Wednesday 28 November 2012


Oleh Muhammad Fajrin Mustafa

Maaf.... dulu aku hanya mengenalmu dari luar, aku hanya tahu namamu, aku hanya tahu wajahmu, aku hanya tahu nomor ponselmu. Aku sama sekali tak tahu siapa kamu, bagaimana sifatmu dan bagaimana sikapmu. Aku tak tahu hal baik yang kamu miliki dan hal buruk yang kamu miliki.

Maaf.... kini aku sudah merasa mengenalmu.Aku telah lancang untuk mencari tahu tentang kamu sehingga aku tahu kamu lebih dari namamu; aku tahu arti dari rangkaian doa yang ada dideretan namamu. Aku tahu kamu lebih dari wajahmu; aku tahu setiap lukisan diwajahmu yang tergambar melalui ekspresi wajahmu dan itu mempengaruhi gejolak hatiku. Aku tahu kamu lebih dari nomor penselmu; aku tahu deret angka yang sering menghubungimu, yang sering mengirimmu pesan singkat, yang sering memanggilmu dengan panggilan menyenangkan, aku tahu nama lain yang kamu tulis untukku di ponselmu, dan aku tahu setiap getar suaramu.

Aku tahu lebih dari sifat dan sikapmu; aku tahu ketika kamu menyembunyikan wajah sedihmu dalam kebahagiaan, aku tahu wajah marahmu yang kamu sembunyikan dalam keceriaan, aku tahu saat kamu membalut tangismu dalam tawa, dan aku tahu setiap wajah kebohongan yang berusaha untuk jujur. aku tahu lebih dari baik dan burukmu; aku sadar kapan aku bisa membuatmu marah, aku tahu kapan kamu mulai ngambek, aku tahu kapan kamu ingin dimanja, aku tahu kapan kamu ingin dirayu dan aku tahu sekuat apa kamu menuggu.

Maaf.... dengan sangat mengenalmu aku justru tak bisa mengkondisikan diriku agar kamu bisa merasa nyaman, aku sering memintamu untuk ini dan itu hanya untuk memenuhi sebuah pengharapan, aku sering membuatmu menangis hanya karena aku anggap itu tak perlu ditangisi, aku sering membuat marah hanya karena aku anggap itu tak perlu dipermasalahkan, aku sering membuatmu ngambek hanya karena idealisme yang ada padaku.

Maaf.... aku tahu menunggu itu bukan hal yang menyenangkan. tapi denganku kamu harus sering melakukan itu, denganku kamu harus sering menunggu. Dengan menunggu kamu telah melakukan pengorbanan yang luar biasa, padahal diluar sana banyak pilihan yang tidak perlu dipilih dengan menuggu, banyak pilihan yang tidak perlu dipilih dengan pengorbanan dan denganku kamu rela mengorbankan dirimu sendiri.

Maaf.... aku telah membawamu kedalam pelanggaran yang menyenangkan, aku telah mengajarimu sebuah kesalahan indah, dan aku telah mengajakmu berdosa dalam jeratan surga, tapi dalam doa aku menyertaimu untuk bisa membuat semuanya menjadi lebih indah.

Maaf.... aku bukan yang diidamkan dalam sebuah kriteria, aku bukan yang sempurna dalam sebuah pesona, dan aku bukan yang ideal dalam sebuah idealisme. Tapi aku tidak ingin menjadi kesalahan terbesarmu.

Maaf.... aku hanya bisa menjadi aku yang sederhana dan berharap bagaiman aku begitulah kamu.
Maaf.... aku sangat berharap sebuah maaf dari semua kesalahan yang ada.
Maaf.... Jika nanti terjadi lagi.
Maaf.... kupinta disetiap hari, bulan, dan tahun hijriyah.
Maaf.... Minal aidin falidzin mohon maaf lahir dan batin.

Maaf.....Duhai Bidadari Surgaku Wanty Ekajayanti.

0 comments: