Kita tahu bahwa kita didunia ini diciptakan berbeda dari satu dengan
yang lainnya, baik perbedaan dari segi fisik sampai segi yang lainnya. Ada yang
manis, ada yang asam, ada yang tinggi dan ada yang pendek. Begitulah gambaran
kita dari segi fisik perbedaan kita belum lagi perbedaan pada karakter. Walaupun terkadang kita satu
keluarga kita tetap berbeda satu dengan yang lainnya.
Dan setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyikapi perbedaan. Terkadang kita menjadi pesimis jika melihat
ada orang yang memiliki kelibahan dari kita. Padahal kita memiliki cita rasa
sendiri. Memiliki rona tersendiri. Dan
saya yakin semua orang melihat kita sebagai cita dan rona kita sendiri, karena
kita memang kita diciptakan seperti ini dan kita tidak nyaman saat menjadi
orang lain. Kita tidak bisa membohongi
diri sendiri.
Seperi pohon, manusia memilikikarakter masing – masing. Ibaratnya kita sebagai pisang jaganlah
mengubah diri kita menjadi jambu, karena keolokan dan nilai kita terletak
ketika kita menjadi pisang. Perbedaan warna kulit, bahasa , kecerdasaan , dan
kemampuan kita merupakan salah satu ayat “ tanda kekuasaa “ sang pencipta.
Dan salah satu pintu masuk menuju kebahagiaan adalah ketika menjadi diri
sendiri. Keyakinnan kita dengan potensi, bakat , dan karakteristik yang ada
pada diri kita , membuat kita merasakan keistimewaan dan keunikan yang kita
miliki sebagai anugera dari sang pencipta.
Kanapa ragu, bila kita sudah menemukan bakat kita, sekalipun menurut
orang lain adalah suatu hal yang remeh. Ketika kita menjadi diri sendiri, kita
akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Jika kita berkumpul dengan
orang – orang yang pintar dalam satu bidang, yang mana bidang itu bukan
keahlian kita, janga kita menjadi pesimis dan berfikir negative mengenai diri
kita.
Jika kita mengabaikan keunikan yang ada pada diri kita dan mencoba
memenuhi semua keinginan orang lain ( padahal, kita tidak memiliki kemampuan
untuk memuaskan mereka), maka ini berarti kita melemahkan langsung apa yang
membuat kita unik.
Saya teringat dalam buku Robert T.kiyosaki, yang berjudul Rich Dad, Poor
Dad. Bahwa di masa sekolah Robert dia tidak pintar dalam pelajaran tetapi
memiliki kelebihan dalam olahraga. Maka dia fokus dibakatnya dan menemukan cara
belajar yang cocok untuk dirinya sehingga menjadi orang yang sukses.
Maka kita fokuskan bagaimana keunikkan kita dapat dikenal orang lain dan
kita dapat menemukan cara belajar kita agar tidak hanya ikut – ikutan dan pada
akhirnya kita yang lelah dengan pekerjaan kita sendiri.
Dan perbedaan anatara satu orang dengan orang lain adalah sebuah
anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita. Coba bayangkan jika semua
didunia ini orang diciptkan sama, maka kebosanan yang akan melanda kita. Jika
semua orang ingin menjadi bos maka tidak ada pekerjaan yang selesai karena
tidak ada orang yang mengerjakan, semuanya hanya ingin memerintah.
Dengan banyak perbedaan kita saling melengkapi. Ada pengusaha ada
pekerja, ada yang menjadi PNS ada yang swasta. Begitu juga dengan sifat kita.
Ada yang yang pendiam ada juga periang. Jika kita melihat dari sudut pandang
posifif maka akan menjadi sebuah kekuat besar dalam membangun hubungan
pertemanan, hingga membangun bangsa yang besar yang akan ditakuti oleh bangsa –
bangsa lain.
0 comments:
Post a Comment