Tuesday 24 June 2014

Subhanalloh.... keluar dari ruang kerja sebentar untuk mengambil minum, tiba2 mata tertuju pada dua orang mahasisw. yang sepertinya aku begitu mengenali mereka. entah kenapa ketika melihat mereka mencuat senyum bahagia di sudut hati ini. mereka sudah berubah. ya. mereka sudah berubah.

*****
setelah kepergian alm suamiku (pengasuh blog ini), aku benar2 terpukul. ketika dokter menyatakan bahwa ia tlah tiada, dan memutuskan mencabut alat-alat medis yang melekat di beberapa bagian tubuhnya di hadapan ku, aku merasa jiwaku pun saat itu tengah bertarung dengan sakaratul maut. meski tudak menangis, karena aku berhasil menahan tangisku demi menguatkan kedua mertuaku, kedua orang tuaku dan kakak2 iparku. aku berhasil tersenyum meski airmata tetap tak terbendung. dan aku masih bisa mengucapkan "abi pasti tlah sepakat dengan Nya atas keputusan ini. kita tidak boleh menagisi nya". aku berhasil menahan tangis ku hingga jasad suami masuk ke liang lahat. bukan karena aku hebat. tidak. sama sekali tidak. saat itu sepanjang perjalanan dari rumah sakit, ke rumah hingga kepemakaman, aku menggenggam sumber kekuatanku. Mushaf mungil yang pertama suamiku berikan setelah menikah, terus aku baca. bahkan selama prosesi pemakan suamiku, aku lupa telah berapa kali menyelesaikan membaca yasin di depan prosesi itu. sesekali aku beranikan mataku melihat jasad yang aku cintai itu masuk ke sana. meski setiap kali itu juga aku tidak kuat dan memalingkan kembali pandangan ku ke mushaf yang tengah aku baca. Ya Alloh,,, saat itu aku merasa aku berada dalam titik ujian tertinggi dan dalam titik kehancuran terendah dalam hidupku.

ternyata aku tidak begitu kuat, setelah pemakaman suami ku, entah beberapa bulan aku sering pingsan dan masih belum bisa makan. kehi;angan sosok yang mengenalkanku pada keindahan ayat2 suci Nya dan kemuliaan Nya benar2 menghantam ku dan menderaikan sluruh pandangan ku. aku seperti sangat ingin protes pada Ny. tapi entah kenapa setiap kali ingin protes, aku selalu mengingat pesan alm suamiku yang mengatakan "aku mencintaimu karena Alloh, maka cintailah aku karena Nya juga, neng. InsyaAlloh kita akan bahagia" kalimat itu slalu terngiang dnegn susulan nasehat yang hampir setiap hari awal pernikahan kami ia lontarkan "sayang, kita boleh tidak sengaja melakukan dosa apapun. tapi yang tidak boleh adalah meninggalkan Sholat dan membaca Al-Qur'an". setiap kali aku mengingat dua kalimat ini lah aku slalu menemukan kekuatan.

setelah kepergiannya 5 bulan aku mencari pondasi untuk benar2 sanggup berdiri. hingga akhirnya aku membaca catatan draft di hp nya yang menuliskan salah satu rencanany setelah lulus S2, yaiyu melanjutkan dakwah. entah kenapa membaca ini aku merasa seperti ingin melakukan hal lain. begitu jelas diingatan ku ketika ia mencubit hidungku dengan gemas sembari berkata "betapa bahagianya aa punya istri sholehah bidadari syurga sepertimu" ketika aku menceritakan bahwa aku berhasil membuat kelompok kajian setiap jum'at di lingkungan kerjaku bersama ibu2 rekan kerja.
tetap saja kelompok ini terbentuk bukan lah ideku. tapi idenya. aku hanya menjalankan dan mencoba melakukan apapun yang ia saran kan. tapi entah kenapa aku slalu merasa nyaman dengan setiap sarannya yang menggunakan bahasa2 yang nyaris tak disadari bahwa itu adalah sbuah permintaan.

alhamdulillah sudah lebih dari 1 tahun kelompok kajian itu hadir di antara aku dan rekan2 sekantorku. dan baru beberapa bulan ini aku juga membentuk kelompok kajian kecil mahasiswi. ternyata tidak mudah mencari orang yang mau belajar, dari beberapa bulan ini aku baru mendapatkan 6 orang saja. tapi aku yakin InsyaAlloh mereka akan menjadi 60, 600. atau 6.000 (InsyaAlloh).

*****
dua orang dari mahasiswa tadi lah yang ku lihat telah merubah penampilan mereka. salut dengan motivasi mereka ingin berubah mengikuti syariat perlahan2. yang biasanya mereka menggunakan celana jeans dan jilbab modis, aku kini lebih sering melihat mereka menggunakan rok dengan jibab yang sudah mulai menutup dada. Subhanalloh. Maha Besar Alloh yang Hanya Ia Yang Sanggup Membolak Balikkan Hati manusia.... 


0 comments: