Oleh Muhammad Fajrin Mustafa
Maaf.... dulu aku hanya
mengenalmu dari luar, aku hanya tahu namamu, aku hanya tahu wajahmu, aku hanya
tahu nomor ponselmu. Aku sama sekali tak tahu siapa kamu, bagaimana sifatmu dan
bagaimana sikapmu. Aku tak tahu hal baik yang kamu miliki dan hal buruk yang
kamu miliki.
Maaf.... kini aku sudah merasa
mengenalmu.Aku telah lancang untuk mencari tahu tentang kamu sehingga aku tahu
kamu lebih dari namamu; aku tahu arti dari rangkaian doa yang ada dideretan
namamu. Aku tahu kamu lebih dari wajahmu; aku tahu setiap lukisan diwajahmu
yang tergambar melalui ekspresi wajahmu dan itu mempengaruhi gejolak hatiku.
Aku tahu kamu lebih dari nomor penselmu; aku tahu deret angka yang sering
menghubungimu, yang sering mengirimmu pesan singkat, yang sering memanggilmu dengan
panggilan menyenangkan, aku tahu nama lain yang kamu tulis untukku di ponselmu,
dan aku tahu setiap getar suaramu.
Aku
tahu lebih dari sifat dan sikapmu; aku tahu ketika kamu menyembunyikan wajah
sedihmu dalam kebahagiaan, aku tahu wajah marahmu yang kamu sembunyikan dalam
keceriaan, aku tahu saat kamu membalut tangismu dalam tawa, dan aku tahu setiap
wajah kebohongan yang berusaha untuk jujur. aku tahu lebih dari baik dan
burukmu; aku sadar kapan aku bisa membuatmu marah, aku tahu kapan kamu mulai ngambek,
aku tahu kapan kamu ingin dimanja, aku tahu kapan kamu ingin dirayu dan aku
tahu sekuat apa kamu menuggu.
Maaf.... dengan sangat mengenalmu
aku justru tak bisa mengkondisikan diriku agar kamu bisa merasa nyaman, aku
sering memintamu untuk ini dan itu hanya untuk memenuhi sebuah pengharapan, aku
sering membuatmu menangis hanya karena aku anggap itu tak perlu ditangisi, aku
sering membuat marah hanya karena aku anggap itu tak perlu dipermasalahkan, aku
sering membuatmu ngambek hanya karena idealisme yang ada padaku.
Maaf.... aku tahu menunggu itu
bukan hal yang menyenangkan. tapi denganku kamu harus sering melakukan itu,
denganku kamu harus sering menunggu. Dengan menunggu kamu telah melakukan
pengorbanan yang luar biasa, padahal diluar sana banyak pilihan yang tidak
perlu dipilih dengan menuggu, banyak pilihan yang tidak perlu dipilih dengan
pengorbanan dan denganku kamu rela mengorbankan dirimu sendiri.
Maaf.... aku telah membawamu
kedalam pelanggaran yang menyenangkan, aku telah mengajarimu sebuah kesalahan
indah, dan aku telah mengajakmu berdosa dalam jeratan surga, tapi dalam doa aku
menyertaimu untuk bisa membuat semuanya menjadi lebih indah.
Maaf.... aku bukan yang diidamkan
dalam sebuah kriteria, aku bukan yang sempurna dalam sebuah pesona, dan aku
bukan yang ideal dalam sebuah idealisme. Tapi aku tidak ingin menjadi kesalahan
terbesarmu.
Maaf.... aku hanya bisa menjadi
aku yang sederhana dan berharap bagaiman aku begitulah kamu.
Maaf.... aku sangat berharap
sebuah maaf dari semua kesalahan yang ada.
Maaf.... Jika nanti terjadi lagi.
Maaf.... kupinta disetiap hari,
bulan, dan tahun hijriyah.
Maaf.... Minal aidin falidzin
mohon maaf lahir dan batin.
Maaf.....Duhai Bidadari Surgaku
Wanty Ekajayanti.
0 comments:
Post a Comment