuruan  khusus  (specific  trades).   Kelebihan  pendidikan  vokasional  ini,  antara lain, peserta didik secara langsung dapat mengembangkan keahliannya disesuaikan dengan kebutuhan lapangan atau bidang tugas yang akan dihadapinya. (Ratna Nurseha . , dalam www.sukabumikota.go.id diakses 24 March 2012) berdasarkan karakterisitk menurut Ratna Nurseha, penulis menyimpulkan bahwa jumlah porsi untuk KBK pada pendidikan Vokasional haruslah lebih besar dari KBI dengan harapan dimilikinya kompetensi yang sesuai dengan dunia kerja
 Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Lulusan pendidikan profesi akan mendapatkan gelar profesi.( dalam Wikipedia diakses 24 March 2012) dalam pendidikan profesi juga diperlukan pemahaman terhadap teori dan aplikasi dari teori tersebut jadi akan menjadi sebuah kewajaran jika porsi KBK akan lebih besar dari KBI dalam pendidikan professional.
Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu, yang mencakup program pendidikan sarjana, magister, dan doktor.( dalam Wikipedia diakses 24 March 2012) Tujuan utama dari pendidikan akademik adalah pengusaan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang menuntut aktifitas khusus untuk penguasaan materi keilmuan jadi memerlukan porsi KBI yang besar untuk menunjang program pendidikan.

BAB IV
KESIMPULAN
Kurikulum yang digunakan dalam lingkungan pendidikan dapat berupa realisasi dari masing-masing model kurikulum hal dapat disesuaikan berdasarkan kebijakan yang diputuskan pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Kebijakan kurikulum yang ada dapat berdasarkan kepada satu model kurikulum atau berdasarkan gabungan dari setiap model kurikulum yang tercermin dari landasan filosofis, tujuan, materi, kegiatan belajar, mengajar dan smapai kepada evaluasi.
Porsi dari setiapkurikulum yang digunakan pada setiap jenjang pendidikan tidak sama, porsi penggunaan kurikulum harus disesuaikan dengan karakterisitik dari setiap jenjan pendidikan, baik itu pendidikan didasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi dan penyesuaian juga harus dilakukan terhadap karakter perkembangan pesertadidik.
Pendidikan tinggi juga memiliki porsi yang berbeda terhadap penggunaan setiap kurikulum yang didasarkan pada output pendidikan yang diharapkan dan in terjadi pada pendidikan vokasional, pendidikan profesi, dan pendidikan akademik.

DAFTAR PUSTAKA

Nana Syaodih. (2009). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Rosdakarya. Bandung
Nasution. (2008). Kurikulum dan pengajaran. Bumi aksara. Jakarta
Sub Direktorat KPS.(2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah alternatif penyusunan kurikulum). Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta
Wina Sanjaya. (2008) Kurikulum dan Pembelajaran. Kencana. Jakarta
Wawan Junaidi. (2009). Kurikulum 1994 dalam http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/11/kurikulum-1994.html) diakses 24 Maret 2010
----------------(2010). Perbedaan Kurikulum 1994 dan KTSP http://globotech88.wordpress.com/2010/03/18/perbedaan-kurikulum-1994-dan-ktsp/ diakses 24 Maret 2010
Ratna Nurseha . (……….).Pendidikan Vokasional Memacu Kreatifitas. www.sukabumikota.go.id/artikel/pendidikan_vokasional.pdf diakses 24 March 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_profesi diakses 24 March 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_akademik diakses 24 March 2010

0 comments: